Seumur Hidup Yang Ku Nanti
Malam itu menunjukkan pukul sepuluh malam, Rani tergeletak dikamar mandi dengan keadaan lemah tak berdaya.
Suami yang sedang bekerja pun tidak tau keadaan sebenarnya yang menimpa istrinya yaitu Rani.
Semenjak hamil muda, Rani berada di kediaman orangtuanya, sebab selama kehamilan mudanya Rani sering mengalami flek.
Suami yang bekerja sebagai karyawan kantor tidak bisa menjaga Rani tiap harinya karna tuntutan kerja, Suami Rani berencana menitipkan istrinya di rumah orang tua Rani untuk menjaganya.
Namun betapa kagetnya Vino ketika ditelepon orangtua Rani.
"Halo assalamualaikum nak, maaf bapak menganggu kerjamu, namun bapak juga tidak bisa diam saja."
Antara gelisah dan tak sanggup untuk berkata.
"Walaikumsalam, ya pak tidak papa, ada kabar apa pak sampe malam-malam bapak telepon saya, tumben,"
Jawab Vino.
"Anu, Rani nak, istrimu sekarang dirumah sakit Merah Putih."
Suara Pak Slamet nampak gelisah.
"Saya kesana pak!"
Jawab Vino tanpa mengucap salam lalu mematikan ponsel.
Satu jam perjalanan Vino sampe di rumah sakit, tanpa berkata Vino langsung masuk ruang di mana Rani terbaring lemah dengan jarum infus yang tertancap di punggung tangannya.
Vino mengelus dahi Rani lalu mengecupnya.
Rani yang sadar dengan keberadaan suaminya itu hanya tersenyum tipis sambil meneteskan air mata.
"Tidak papa sayang, belum rejeki, nanti Allah gantikan lagi dengan yang lebih baik,"
Ucap Vino yang sudah tau maksud dari kata perawat yang sedang membenarkan infus.
"Persiapan kuret dilakukan besok pukul sembilan ya Pak, mohon didampingi istrinya!"
Ucap perawat saat Vino masuk ruangan istrinya tadi.
"Iya sus, terima kasih,"
Vino tersenyum tipis memandang istrinya.
Hatinya pun jujur tetap merasakan kecewa saat penantian delapan bulan menikah.
Sedangkan Rani masih dengan isak tangisnya yang semakin menjadi, nafasnya terputus-putus menahan sesak, rasanya begitu kehilangan karna sadar suaminya sedang menantikan kehadiran sang buah hati.
Tapi apa daya semua rencana yang kita susun hanya Allah lah yang menentukan.
Vino yang merasa tak tega dengan istrinya menggenggam erat tangannya lalu mengusap air matanya yang tak kunjung berhenti.
"Sayang, Mas temani kamu, Mas keluar sebentar buat nyuruh bapak dan ibu pulang dulu, mereka sudah tua, biarlah istirahat dulu dirumah."
Sambil mengelus dahi Rani.
Sedang Rani hanya menganggukkan kepalanya, dibarengi Vino yang beranjak dari tempat duduknya.
Ibunya Rani yang dari tadi belum menyadari kehadiran menantunya, masih berada di lorong rumah sakit karena sedang berada di toilet.
"Bapak maaf, ibu dimana pak? dari tadi saya belum lihat ibu,"
Ucap Vino saat menemui Pak Slamet
"Ibumu sedang di toilet nak, tadi katanya kebelet, mungkin sebentar lagi dia kembali," Jawab Pak Slamet.
"Nak, sudah dari tadi kah?"
Suara Ibu Mona dari kejauhan, sambil berlari kecil mendekati Pak Slamet dan Vino menantunya.
"Mungkin sepuluh menitan Bu." Vino lalu berjabat tangan dengan Ibu Mona.
"Bapak, buk maaf bukannya apa, tapi saya rasa bapak sama ibu bisa pulang sekarang! biar Rani saya yang jaga, bapak sama ibu istirahat dulu dirumah! besok kalau mau kembali jenguk Rani silahkan,"
Ucap Vino mengutarakan maksudnya.
"Lalu bagaimana dengan kerjamu? bahkan kamu sulit untuk dapat ijin libur."
Pak Slamet mengatupkan kedua alisnya.
"Saya tetap usahakan minta ijin libur sampe Rani bisa pulang pak, bapak sama ibu pulang saja! besok Rani menjalani kuret jam sembilan pagi, bapak sama ibu bisa kembali kesini di jam besuk saja!"
Ucap Vino dengan maksud baik supaya sang mertua tidak kecapekan.
"Nak, jaga anak ibu ya nak! selama kehamilannya dia sudah kesusahan menahan rasa sakit tiap harinya."
Isak tangis Bu Mona yang tak bisa dibendung lagi, sembari Pak slamet mengandeng tangan ibu Mona.
"Insyaallah buk, saya pasti akan jaga anak bapak dan ibu."
Senyum tumpul Vino terpancar.
Pak Slamet dan Bu Mona pulang, tentunya masih dengan perasaan sedih dan gelisah.
Vino melangkah kembali memasuki kamar Rani, tapi tak di dapati sang istri di tempat tidurnya.
Vino yang kaget dengan tidak adanya keberadaan istrinya itu, bergegas mencari.
Tempat yang langsung Vino tuju adalah kamar mandi, dia menemukan istrinya sedang mengunci di kamar mandi dengan suara isaknya.
Rani yang menangis membuat Vino bergegas menggedor-gedor pintu kamar mandi.
"Door....dooor...dooor!"
"Sayang tolong buka pintunya, ayo keluar!"
Vino di buat cemas oleh Rani.
Tidak ada jawaban, hanya tangis yg semakin terisak dengan rasa sakit yang bisa di rasakan Vino.
"Sayang, kita lewati bersama, bukalah pintunya!"
Rayu Vino dengan mata yg berlinang, namun ditepisnya karna tidak mau terlihat lemah dihadapan istrinya.
"Kleeeek!
Pintu terbuka, dengan wajah yang tak bisa dideskripsikan Rani keluar dengan menyangga alat infusnya, lalu diambil alih sama Vino untuk membantunya.
"Kita istirahat, besok kamu akan menjalani kuretase untuk pemulihan kamu sayang, setelahnya sore kita bisa pulang." Vino mencoba menasehati Rani.
Beberapa menit kemudian Rani terlelap, Vino mencoba menghubungi kepala kantor untuk minta ijin libur.
"Halo assalamualaikum Pak, maaf untuk hari ini dan 2 hari kedepan saya ijin libur Pak, istri saya sedang dirawat dirumah sakit, untuk kerjaan saya usahakan selesai malam ini."
Ucap Vino saat alih-alih meminta ijin.
"Walaikumsalam, maaf pak Vino deadline kerja malam ini sampe jam satu pak, harap selesaikan tepat waktu! dan saya akan kasih anda ijin libur."
Ucap Pak Dion dengan tegas.
"Baik pak terima kasih, saya usahakan selesai malam ini."
Sambil menutup telepon Vino bergegas membuka laptop dan menyelesaikan pekerjaannya.
Vino yang bekerja sebagai desain struktur proyek selalu dituntut harus selesai sesuai deadline,karena perusahan yang dia tempati cukup besar dan tentunya harus disiplin waktu.
Sambil mengerjakan pekerjaannya, Vino tak lepas pandangannya terhadap istrinya Rani
Dia sesekali melamun tanpa berpaling dari pandanganya itu, sesekali meneteskan air mata, namun lagi-lagi selalu di tepis.
Vino orang yang sangat cekatan dalam berkerja, dia orang yang bertanggung jawab terhadap apapun yang sedang dia pegang.
Waktu menunjukan pukul dua belas malam, Vino masih berkutat dengan laptopnya.
Beberapa menit kemudian Vino menyelesaikannya dengan sempurna.
"Alhamdulillah."
Vino menyelesaikan kerjaannya lalu menutup laptopnya.
Vino berlalu dari tempat duduknya menuju kamar mandi, dia berencana mau mandi namun ia lupa tak bawa baju ganti, dengan singkat dia cuci muka dan mendekati istrinya yang sudah terbangun.
Tanpa kata dan tanya Vino duduk disamping Rani yang di balas dengan menarik Tangan Rani dengan lembut.
Tanpa kata mereka hanya saling pandang seolah menguatkan satu sama lain.
Malam yang berganti siang.
"Selamat Pagi Pak Buk!"
Seorang perawat masuk dengan sebuah kursi roda.
"Selamat pagi Sus."
Jawab Vino sedangkan Rani menjawab hanya dengan sebuah senyuman.
Mata Rani yang bengkak menunjukkan betapa kehilangannya dia terhadap sang buah hati yang bahkan belum genap empat bulan.
Semangatnya di patahkan dengan adanya peristiwa keguguran itu.
"Maaf buk, kita keruang kuret dulu ya buk?! mari saya bantu."
Perawat bergegas membangunkan Rani dari ranjangnya.
Perawat mendorong kursi roda keluar dari ruang kamar Rani, yang tentunya diikuti Vino sang suami.
Didalam perjalanan menuju ruang kuret, Vino sangat gelisah, antara takut dan was-was.
Berbeda dengan Rani yang sudah pasrah, dia diam dan tetap membisu di perjalanan menuju ruang kuret.
Sesampainya di ruang kuret, Vino tidak di izinkan masuk ruangan.
Vino menunggu dengan gelisah, bahkan sampe gemetar.
Lupa dirinya belum makan semalam, tapi apa?! ia makan pun tak bisa tertelan.
Suami mana yang bisa makan dengan kondisi istri yang sedang sakit? dan ditambah mental yang sedang tidak baik-baik saja.
1 jam berlalu, pasca kuretase sudah selesai.
Lalu Rani kembali ke ruangan bangsal nya, tentunya di situ sudah ada Pak Slamet dan Bu Mona serta mertua Rani, Bapak dari Vino yaitu Pak Hadi.
Berbeda dengan yang lain ibu mertua Rani Bu Anis tak terlihat, sebab Rani pun juga tau maksud tidak kedatangannya ibu mertua itu.
Kehamilan Ibu Anis yang sudah memasuki 8 bln tidak memungkinkan harus jauh-jauh ke rumah sakit sekalipun menantunya yang di rawat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
safea
halo kaak, sebelumnya salam kenal yaa. maaf sebelumnya aku mau kasih masukan ke kakaknya, selesai tanda tanya atau tanda seru itu tidak perlu ditambahin titik atau koma lagi ya. cerita kamu sudah bagus sekali, semangat terus ya menulisnya kaak!
2024-11-18
1
Xearineee
Aku mampir kak, semangat terus yaaa/Determined//Determined/
Mampir juga di novel ku ya kak/Rose/
2024-11-02
1
Jihan Hwang
hai kak aku mampir..
mampir juga dikarya aku ya jika berkenan/Smile//Pray/
2024-11-18
1