Jodoh Pasti Bertemu

Seperti yang dikatakan Maura tadi setelah pulang kerja, Alya dan Maura pun pergi ke restoran Delima yaitu salah satu restoran termahal di Bandung.

Alya dan Maura masuk kedalam restoran tersebut, namun mereka tidak datang bersama. Dimana, Maura yang masuk terlebih dahulu lalu duduk di salah satu meja dan tak lama setelah itu Alya masuk dan mencari keberadaan pria yang akan ia temui.

Alya dengan mudah mencari meja tempat pria itu duduk karena Tante Lidya yang sudah memberitahu pada Alya nomor mejanya.

"Assalamualaikum," salam Alya, bukannya menjawab salam dari Alya, pria itu justru hanya mengangguk dan mempersilahkan Alya untuk duduk.

"Silahkan duduk," ucap pria itu.

Alya pun duduk di depan pria itu, "Saya sudah pesankan makanan, silahkan dinikmati," ucap pria itu.

Alya melihat makanan yang sudah tersaji lalu memakan beberapa suap hingga pria itu bersuara, "Nama saya Tommy, umur saya 48 tahun dan saya adalah pengusaha. Saya membutuhkan seorang istri dan anak karena umur saya yang akan menginjak 50 tahun, bagaimanapun saya harus mempunyai keturunan untuk bisnis saya, bagaimana, kamu mau?" tanya Tommy.

"Maaf sebelumnya, apa anda selalu salat wajib tepat waktu dan apa anda bisa membaca Al-Qur'an?" tanya Alya.

"Apa itu persyaratanmu?" tanya Tommy.

"Iya," jawab Alya.

"Baik, kalau begitu saya akan mempelajarinya," ucap Tommy.

"Mempelajarinya? maksudnya? apa anda tidak pernah salat?" tanya Alya.

"Saya ini tidak punya agama, saya tidak percaya Tuhan," ucap Tommy santai.

Sedangkan, Alya yang mendengar penuturan Tommy terkejut bukan main, bagaimana bisa Tante Lidya mengenalkan Alya pada pria seperti Tommy.

"Astaghfirullah, bagaimana bisa anda tidak punya agama dan tidak percaya pada Tuhan, anda harus segera bertaubat dan meminta ampunan dari Allah," ucap Alya.

"Buat apa? lihat saya, saya tudak punya agama dan tidak percaya Tuhan, tapi hidup saya tenang-tenang saja, harta saya berlimpah, saya tidak kekurangan apapun, saya bisa membeli apa yang saya mau bahkan kebahagian sekalipun. Tuhan itu hanya omong kosong, kamu lihat orang-orang miskin yang kesusahan dalam hidup mereka, mereka semua percaya pada Tuhan, tapi hidup mereka sengsara, hidup itu bukan percaya pada Tuhan, tapi percaya pada diri sendiri. Kalaupun Tuhan tidak menyukai saya karena saya tidak percaya pada Tuhan, lalu untuk apa saya diberikan harta berlimpah," ucap Tommy.

"Astaghfirullah, anda sadar dengan apa yang anda katakan? semua yang anda dapatkan saat ini hanyalah kesenangan sesaat, mungkin memang benar Allah memberikan anda harta di dunia, tapi harta itu tidak mendapatkan ridho dari Allah. Bahkan di akhirat kelak, anda tidak akan mendapatkan harta apapun karena yang anda dapatkan hanya dosa yang menumpuk bak gunung bertumpuk-tumpuk. Dalam islam, contoh yang paling masyhur adalah Qarun, dia adalah orang paling kaya pada masa kerasulan Nabi Musa, karena kekufuran dan kesombongannya, Allah mengazab Qarun dengan membenamkan dia beserta seluruh harta bendanya ke dalam bumi, kelak di akhirat dia mendapat siksa yang lebih berat," ucap Alya.

"Saya kesini untuk mencari istri bukan untuk diceramahi, jadi bagaimana? kalau mau saya akan belajar salat dan membaca Al-Qur'an, tapi saya tidak akan percaya Tuhanmu," ucap Tommy.

"Tidak perlu, saya tidak mencari pria yang tidak bisa membimbing saya menuju jalan Allah, saya permisi, assalamualaikum," pamit Alya lalu pergi meninggalkan Tommy.

Maura yang sejak tadi mendengar pembicaraan Alya dan Tommy pun kesal, Maura yang agamanya bukan islam pun merasa marah, ia menghampiri Tommy lalu menyiramkan air pada wajah Tommy.

"Umur anda itu udah mau 50 tahun, harusnya anda mulai mendekatkan diri pada Tuhan, siapa tau setelah ini anda mati," ucap Maura lalu pergi.

Alya yang melihat Maura pun tersenyum, "Gimana keren kan gue?" tanya Maura.

"Keren banget," jawab Alya.

"Gila, selama gue hidup gue gak pernah lihat ada orang yang gak punya agama dan sekarang gue lihat secara langsung, udah tua juga bukannya taubat malah menjadi-jadi," ucap Maura dan Alya tersenyum mendengarnya.

"Oh ya, Al. Soal Tante lo gimana? dia pasti marah sama lo," ucap Maura.

"Ya mau gimana lagi, aku gak punya alasan," ucap Alya.

"Gimana kalau lo tinggal di rumah gue aja," ucap Maura.

"Makasih ya Maura, aku gak mau ngerepotin kamu. Lagipula, aku juga gak mau kabur dari masalahku, mau seberat apapun, aku harus menghadapinya dan menyelesaikannya," ucap Alya.

"Semangat Alya, kalau lo butuh bantuan. Gue siap membantu," ucap Maura.

"Makasih ya Maura," ucap Alya dan diangguki Maura.

Alya pun sampai dirumahnya, sebelum masuk kedalam rumah, Alya menenangkan dirinya dulu sebelum kena amukan Tante Lidya, dirasa ia mulai tenang, Alya pun memberanikan diri masik kedalam rumah. Namun, baru saja Alya masuk dan sudah beberapa langkah, Tante Lidya datang dan mengamuk pada Alya.

"Kamu ini ya, sudah buat Tante malu, udah untung ada yang mau sama kamu bahkan Tommy langsung mau ajak kamu nikah loh, tapi kamu malah nolak pakai ceramah segala sama Tommy, udah sih terima aja Tommy. Nanti setelah nikah, baru kamu perbaiki dia gitu loh, ka gan langsung nolak sekarang, gak pinter banget jadi cewek," ucap Tante Lidya.

"Tante, dia itu gak lunya agama, bagaimana bisa Alya memilih dia menjadi pasangan Alya, Alya gak mau Tante. Setua apapun Alya, Alya tetap akan mencati pria yang paham agama, Alya gak mau senang di dunia, tapi sengsara di akhirat," ucap Alya dan berharap Tante Lidya mengerti, namun sayang harapannya tidak terjadi.

"Untuk diakhirat nanti aja yang penting sekarang ini, Tommy itu pengusaha sukses, kamu mau apa, dia bakal kasih kok," ucap Tante Lidya.

"Astaghfirullah, Tante. Maaf, Alya gak bisa, Alya gak masalah kalau harus menjadi perawan tua asalkan Alya tidak salah jalur dan menjauh dari Allah, Alya sangat menyayangkan sikap Tante, demi uang Tante menggadaikan agama," ucap Alya lalu pergi meninggalkan Tante Lidya.

Di dalam kamar sederhananya, Alya menangis dalam diam. Sejujurnya, Alya begitu lelah dengan semua ini, Alya ingin berteriak sekeras mungkin meluapkan segala marahnya pada keluarganya, namun Alya tidak punya keberanian itu.

"Ya, Allah. Capek banget ya hidup dalam tekanan manusia, apa salahnya belum nikah diumur 32 tahun? apa perempuan yang belum menikah itu dianggap aib? siapa juga yang mau seperti ini, walaupun aku bukan manusia yang sempurna tapi aku berharap mendapatkan suami yang bisa menuntun kedalam kebenaran," gumam Alya.

Ketika ia tengah meratapi kesedihannya, tiba-tiba ponselnya berdering dan terlihat nama Umi Fatimah pada layar ponselnya. Alya tidak ingin percaya, namun ini nyata dan Alya tidak tau harus bagaimana.

.

.

.

Bersambung.....