TRANSMIGRASI ALENA
Seorang gadis cantik berseragam SMA dengan nama tag 'Alena' sedang bergelayut manja di lengan pria tampan datar dan dingin. mereka sekarang sedang berada di kantin sekolah 'MANGGALA HIGHT SCHOOL"
" Tala sayang, Ale mau makan itu suapin ya ya!" Wajah cantik dengan puppy eyes mengemaskan membuat para penghuni kantin menelan ludah. Mereka sudah tau tabiat cowok yang di panggil Tala, tapi mereka juga kagum dengan Alena yang dari dulu sangat berani dekat dengan cowok tersebut.
"makan sendiri!!" jawabnya dengan suara datar sambil menggeser tangan Alena agar menjauh darinya.
Gentala Wiliam Manggala, pesona tuan muda yang dingin dan tak tersentuh terpancar dari dirinya. Aura menakutkan bagi siapa saja yang melihatnya kecuali Alena.
"nggak mau, Ale mau di suapin ya ya ya" Alena kembali membujuk membuat wiliam geram.
Brakkk
Wiliam menggebrak meja kantin, dia berdiri dan pergi meninggalkan Alena, tapi tak lama kemudian gadis itu berlari menyusuli langkah panjangnya.
Alena menghentikan langkahnya saat melihat seorang gadis dengan malu malu memberi Wiliam bunga dan cokelat. wajah geram dan penuh amarah Alena tunjukan menandai gadis tersebut. Wiliam berlalu, dia membuang cokelat dan bunga tadi ke tong sampah. Langkah lebar tapi menenangkan itu kini menuju rooftop. Alena tidak lagi mengikuti Wiliam, dia mendekati gadis tadi dan membaca nama tagnya.
"Sella!" Ujar Alena dengan tatapan sinis membuat gadis bernama Sella itu ketakutan.Bukan hal tabu lagi di sekolah ini bahwa Alena akan selalu membully siapapun yang berani memberi sesuatu pada Gentalanya.
"Maaf kak Alena, aku tidak bermaksud, a-aku ha-hanya mau me-menyampaikan bahwa aku menyukai kak Wiliam sedari dulu ju-juga" Saking takutnya, Sela menjawab dengan kalimat tergagap
"hmm kau menyukainya?" pertanyaan yang mengandung banyak arti. Alena menatap sinis.
" i-ya aku menyukainya,, apa kau mau memberikannya padaku?" dengan sedikit berani Sella menyampaikan itu.
"nyalimu cukup bagus, kau bisa mendapatinya tapi__" kalimat Alena terjeda, dia memandang sella dengan raut tak terbaca. Di lihatnya sella dari bawah sampai atas, dalam hati Alena seolah berkata bahwa wanita di depannya tidak ada apa di banding dirinya.
"tapi apa?" tanya Sella lagi, hilang sudah ketakutannya untuk sementara
"kau ikut denganku!!" Alena melangkah dengan cepat dan di ikuti oleh Sella menuju halaman belakang. kembali wajah sella sudah pucat pasi, pasalnya dia sangat tahu tempat keramat di halaman belakang sekolah. Alena selalu membully para siswi yang dengan berani mendekati Gentalanya.
"kak Ale, ma maafkan a aku" ujar Sella lirih dengan wajah pucat penuh ketakutan.
"kamu kenapa??" wajah cantik sok polos Alena malah berkesan lebih menakutkan.
"kamu menyukainya kan?? aku tidak melarangmu atau siapapun menyukainya, tapi satu hal yang salah dari sikapmu tadi,, kau benar benar punya nyali memberinya cokelat, hmm!" Seringai tipis dari wajah cantik Alena nampak, dia berjalan mendekat sementara Sella kini mundur ke belakang sampai tubuhnya mepet di tembok.
"ja-jangan kak Alena!! tolong hentikan.." Sella gelagapan, Alena menarik rambut sella yang tergerai indah.
"aku tidak suka ada yang berani,, selamanya dia akan menjadi milikku, tidak ada yang boleh memilikinya selain aku" bukan lagi rahasia umum bahwa Alena tidak akan segan melukai siapapun jika itu tentang Gentala wiliam, hanya dia satu satunya wanita yang berani menempeli wiliam walau sering di acuhkan. Entah cinta atau obsesi yang jelas Alena sudah mengejar wiliam dari kecil. Gadis cantik itu melakukan berbagai cara agar selalu berada di dekat wiliam padahal sejatinya wiliam tidak pernah menganggap kehadirannya.
Alena menjambak rambut Sella, wajah gadis malang itu sudah di penuhi bengkak akibat tamparan keras yang Alena berikan.Setelah puas dan melihat Sella lemas, Alena tanpa rasa bersalah pergi menuju rooftop dengan wajah merah padam masih di kuasai emosi.
.
.
Wajah Alena berubah menjadi berseri setelah sampai di rooftop, mata cantik itu memandang penuh puja pada sosok Gentala Wiliam Manggala yang tengah berdiri membelakanginya. Kehadiran Alena disana seolah angin lalu bagi pria cool dan tenang itu.
"Tala sayang,," Suara manja Alena masuk begitu saja dalam telinga Wiliam membuat pria itu muak. Setiap hari laki laki yang pada dasarnya kejam dan dingin harus menghadapi tingkah gila Alena yang di luar batas. Dengan berani Alena memeluk Wiliam dari belakang, tapi dengan kasar Wiliam melepaskan pelukan itu tanpa mengalihkan pandangannya.
"kapan?" Suara dingin dan sangat jantan itu terdengar.
"kapan apa?? kapan kita jadiannya?? hari ini juga boleh!!" Dengan tingkat kepercayaan diri yang sangat tinggi Alena menjawab pertanyaan ambigu dari Wiliam.
"kapan kau berhenti menyakiti mereka?" Wiliam memperjelas pertanyaannya tapi masih di bilang umum.
"aku akan berbuat seperti itu jika mereka berani merebutmu dariku" jawab Alena masih dengan tangan melingkari perut Wiliam dari belakang.
"sampai kapan pun aku tidak akan pernah mau bersama gadis sepertimu!!!" Suara tenang namun dengan tegas dia selalu menolak Alena setiap harinya.
"Tala sayang,, kamu bisa menolaknya sekarang, tapi aku tidak akan pernah menyerah mengejarmu bahkan sampai mati pun" Alena yang keras kepala tidak pernah merasa putus asa meskipun sudah berkali kali Wiliam menolaknya dengan cara kasar.
"kau menyakiti mereka sialan!!!" Wiliam tidak melihat ke arahnya sama sekali. tidak salah lagi, Wiliam kerap kali menyaksikan tindakan kekerasan Alena di halaman belakang. Tadi saat Alena menyiksa Sella, Wiliam melihatnya dari rooftop.
"aku tidak peduli,, aku bahkan bisa membunuh mereka jika masih nekat mendekatimu" kepala batu, julukan yang pantas untuk gadis mungil tapi bar bar ini. dia gadis yang tidak punya urat malu, sudah sering di maki dan di kasari sedari dulu oleh Wiliam tapi dia mana peduli. Kesenangannya adalah menganggu ketenangan wiliam dan melecehkan pria tampan itu.
"menyerah lah, Sampai kapan aku tidak akan pernah menganggapmu ada,, kau camkan itu!!!!" Wiliam melepaskan pelukan Alena dengan kasar lalu melangkah keluar dengan tegap dan tegas.
"hatimu sangat keras,, entah kenapa aku bisa tergila gila pada pria modelan kayak kamu sayang.." lirih Alena masih memandangi punggung tegap Gentalanya yang sudah mulai hilang dari pandangannya.
dretttt
dretttt
dretttt
ponsel Alena berdering, mendapati telpon dari sahabatnya.
"Ale kamu dimana?" tanya orang itu dari seberang sana.
"rooftop, kenapa?"
"aku kesana sekarang!" sambungan telpon putus, Alena menghela napas menunggu sahabat pecicilannya. tak berselang lama datanglah pria yang juga tampan menghampiri Alena dengan senyum menjahili.
"kasian disini sendirian,," Vallerio Drakosta, Sahabat satu satunya yang Alena punya di sekolah ini.Alena tidak bersahabat dengan perempuan karena baginya banyak yang munafik.
"ada apa?" Alena tidak menggubris nada mengejek dari Vellerio, dia fokus bertanya alasan pria itu menemuinya sekarang karena bisa saja mereka bertemu di kelas selanjutnya.
"bentar malam ikut balapan liar ya,," Bujuk Vallerio dengan nada memelas, mencoba merayu Alena.
"No, aku sedang tidak mood!" Jawab gadis itu dengan datar. Alena selalu datar dan dingin jika berbicara dengan orang lain, aura mengintimidasi dari gadis ini sangat pekat, tapi jika sedang bersama Gentalanya, semua itu akan hilang berganti dengan mode manja dan bar bar.
"ayolah Ale, please bantu bestie mu yang tampan dari segala penjuru bumi ini,, ya ya ya" dengan nada membujuk halus Vallerio masih kekeuh memaksa.
"taruhannya fantastis, kalau kau menang lagi kita akan bagi dua, gimana? bantu akulah bestie,, uang saku sahabatmu sudah menipis"
"Enggak mau dan enggak peduli titik,, semoga cepat jadi gelandang!!" dengan Sadis gadis cantik itu berujar, jawaban yang sangat tidak di inginkan oleh Vallerio.
" Gentala akan datang!" suara yang cukup keras, membuat mata penuh binar Alena layangkan pada Vallerio.
"Serius?" Dengan sorot tajam Alena bertanya butuh kejelasan, sementara Vallerio menelan ludah dengan susah payah. Bagaimana bisa dia membawa Wiliam ke tempat balapan sementara pria tersebut selama ini auranya sangat kejam dan dingin. Satu satunya orang yang berani mendekati pria keturunan Manggala itu hanya Alena.
"aku akan berusaha,, Gentalamu pasti datang" jawab Vallerio yakin walau dia terus merapal doa dalam hatinya.
"kalau dia tidak datang, aku tidak akan ikut dalam balapan" final Alena, kemudian pergi dari rooftop menuju kelas dimana sang incaran berada.
___
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
@Intan.PS_Army🐨💜
tar si Alena berhenti mencintai mu kapok
2024-11-07
1
karyaku
hi kak transmigrasi menjadi istri mafia jangan lupa mampir y kk
2024-10-31
0
Khun Tee
akhirnya Nemu yg transmigrasi lagi 😋 semoga bagus ya Thor 🤗
2024-11-12
0