NovelToon NovelToon
Diary Aluna

Diary Aluna

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Phatel

Aluna adalah gadis yang tumbuh di keluarga sederhana. Kesehariannya kerap kali diwarnai dengan cemoohan dan makian dari keluarganya sendiri.

Bagaimana ia menghabiskan hari-harinya yang penuh air mata?

Semuanya ia luapkan dalam Diary yang ia simpan baik-baik dalam lemari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phatel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mesum Sejak Bocil

Jika dilihat dari usianya yang masih sembilan tahun, tidak seharusnya Aluna melakukan hal yang tidak pantas ini. Lagi-lagi kini Aluna tengah dibuai kenikmatan yang sama sekali tidak ia mengerti kenapa bisa terjadi. Ia pun merasa gundah mengapa tiba-tiba saja ia bisa melakukan hal seperti ini. Jika saja keluarganya tau bahwa sudah hampir seminggu ini Aluna rutin melakukan Masturbasi, mungkin ia akan dimarahi dan dipukul habis-habisan.

Gadis polos itu sama sekali tidak menyadari apa yang telah ia lakukan disebut 'masturbasi'. Meskipun dalam lubuk hatinya ia sadar bahwa yang ia lakukan bukanlah hal yang benar, namun tetap saja ia tak dapat menahan gejolak yang ada dalam dirinya karena memang ia kini sudah benar-benar ketagihan. Bahkan gadis itu dapat melakukannya sampai lebih dari sebelas kali jika ada kesempatan.

Seperti yang saat ini ia lakukan. Merasa bahwa guling bisa saja ketahuan, maka gadis itu mengganti media untuknya bermasturbasi dengan kain panjang yang biasa ia jadikan selimut. Sungguh kegiatan ini kini menjadi candu bagi diri Aluna. Seolah hal ini wajib ia lakukan setiap hari. Dan ia akan merasa ada yang kurang jika sampai melewatkannya walau hanya satu hari-pun.

"Ekhem. Lagi apa kamu?" nek Siti tiba-tiba sudah ada di dalam kamar dan mendapati Aluna yang berbaring menyamping seraya menggoyangkan pinggul dengan kain panjang yang diapit di selangkangannya. Gadis itu tersentak kaget dan buru-buru menghempas kain panjang tersebut.

"Ah nenek! Aku kaget tau." Aluna mengganti posisinya menjadi telentang, lalu menggoyangkan pergelangan kakinya membuat seluruh tubuhnya ikut bergoyang. Hal itu merupakan kebiasaan keluarganya. Menggoyangkan kaki agar kantuk datang dan kemudian bisa tertidur. Bahkan kebiasaan itu dilakukan oleh hampir seluruh orang di keluarga Aluna.

"Kenapa akhir-akhir ini kamu hobi banget rebahan di kamar terus?" selidik nek Siti. "Nanti kamu dimarahi lagi loh kalau diliat sama tante kamu." lanjutnya. Aluna merasa sedikit dongkol pada sang nenek. Bukannya memanjakan cucunya seperti biasanya. Kini malah nek Siti ikut-ikutan memerintahkan Aluna untuk mengerjakan berbagai pekerjaan rumah seperti yang biasa tante Nur lakukan. Dan sekarang, nek Siti bahkan seolah keberatan melihat Aluna yang hanya sekedar menghabiskan waktu santainya di dalam kamar.

Karena kehadiran sang nenek, Aluna terpaksa menghentikan aktifitas menyenangkannya sore ini. Dengan langkah berat Aluna keluar dari dalam kamar untuk melaksanakan tugas apa saja yang bisa ia kerjakan. Demi tetap menjaga agar ia tidak diomeli lagi hari ini.

***

Plak

Sebuah tamparan keras mengenai pipi mulus Amel. Gadis itu memegangi pipinya yang memerah akibat bekas tamparan om Nurman yang kini tengah memelototinya dengan dada yang naik turun akibat menahan emosi.

Semua orang berlarian menghampiri kedua org yang tengah bersitegang tersebut.

"Apa-apaan kamu, Nurman? Kenapa kamu tampar cucu ibu?" berang nek Siti meraih Amel ke dalam dekapannya. Gadis remaja itu masih memegangi pipinya yang memanas.

"Cucu ibu ini boncengan sama laki-laki tanpa sepengetahuan kita. Mau jadi apa dia? Dasar murahan!" Nurman mengumpat Amel habis-habis membuat gadis remaja itu tersulut amarahnya.

"Jaga ya omongan om. Dia itu Rio, pacarnya Anisa. Aku cuma mau nemenin dia beli kado buat Anisa." terang Amel, suaranya tinggi namun bergetar.

"Ngapain kamu boncengan segala sama dia? Kan kamu bisa boncengan sama teman cewek kamu aja, Mel." tante Nur turut menegur Amel. Gadis itu merasa dipojokkan. Seolah dirinya melakukan hal yang tak pantas.

"Aku kan cuma mau bantuin Rio aja, tante. Dia minta tolong sama aku buat nemenin." Amel mencoba membela dirinya. Ia merasa frustasi jika sampai tantenya turut memarahi. Ia tidak ingin jika kedekatannya dengan sang tante merenggang gara-gara hal ini.

"Halah, memang dasar kamunya saja yang keganjenan. Mau-maunya dibonceng sama sembarang laki-laki." om Nurman masih mencak-mencak. Laki-laki yang kini telah berusia empat puluh dua tahun itu sama sekali tidak ingin mendengar apapun penjelasan dari keponakan kandung istrinya tersebut.

Nurman sebenarnya merasa sangat terbebani dalam segi finansial sejak ibu mertua dan dua orang keponakan istrinya menumpang hidup di rumahnya. Gajinya bekerja sebagai seorang honorer di kantor Bupati sama sekali tidak dapat menutupi belanja bulanan untuk keluarga kecilnya yang terdiri dari dirinya, istrinya, dan sepasang putra putrinya. Sekarang malah ditambah ia harus turut menanggung tiga orang lagi, dan Nurman benar-benar merasa sangat stress saat ini.

Untuk lauk makan saja, Nurman membatasi lauk untuk keponakan dan mertuanya. Mereka hanya diizinkan makan lauk di waktu makan siang saja. Sedangkan untuk sarapan dan makan malam, ketiga wanita tersebut ia berikan makan hanya dengan garam atau minyak jelantah saja. Nurman seakan lupa, bahwa nek Siti seringkali membeli ikan dan ayam untuk lauk mereka hampir selama sebulan ini. Jiwa pelit Nurman seolah menutup rapat mata hatinya, hingga dirinya selalu merasa bahwa uangnya lah yang selalu dipakai untuk belanja bahan dapur guna mengganjal perutnya dan keluarga setiap harinya.

"Pergi kamu dari rumah ini. Sana kamu pulang ke rumah ibumu. Masih punya orang tua, kan?" Nurman menunjuk arah pintu dengan telunjuk kirinya. Mengisyaratkan untuk Amel agar segera meninggalkan rumahnya. Amel sempat tersentak karena ia tak menyangka om Nurman akan mengusirnya karena ini.

"Oke! Aku juga gak sudi tinggal di sini lagi." gadis itu melangkahkan kakinya ke dalam kamar dan mulai mengemasi pakaiannya.

Melihat sang menantu tanpa beban mengusir cucunya, nek Siti merasa geram, "Apa maksud kamu mengusir cucu saya? Kamu usir Amel, sama saja kamu juga mengusir ibu." tutur nek Siti. Wanita lansia itu memegangi dadanya yang terasa nyeri.

"Bagus kalau ibu sadar. Memang ibu salah, tidak becus mengajarkan agama sama cucu ibu. Makanya tuh anak besarnya jadi gatel." ujar om Nurman dingin. Dalam hati pria itu bersorak, ternyata begitu mudah menyingkirkan mereka dari rumahnya.

"Mas, kok kamu ngomong kasar sama ibu?" tante Nur memegang bahu suaminya. Mencoba menenangkan sang suami agar tak semakin emosi.

"Kenapa? Kamu keberatan? Mau membantah saya? Mau durhaka kamu sama suami sendiri?" cecar om Nurman membuat tante Nur terdiam.

Yah, wanita itu hanya menerima saja jika suaminya memarahi maupun memaki dirinya. Ia terlalu takut untuk melawan. Ia takut jika ia melawan, maka suaminya yang tampan akan meninggalkannya dan akan pergi ke dalam pelukan wanita lain. Tante Nur yang sadar akan wajahnya yang biasa-biasa saja, dengan gigi atas yang tonggos, perut yang bergelambir, ia juga hanya seorang ibu rumah tangga yang tidak punya penghasilan. Terlebih keuangan juga suaminya yang mengatur. Jadi bisa dikatakan, tante Nur bagaikan peliharaan yang wajib patuh dan menuruti segala ucapan dan perintah sang majikan, karena kalau tidak, maka ia harus siap-siap untuk dicampakkan ke jalanan.

"Kenapa diam? Gak mau bela ibu kamu lagi?" om Nurman seolah memancing istrinya untuk membantahnya, agar ia juga dapat turut mengusir sang istri yang menurutnya juga hanya parasit yang menggerogoti hidupnya. Mungkin di dalam hati, om Nurman benar-benar berniat ingin mencapakkan istrinya ke jalanan, seperti apa yang istrinya takutkan.

¤¤¤

Bersambung...

1
Mutiara 123
kok papa amel gak hadir harusnya kn jdi wali , lebih di bikin seru papa aluna marah gitu liat anaknya di gituin,,,
Mutiara 123
hla sdh 2 thn kemudian kok si aluna masih ttp kls 5 sd ya thoor,,
DiPhatel: iya kah? Waduhh, makasih ya kak. nnti coba saya revisi lgi
total 1 replies
🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️
baju baru alhamdulillah.. tuk dipakai di hari raya.. 🎶🎶
DiPhatel: fufufufu. Jarang" ini Aluna dpat baju baru loh
total 1 replies
🌸𝗢𝗹𝗶𝘃𝗶𝗮 🍾⃝ ͩSᷞʜͧᴇᷡᴀ🌸
𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐥𝐨𝐡 😭 𝐦𝐚𝐬𝐚 𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐠𝐢𝐧𝐢
DiPhatel: makasih ka udh mampir
total 1 replies
☠️⃝⃟𝑽𝑨𝙊𝙚૨αɳ𝙜𝕻𝖓𝖉𝓐𝔂⃝❥
aku mampir
DiPhatel: makasih kaaa
total 1 replies
Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻
hallo aris
DiPhatel: Hai kak
total 1 replies
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓 Ig@Fanie_liem09
pocipan mampir ..
yu slg follow
nanti aku akan masukan kalian ke gc Cmb ya...
yu slg belajar mksh
DiPhatel: makasih kakak
total 1 replies
Shame
tetap semangat thor /Heart/
DiPhatel: Makasih kakaaa
total 1 replies
Shame
tetap semangat thor /Heart/
🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️
rapi.. not bad lah
DiPhatel: Makasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!