Aira gadis cantik nan manis namun sayang dengan sifat dinginnya, yang berjuang hidup seorang diri di ibu kota, setelah di usir oleh keluarganya dan bertemu dengan Brian ceo dingin yang tak tersentuh apakah akan tumbuh cinta di antara mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
"Siapa gadis ini?" ucap Wiliam dalam hati, sambil memandang Aira, sedikit ngeri ngeri sedap, "Kenapa wajah cantik ini lebih mengerikan dari pada si kutup utara itu?!" sambungnya, hanya berani bicara dalam hati,
"Waduh,ternyata gadis cantik ini lebih mengerikan dari loe boss!" ucap Arya dalam hati, membandingkan Aira dengan Brian.
Deg....
Jantung Brian berdetak lebih cepat saat melihat Aira, "Siapa kau gadis cantik, kenapa kau ada di dekat adikku?" monolog Brian melihat wajah cantik Aira yang mengeluarkan Aura dingin itu, seperti ingin memangsa musuh,
Sang momy, melihat tiga pria tampan itu memandang Aira dalam diam, pasti mereka penasaran, dan bingung,
Tak kalah jauh, Papi Tama pun ikut melihat Aira, dengan pikiran bingung dan rasa penasaran yang besar,
"Ah... Iya kalian pasti bingung siapa dia bukan ?" ucap sang Momy, dan di anggukin oleh ke empat orang itu,
"Sayang? kenalin, Momy Aleta memegang tangan Aira pelan, dia Wiliam abang kandung Aleta, di sebelahnya Brian abang sepupu Aleta, ini Arya asisten Brian dan sudah kami anggap anak sendiri, dan yang ini Papi Tama, Orang tua Brian, kaka dari Dedy Alfa, ucap Momy mengenalkan Aira pada Orang orang yang baru datang itu,
Aira berjalan ke arah Papi Tama, mengambil tangan Papi tama sambil menyalamin dengan takzim, Papi Tama tersentak kaget di perlakukan seperti itu sama Aira, dia sama kagetnya seperti keluarganya tadi,
"Aira Om" sambil memperkenalkan diri,
Papi tama langsung tersadar dari lamunannya,
"Ah- Iya saya Tama, Papinya Brian!" dan di anggukin oleh Aira,
"Kamu panggi saya apa tadi?!" ucap Papi Tama, dengan muka sedikit di tekuk
"Om?!" balas Aira singkat,
"Ncek...Trus kamu manggil mereka siapa, menunjuk kakek Surya, Dedy Alfa, Momy Sinta, kak Jasmin,
"Kakek, Dedy, Momy sama kaka" jawab Aira singkat dan padat,
kakek Surya sudah tersenyum penuh arti, dia tau anak sulungnya itu tak akan mau kalah saing, dan kakek tama juga tau, Papi Tama menyukai Aira,
"Ah... Kau sungguh pilih kasih, mereka kau panggil, Kakek, Dedy, Momy, Kaka, sementara aku kau panggil Om, sungguh kau terlalu!" rajuk Papi Tama, yang tak mau kalah saing,
Aira hanya bisa garuk garuk kepala yang tak gatal, bingung dengan kelakuan pria tua itu,
"Trus aku harus panggil apa!?" jawab Aira mengalah,
"Kau juga harus panggil aku P A P I !?" mengeja kata Papi, "ngerti!" lanjut Papi Tama,
"Baik lah, Pa-pi!" gagap Aira,
"Coba ulangi, aku tak mendengarnya!" ucap sang Papi,
"Papi!" ucap Aira dengan wajah bersemu merah, hilang sudah wajah dingin tadi,
"Aaahhhh... Kau sungguh menggemaskan!" Papi Tama menarik Aira, ke dalam pelukannya, "Papi menyayangimu?!" ucap Papi Tama yang sudah tertarik pas melihat Aira dari pertama kali,
Orang yang ada di dalam ruangan itu, langsung melongo, melihat reaksi Papi Tama ke Aira, yang baru pertama kali bertemu,
Dia tak pernah seperti itu selain sama Jasmin dan Aleta, bahkan pada ponakannya dari adik perumpuannya Papi Tama sedikit acuh, lah sama Aira sikapnya sangat jauh berbeda,
"Apa Papi berniat membunuhku?" ucap Aira,
tiba tiba,
"Mana ada begitu!" ucap Papi Tama sedikit kesal, tapi masih memeluk Aira dengan erat,
"Klau tidak, tolong lepaskan pelukan Papi, Aku tak bisa bernafas?!" ucap Aira,
Papi Tama langsung melepaskan pelukannya pada Aira, "Ahh... Maafkan Papi nak?!" ucap Papi Tama merasa bersalah,
Yang ada di sana terkekeh geli melihat tingkah Papi Tama,
Mereka malah sedikit lupa dengan ke adaan Aleta, gara gara kelakuan Papi Tama,
Mereka baru tersadar gara gara mendengar suara dari ranjang Aleta,
hadeeechhh
cman untuk krakternya kurag sip..di kata dingin tp ramah,
trus letak tnda baca juga msih slah2...
semangaatt thor..../Grin//Grin/