NovelToon NovelToon
Membalas Hinaan Dengan Kesuksesan

Membalas Hinaan Dengan Kesuksesan

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / CEO / Wanita Karir / Keluarga / Slice of Life / Menjadi Pengusaha
Popularitas:513.3k
Nilai: 4.7
Nama Author: Mbak Ainun

Widia Ningsih, gadis berusia 21 tahun itu kerap kali mendapatkan hinaan. Lontaran caci maki dari uanya sendiri yang bernama Henti, juga sepupunya Dela . Ia geram setiap kali mendapatkan perlakuan kasar dari mereka berdua . Apalagi jika sudah menyakiti hati orang tuanya. Widi pun bertekad kuat ingin bekerja keras untuk membahagiakan orang tuanya serta membeli mulut-mulut orang yang telah mencercanya selama ini. Widi, Ia tumbuh menjadi wanita karir yang sukses di usianya yang terbilang cukup muda. Sehingga orang-orang yang sebelumnya menatapnya hanya sebelah mata pun akan merasa malu karena perlakuan kasar mereka selama ini.

Penasaran dengan cerita nya yuk langsung aja kita baca....

Yuk ramaikan ....

Update setiap hari...

Selamat membaca....

Semoga suka dengan cerita nya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Ainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

"Maaf Mbak, apa Mbak Henti ada di rumah?" tanya Nia seraya menuju ke arah rumah Henti.

"Ada Bu, panggil saja orangnya di dalam."

"Baiklah Mbak, terima kasih. Maaf mengganggu waktunya," sahut Nia yang merasa tidak enak.

"Nggak apa-apa kok Bu, sama-sama."

Nia, Wendi dan Leon pun mengayunkan kakinya menuju rumah Henti yang tepat di sebelahnya.

Tok!

Tok!

Tok!

"Assalamualaikum," salam Nia memberanikan diri menggedor pintu rumah Henti.

Lama sudah mereka menunggu tidak ada jawaban, kurang lebih 5 baru terdengar suara jawaban dari dalam setelah beberapa kali Nia mengucapkan salam.

"Wa'alaikumsalam," terdengar langkah kaki Henti yang buru-buru keluar.

"Si-siapa?" ucapan Henti sedikit lemas begitu tahu siapa yang datang bertamu di rumahnya pagi hari, lidahnya pun keluh.

"Mbak Henti," panggil Nia dengan lembut, meskipun hatinya merasa sedikit takut dan gugup bertemu dengan Henti kembali setelah sekian lama.

"Ni-a! Ngapain kamu ke sini?" tanya Henti dengan terbata-bata.

"Apa kabar Mbak? Bisa bicara sebentar?"

"Nggak usah basa-basi Bu langsung saja, tu the point!" celetuk Wendi yang sudah muak melihat Henti.

"Wendi, Nia. Mbak minta maaf sama kalian berdua, aku menyesal sudah berbuat jahat sama kalian." isak Henti mengeluarkan air mata yang di anggap palsu oleh Wendi.

"Jangan pasang topeng kamu Mbak, aku sudah muak dengan perlakuan kamu selama ini. Dan sekarang dengan mudahnya kamu meminta maaf!" bentak Wendi yang sudah tidak kuat mengingat masa lalunya.

"Pak!"

"Keluarkan saja uneg-uneg Ibu selama ini, biar dia tahu betapa sakitnya kita dengan kejahatan dia dulu!"

Henti semakin menjadi mengeluarkan air matanya, reflek Nia memeluk erat kakaknya yang sedang bersedih. Ikatan batin saudara sangat kental, meskipun Henti sudah kejam dengannya. Nia membuang rasa egoisnya demi kedamaian dalam bersaudara, ia sangat yakin kakaknya meminta maaf dengan tulus dari hati.

"Gara-gara kamu, anak saya jadi bahan gosip semua orang!" bentak Wendi dengan emosi yang sangat tinggi, Henti langsung mendongakkan kepalanya. Ia tidak percaya dengan ucapan adik iparnya.

"Jangan asal menuduh anak saya!"

"Cih! Orang maling mana ada yang mau mengaku!"

.

.

.

Plak!

Plak!

Baru saja Dela pulang bekerja, mengucapkan salam ketika masuk ke dalam rumah. Henti langsung memberi hadiah sebuah tamparan pada Dela. Betapa terkejutnya Dela sebuah tamparan mendarat ke sebelah pipinya, seraya memegang pipinya yang memerah.

"Ada apa Mah? Kenapa langsung menampar aku, baru juga masuk?" tanya Dela yang meringis kesakitan.

"Apa kamu sudah gila, ha!" pekik Henti seperti orang kesurupan, ia mengepalkan kedua tangannya mencoba memukul Dela. Namun, hatinya masih melembut tidak ingin melukai anaknya lagi.

"Apa maksud Mamah, aku gak ngerti!" balas Dela dengan ucapan yang sedikit tinggi.

"Apa yang sudah kamu lakukan sehingga membuat Widi terus-terusan di kejar wartawan?" tanya Henti dengan mata melebar.

"Apa pedulinya Mamah sama Widi! Biasanya Mamah juga benci sama mereka," geram Dela secara tidak langsung Mamahnya berubah jadi peduli dengan keluarga Widi.

"Hei, apa kamu lupa!" Henti mendorong kepala Dela dengan jari telunjuknya.

"Mau kamu di bunuh sama Widi seperti psikopat, ha!" sambung Henti yang sudah kehabisan akal untuk membujuk anaknya.

"Psikopat ancaman Widi! Aku gak peduli, karna dia sudah merebut orang yang aku sukai!" berontak Dela bak kesurupan,

Henti pun bingung sejak kapan Widi merebut apa yang di sukai Dela.

"Memangnya Widi merebut apa dari kamu?" tanya Henti dengan nada yang melembut, ia juga ingin tahu apa masalahnya sehingga Dela berbuat nekat.

"Buat apa Mamah tanya, sedangkan pikiran Mamah hanya fokus pada Widi! Sejak kapan Mamah peduli sama mereka? Sampai-sampai Mamah rela menampar aku demi mereka." kesal Dela dengan Mamahnya.

Seketika Henti tersadar dengan ucapan Dela Ia terus meratapi tangannya yang sudah menampar anaknya, ia benar-benar sangat menyesal.

"Maafkan Mamah, nak." isak Henti yang ingin memeluk Dela. Namun Dela menghindar dari Mamahnya, dan berlalu masuk ke dalam kamar.

Brak!

.

.

.

Keesokan harinya ....

Widi yang hendak berangkat bekerja tiba-tiba saja Ibunya memanggil dari dalam.

"Widi!" Widi pun menoleh ke belakang terlihat Ibunya sedikit berlari.

"Ada apa Bu?" tanya Widi menatap heran.

"Ini, bekal kamu ketinggalan," ucap Nia menyerahkan kotak bekal Widi.

"Ibu, boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Widi menutup Ibunya yang sedang gugup.

"Boleh sayang, kamu mau nanya apa?" balas Nia yang berusaha bersifat seperti biasa, terlihat Wendi berjalan menuju mereka.

"Apa Ibu dan bapak kemarin ke rumah ua Henti?" tanya Widi dengan tatapan berharap Ibunya menjawab dengan jujur.

"Tahu dari mana kamu?" sambung Wendi yang baru tiba berdiri di samping istrinya.

"Widi minta maaf karna gak bilang sama bapak dan Ibu terlebih dahulu, rumah lama Widi kontrakkan sama orang lain. Dari pada rumah itu hancur karena lama tidak di huni," sahut Widi merasa bersalah pada orang tuanya.

"Nggak apa-apa, bapak malah senang lihatnya," balas Wendi dengan sumringah, begitu juga dengan Nia.

"Tapi apa bapak dan Ibu mampir ke rumah ua Henti?" tanyanya lagi dengan tatapan yang penasaran.

"Sudah-sudah, nanti kamu terlambat ke kantornya."

"Iya, ini sudah jam 8 kurang. Buruan gih, gak enak kalo terlambat," seru Nia mendorong Widi hingga masuk ke dalam mobil.

Sesampainya di mobil, Widi masih termenung seperti ada yang disembunyikan oleh kedua orang tuanya.

"Sedang memikirkan apa, non?" tanya sopir pribadinya Dani.

Widi tertegun begitu Dani menanyakan padanya.

"Saya merasa Ibu dan bapak seperti menyembunyikan sesuatu," balas Widi yang tampak lesu.

"Jangan suudzon dulu non, barangkali Ibu dan bapak nona tidak ingin merepotkan anaknya lagi."

"Maksud bapak apa?" tanya Widi yang sedang di landa kebingungan.

"Ya, mungkin ada masalah yang tidak seharusnya nona Widi ketahui." ada benarnya juga ucapan Dani. Widi menganggukkan kepalanya.

Sesampainya di halaman kantor, Widi langsung masuk ke dalam dan menggunakan tombol absen dirinya. Widi bergegas masuk ke dalam ruangan kerja, ia penasaran apakah hari ini ada info penting.

Klek!

"Selamat pagi Bu Widi," sapa Dina dengan hormat begitu bosnya datang.

"Pagi Dina. Bagaimana kabarmu hari ini?" tanya Widi basa-basi.

"Insya Allah hari ini baik bu."

"Bagaimana, apa ada info penting pagi ini?" tanya Widi meletakkan tas mewahnya di atas meja dan duduk di kursi empuk.

"Nanti ada rapat dengan Pak Cakra, Bu."

"Jam berapa?"

"Sekitar jam 11 nanti Bu," Widi memijit pelipisnya mengingat masalah yang tak kunjung usai.

"Apa kamu sudah mendapatkan info tentang foto itu?" tanya Widi dengan mata terpejam yang sedang menikmati pijitannya sendiri.

"Belum Bu, masih di usahakan mencarinya."

"Kalo bisa selesaikan hari ini juga, aku pusing! Masalah tak kunjung usai." Widi mendengus kesal.

"Apa Ibu mau sesuatu, biar sedikit rileks." tawar Dina pada Widi.

"Boleh, pesankan saya cappucino sedikit gula." lirih Widi menyenderkan tubuhnya di kursi.

"Baik Bu." Dina langsung berlalu keluar dari ruangan Widi.

Huft!

"Apalagi ini ya Allah, kapan coba selesainya masalah yang engkau berikan pada aku. Tapi nggak apa-apa semoga aku kuat menghadapinya, bantu aku menyelesaikannya ya Allah," gumam Widi.

1
Nor Azlin
si Nia ini terlalu bagik banget deh orang udah terang2angan mempunyai niat enggak baik masih aja di ledanin aja ...jadi orang iru biar jangan mengandalkan kesabaran aja deh sekali2 itu dibalas aha omongan yang tidak bermutu itu deh ...sampai bila kalian harus bersabar kayak gitu hinan deni hinaan yang kalian dapat mujur kalian berdua suami isteri tidak tinggal di warung bubur sumsum itu deh kalau tidak bukan hanya warung yang terbakar berangkali kalian berdua mati di bakar api deh ...jadi manusia itu berpikiran lebih kedepan lagi janfan asik kena tindas aja kayak kalian ini mengemis pada mereka aja deh ....cukup sudah dari si widi iru masih kecil sampai widi udah menikah & kaya raya pun masih aja kalian kena tindas jangan demi menjaga nama baik & tali persudaraan membuat kalian madih menunduk kepala ...buat apa menhaga tali persaudaraan lagi denfan mereka ini enggak ada guna nya lho datang minta maaf katanya namun masih aja mulut pedas bagai cabe rawit aja ...semoga selepas ini tidak ada lagi penindasan yang keluarga mu dspat yah Nia wendi nya ..lanjutkan thor
Nor Azlin
sekaya apa di kamu & keluarga mu itu yah paling2 cuman cukup pakai cukup makan aja deh segitu nya masih belagu deh dasar orang kurang waras deh kalian ini yah ...bisa2 nya menghina orang miskin yah apa kalian udah benar ni kaya nya kayak apa yah ck ck ck ck dasar orang enggak waras ni ...semoga kalian nikmat aja keombongan kalian sementara keluarha widi sukses berniaga kalian masih ditempat yang sama menghina orang tampa melihat seperti apa kehidupan yang mereka jalani yah dasar orang iri ...lanjutkan thor
Nor Azlin
Kecewa
Nor Azlin
sangat bagus ceritanya aku suka penuh dengan pengajaran hidup yang ada di dunia nyata...author sangat pintar & bijak sana kerana udah menggabungkan kisah masyarakat yang ada di dunia nyata pada kenyatan nya memang ada pembully & juga wanita malam begitu juga tetangga yang julid ...semoga sukses selalu thor
Nor Azlin
Buruk
Nor Azlin
pebasaran juga ni bukan nya si Dela dipecat yah apa aku yang keliru disini yah heemmm...lanjutkan thor
Nor Azlin
betul tu nasih aja mengingatkan akan tali persaudaraan ibu nya itu deh ...terlalu lembut menghadspi manusia seperti mereka yang rugi kamu sama keluarga mu ...ingat nama baik keluarga mu itu udah di fitnah merata2 di sosmad deh yang buruk nama kedua orang tua mu juga kamu sendiri ...memaafkan orang biarlah setimpal dengan kelakuan nya tapi ini udah menyangkuti maruah diri mu sama orang tua mu lho ...semoga kedepan nya bisa lebih tegas baik Nia windi atau widi sendiri biar orang lain tidak mengambil kesempatan terhadap kalian lagi ...lanjutkan thor
Nor Azlin
jangan kasih ampun ni orang udah lama mereka ini brrmain kotor deh ...saudara tidak saudara kerana kelakuan ini terlalu merugikan kamu sama keluarga mu & nama baik kalian semua yang menjadi buruk ...penjarakan aja biar kapok ni kerana udah mencemari nama baik keluarga mu lho...banyak sekali kamu & keluarga mu memaafkan kesalahan yang mereka perbuatkan pada keluarga mu kali ini jangan ada impati atau simpati & jangan berbelas kad8han kerana dia bude mu sekaligus kakak ibu mu kerana tidak ada keluarga yang memfitnah keluarga nya sendiri kalau mereka baik hati anggap aja mereka orang luar deh ...lalau ibu mu berbaik hati terhadsp nya jadi kamu jangan sesekali mengasihani nya kerana makin dibiarkan makin menjadi2 deh ...lanjutkan thor
Nor Azlin
tetangga kayak mereka seram banget kalau ada dekat2 rumah aku yah pada kepo semuanya bukan hanya itu tapi mereka juga ada ketua grupi nya sendiri deh ....dengan cepat aja berita yang dibawakan tersebar kemana2 yah...kenapa juga tidak ada yang benaran yah di persekitar tempat mereka tingggal yah...membahaskan tentang agama enggak papa lagi ini membincangkan tentang kehidupan orang lain lagi ...apa kehidupan mereka udah berkecukupan atau banyak uwang gitu yah fenhan seenak jidat mereka bergosip tentang orang lain tetangga kayak gini ni harus di jauhi agar kehidupan kita lebih aman tenteram yah ck ck ck bukan nya mendalamkan ilmu agama malah bergosip yang enggak benar tentang kehidupan orang lain ...lanjutkan thor
Lhya Amryhen Rahma Nurul
Luar biasa
Ahsin
dsr tolol gak ada pintar2nya pemeran wanita
Ahsin
bkin emosi bacanya pemeran wanita bego SDH direndahkn kok masih santai
Rea Ana
diluar Nurul
Luluk Maslahah
cerita nya GK jelas
Anonymous
keren
Heny
Penjara menanti mrk jng di beri ampun
Heny
Untuk x ini thor tdk ada kata maaf untuk orang yg berbuat jht hrs di hukum biar mrk gk semena2.
Heny
Kwkwkwkw
Heny
Jadi orang jng jahat nasib seseorang gk ada yg tau
Heny
Ternyata ada lg sepupu nya widi jauhi mrk widi ntar jd benalu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!