Karena tidak ingin menyakiti hati sang mama, Garren terpaksa menikahi gadis pilihan mamanya.
Namun baru 24 jam setelah menikah Garren mengajukan perceraian pada istrinya.
Tapi perceraian mereka ada sedikit kendala dan baru bisa diproses 30 hari kedepan.
Bagaimanakah kisahnya? Apakah mereka akan jadi bercerai atau malah sebaliknya?
Penasaran? Baca yuk! Mungkin bisa menghibur.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode tiga tiga.
Garren masuk dengan membawa sarapan dan minuman untuk pereda pegal. Septy yang malas bangun pun hanya menoleh ke arah pintu.
Garren tersenyum, namun Septy malah mencebikkan bibirnya. Ia geram melihat Garren yang seperti tenaga kuda.
"Sayang, sarapan dulu ya, nanti baru minum ini," ucap Garren.
Septy mencoba bangkit, namun Garren segera membantunya. Garren mengangkat tubuh Septy ke sofa.
"Ini semua gara-gara kamu Mas, aku jadi tidak berdaya seperti ini," omel Septy kepada Garren.
Namun Garren malah nyengir. "Tapi kamu suka, kan. Buktinya kamu juga mende*ah kuat."
Septy mati kutu, lalu memakan roti bakar yang sudah di olesi selai. "Mas sudah sarapan?"
Garren menggeleng, kemudian Septy menyuapkan makanan kedalam mulut Garren. Keduanya pun sarapan saling suap-suapan.
"Badan ku capek Mas, pegal-pegal."
"Minum obat ini, nanti juga akan sembuh dengan sendirinya."
Septy pun menurut saja, ia meneguk habis minuman yang dibuat khusus oleh Garren. Kemudian Septy kembali ke tempat tidur.
Pokoknya hari ini ia ingin istirahat total. Setelah semalam tidak tentu tidur karena gangguan nyamuk.
Garren juga ingin istirahat, jujur ia juga capek. Tapi tenaganya masih tetap kuat meskipun sudah bekerja keras semalam.
Tidak seperti Septy yang seperti kehabisan tenaga. Ia benar-benar tepar ditempat tidur dan malas melakukan apa-apa.
"Mas tidak ke kantor?"
"Aku ingin istirahat sayang, aku juga lelah karena kamu sangat ganas."
"Jangan membalikkan fakta, Mas. Aku begini karena kamu."
"Tidak apa-apa sayang, semoga cepat hadir disini," ucap Garren mengelus perut Septy.
Septy tersenyum, ia membayangkan memiliki bayi kembar yang imut. "Pasti repot, tapi pasti juga menyenangkan," batinnya.
Kemudian Septy pun kembali tertidur, karena jujur saja ia masih sangat mengantuk. Ia hanya dapat tidur beberapa jam saja.
...****************...
Disisi lain ...
Diva, Lita dan Marissa sedang mengurus untuk acara resepsi pernikahan Garren dan Septy nantinya.
Rencananya akan dilaksanakan pada bulan depan. Lita sudah meminta Carlos untuk menyelidiki Septy. Meskipun dirinya juga bisa.
Namun setelah usianya meningkat, Lita menjadi malas untuk urusan seperti itu, ia hanya memerintahkan yang lebih muda.
Dan baru mereka ketahui jika Septy berasal dari panti yang tidak mereka ketahui sebelumnya.
Lita akan membuat kejutan untuk Septy nantinya. Dengan mengundang ibu panti dan anak-anak panti tempat Septy tinggal dulu.
"Gaun tetap urusan Viora, dan soal makanan biar aku saja," kata Aleta.
"Tapi di hotel itu ada juga restorannya," kata Diva.
"Tidak apa-apa Oma, akan lebih baik banyak makanan. Biar para tamu undangan tidak kekurangan nantinya," ujar Aleta.
"Mana baiknya saja deh, yang penting acaranya sesuai dengan yang dijadwalkan." Marissa menyela.
"Nyonya, makan siang sudah siap," ucap pelayan. Mereka lupa untuk masak, sehingga pelayan lah yang memasak.
"Oh iya Bik, panggil mereka untuk makan," pinta Diva.
Aleta segera membantu Oma nya untuk bangkit. Karena akhir-akhir ini Diva merasa kurang enak badan.
Beruntung Lina selalu merawatnya, bahkan Cahaya juga selalu datang memeriksa keadaan Diva.
"Aku sudah terlalu tua," ucap Diva sambil terkekeh.
Kemudian Darmendra mengambil alih untuk memegangi Diva dan Aleta pun menyingkir.
"Seharusnya kamu istirahat sayang, aku tidak ingin kamu semakin parah nantinya."
"Tidak apa-apa hubby, aku hanya kurang enak badan saja. Tidak perlu terlalu cemas."
Saat mereka sedang berkumpul di meja makan, datang lagi yang lain menjenguk mommy mereka.
Si kembar tujuh bersama istrinya. Kemudian Lina dan Randy, juga Lica dan Abigail. Diva merasa senang melihat kunjungan mereka.
Meskipun sudah sering, namun dalam keadaan dirinya yang kurang sehat, terasa berbeda bagi Diva.
"Bagaimana keadaan Mommy?" tanya Ram. Padahal baru kemarin ia juga berkunjung.
"Sudah lebih baik, oya, kebetulan waktunya makan," jawab Diva.
"Nyonya, sepertinya masakan tidak cukup," kata pelayan.
"Tidak apa-apa Bik, biar kami masak," ujar Aisyah.
Dengan dibantu yang lain, akhirnya acara memasaknya tidak terlalu lama. Jadi mereka bisa makan bersama.
Setelah selesai makan, mereka kembali berkumpul di ruang keluarga. Cahaya meminta sang mommy untuk istirahat dan dia akan memeriksa kembali.
"Bagaimana sayang?" tanya Ram.
"Alhamdulillah honey, sudah lebih baik dari kemarin," jawab Cahaya.
Cahaya pun memberikan obat kepada Diva, dan tidak berapa lama Diva pun tertidur. Sebenarnya Diva masih ingin kumpul bersama anak-anaknya.
Namun Cahaya memintanya untuk beristirahat lebih dulu. Karena mereka juga tidak akan kemana-mana.
"Bagaimana dengan rencana acara itu nanti?" tanya Lica.
"Mommy kalian bersikeras untuk mengurusnya. Daddy khawatir dengan keadaannya. Meskipun sudah terlihat baik-baik saja," jawab Darmendra.
"Masih lama, kan? Semoga mommy akan segera sembuh." Abigail menimpali.
"Ya, tapi mommy kalian sudah tua, tapi Daddy heran, jika menyangkut pernikahan, mommy kalian yang paling antusias. Tidak ingat umur."
Mereka semua tidak bisa berkata apa-apa. Memang mommy mereka itu keras kepala jika menyangkut masalah ini. seolah jiwa mudanya bangkit kembali.
Beberapa jam kemudian, Diva pun terbangun. Dilihatnya anak-anak dan suaminya ada berkumpul di dekatnya.
"Mommy pikir kalian sudah pulang," kata Diva.
"Belum Mom, kami akan menginap," kata Cahaya.
Diva tersenyum, kemudian ia mencoba untuk bangun. Darmendra segera menolongnya dan membenarkan posisinya hingga terduduk.
Aisyah membawa segelas air putih untuk sang mommy. Kemudian Diva pun meminumnya hingga habis.
Lica menarik tangan Cahaya sedikit menjauh. Ia ingin menanyakan keadaan sang mommy. Meskipun ia sudah mendengar jika mommy nya baik-baik saja.
"Kak, bagaimana keadaan mommy? Aku masih belum yakin dengan kesehatan jika beliau baik-baik saja."
"Mommy tidak apa-apa, hanya faktor usia dan mudah lelah. Tapi mommy masih ingin beraktivitas seperti biasa, itu sebabnya mommy gampang sakit."
Lica pun merasa lega mendengarnya. Ia awalnya khawatir jika mommy nya akan sakit keras.
"Hubby, bawa aku keluar," kata Diva.
"Disini saja sayang, biar kamu bisa istirahat dan bisa sembuh dengan cepat."
Diva pun menghela nafas, ia merasa dirinya sudah baik-baik saja, namun anak, menantu dan suaminya melayani nya seolah dirinya sedang sakit keras.
Akhirnya Diva pun pasrah karena ia juga ingin secepatnya sehat kembali seperti semula. Merekapun keluar, karena sang mommy ingin beristirahat.
Terdengar suara mengucapkan salam dari luar pintu. Ternyata Arsy dan Arsa yang baru pulang dari sekolah.
Ia melihat begitu ramai Opa dan Oma datang, seketika pikiran mengarah ke Oma buyutnya. Saat Arsy dan Arsa ingin ke kamar Diva, Aleta segera mencegahnya.
"Sayang, Oma buyut ingin istirahat. Kalian mandi dulu setelah itu makan. Kalian belum makan, kan?" tanya Aleta.
Keduanya mengangguk. Kemudian pamit ke kamar untuk mandi terlebih dahulu.
semngat thor..
itu sih yg aq tau dari ceramah nya UAS