valerie agtha colla yang harus mengulang hidupnya karena sebuah kesalahan dimasa lalu. penyesalan yang ia kira hanya untuk sementara nyatanya membuatnya terpuruk, hingga tuhan memberinya kesempatan untuk merubah jalan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilan sastia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 07
******
"mmm,, aku mau minta izin" ucap valerie setelah sekian lama ia diam.
"hm?" kaget axcel karena selama mengenal gadis itu jangankan untuk meminta izin berbicara saja dengannya karena terpaksa.
"aku memiliki janji temu dengan kelvin sore nanti" ucap valerie sesekali ia melirik wajah lelaki itu.
"lalu?" tanya axcel seolah tak perduli namun, jauh di lubuk hatinya sangatlah kesal. Ia sungguh kesal dengan gadis didepannya itu. Bagaiamana bisa seorang istri meminta izin kepada suaminya untuk bertemu dengan lelaki lain.
"temani aku" mendengar ucapan valerie axcel menolehkan wajahnya ke arah wanita itu.
"aku sibuk" ketus axcel mengalihkan pandangannya dari dari gadis itu kesembarang arah. Ia sungguh kesal dengan jalan pikiran valerie saat ini. Ia sungguh tak menghargai keberadaan suaminya dan itu membuat hati axcel diliputi rasa kesal.
"ayolah, axcel temani aku yah. Please" ucap valerie menangkupkan kedua tangannya diatas dada.
"kali ini saja" jawab axcel.
"baiklah" senyum valerie mengembang dengan sempurna.
******
"dimana?" tanya axcel yang sedang menyetir.
"dikafe mentari" jawab valerie ia menoleh melihat wajah lelaki itu yang terlihat datar dan dingin. Hati valerie semakin tak menentu jantungnya sedari tadi sudah berulah.
"ada apa?" tanya axcel karena valerie terus saja memperhatikan wajah lelaki itu. Tanpa menoleh pun ia tahu jika sedari tadi tatapan valerie tidak pernah lepas darinya.
"kamu tampan" jawab valerie spontan dan masih terus menatap wajah tampan axcel tanpa kedip.
Citttttt....
Axcel menginjak rem secara mendadak untung saja jalan yang mereka lewati terlihat lenggang oleh pengendara lain.
"hah. Ada apa axcel?" tanya valerie ia kaget dan langsung tersadar ia pun melihat kekiri dan kanan luar mobil.
"hanya kucing lewat" jawab axcel ia pun kembali melajukan mobilnya membela jalanan.
"kucing?" gumam valerie. Mendengar gumam valerie sudut bibir axcel sedikit menyunggingkan senyuman tipis.
"ayok turun" ajak valerie setelah mereka sampai didepan cafe.
"aku ikut?" tanya axcel sembari membuka seatbeltnya.
"ngapain coba aku ngajakin kalau hanya untuk nongkrong dimari?" jawab valerie ketus Lalu ia keluar dari mobil axcel.
"maaf lama menunggu" ucap valerie begitu ia sampai menarik kursi dimeja yang telah kelvin tempati.
"gak masalah sayang, aku juga baru sampai" sahut kelvin tersenyum manis kearah gadis itu. Namun, kening kelvin mengerut kala melihat seorang lelaki yang mengekori valerie dan ikut duduk disamping gadis itu.
Telinga valerie terasa gatal saat mendengar kata sayang yang keluar dari mulut kelvin. Jika dulu ia akan berbunga - bunga jika mendengar kata yang satu itu namun, tidak untuk sekarang panggilan itu terasa menggelikan ditelinganya saat ini. Gadis itu melirik kearah axcel ia ingin tahu reaksi lelaki itu namun, sayang yang ia dapatkan hanyalah ekspresi datar dan terasa lebih dingin lagi.
"siapa dia?" tanya kelvin menunjuk axcel.
"dia axcel su....
"pesanannya sudah sampai tuan" ucapan valerie terpotong saat pelayan kafe datang membawa nampan berisi 2 gelas coklat dingin beserta desert mini 2.
"maaf aku gak tahu jika kamu membawa teman dalam kencan kita" ucap kelvin merasa bersalah sembari melirik kearah axcel dengan menekan kata kencan. Jujur saja saat melihat valerie datang bersama seorang lelaki hati kelvin sedikit terusik.
"dia bukan temanku" jawab valerie membuat rahang axcel seketika mengeras.
"lalu mengapa kamu membawanya?" tanya kelvin lagi ia bingung dengan valerie. Siapa lelaki itu sebenarnya jika bukan teman mengapa datang bersama valerie.
"dia suamiku" ucap valerie.
Hening mereka tak bereaksi apa pun valerie melirik kedua lelaki didepannya tersebut.
"jangan bercanda valerie" ucap kelvin yang masih tenang, ia berpikir keras apakah hari ini adalah hari ulang tahunnya? mungkin saja karena wanita didepannya sedang memberikan prank kan?. Tapi semakin kelvin mengingat semuanya gagal karena hari ini bukanlah hari ulang tahunnya. Jadi jawaban yang tepat untuk valerie saat ini adalah wanita itu sedang melantur pikirnya.
Jantung axcel berdenyut kencang kala mendengar pengakuan valerie didepan kekasihnya itu. Ia bukan orang bodoh sebelum menikahi valerei ia sudah terlebih dahulu menyelidiki semua tentang gadis itu.
"aku tidak sedang bercanda, kelvin. Inilah kenyataannya" sahut valerie mengangkat tangannya dan disana sudah melingkar manis cincin pernikahan dijari manisnya. Kelvin melihat itu dan melirik jari axcel disana terdapat cincin yang sama karena lelaki itu sedang menautkan kedua tangannya sambil bersandar disandaran kursi kafe. Dapat terlihat jelas bagaimana cincin itu melingkar dengan baik disana.
'sejak kapan dia mengenakkannya?' batin axcel ia tahu bagaiman gadis itu menolak keberadaannya. Dan bagaimana bisa sekarang dengan entengnya mengakui kehadirannya tanpa angin dan hujan.
"cukup valerie" sentak kelvin rasa panas dihatinya mulai menjalar.
"maaf. Tolong dengarkan aku, kelvin." ucap valerie menatap serius wajah kelvin. Dulu wajah itu yang selalu membuatnya jungkir balik tak perduli badai menerjangnya ia tetap mempertahankan lelaki itu. Dan sekarang ia sadar sesadarnya, jika kelvin bukanlah orang yang pantas ia pertahankan.
"ada apa denganmu valerie? Aku pikir kamu mengajakku ketemuan untuk berkencan tak tahunya kamu malah mengarang cerita konyol seperti ini. Dan jika kamu pikir aku percaya? Gak sama sekali valerie, aku gak percaya!" ucap kelvin ia tak tahu apa yang sedang valerie pikirkan saat ini sehingga mengarang cerita konyol seperti itu.
"ini kenyataannya kelvin. Mau percaya atau tidak itu hak kamu. Namun, satu yang aku inginkan saat ini. Kita putus!!" ucap valerie membuat kedua lelaki didepannya kaget dan langsung menatap kearahnya.
"jangan terlalu jauh valerie!!" sentak kelvin menurutnya valerie sudah sangat keterlaluan.
"jangan membentakku!!" teriak valerie membuat beberapa pasang mata menatap kearah mereka namun dia tak perduli. Ia tak menerima jika ada seseorang yang membentaknya, kelvin kaget melihat reaksi valerie yang menurutnya sangat berubah jauh. Kaget? Jelaslah karena jika itu dulu mau sekeras apa pun kelvin membentaknya valerie selalu memakluminya. Dan jangan salah jika kelvin ngambek mau salah atau pun benar tetap valerie yang meminta maaf kepada lelaki itu.
kelvin melihat kesekelilingnya dan orang orang masih menatap kearah mereka membuatnya malu. Lelaki itu pun kembali menatap wajah valerie dengan tatapan yang sulit diartikan.
"terserah jika itu keinginanmu aku kabulkan. Tapi jangan datang mencariku lagi jika kamu menyesali keputusan konyolmu itu" ucap kelvin sebelum meninggalkan meja cafe dengan perasaan marahnya. Ia yakin jika wanita itu hanya sedang menarik ulur hatinya dan sebentar lagi wanita itu akan pergi mencarinya dan meminta maaf padanya.
"maaf" cicit valerie dengan pelan.
kening axcel mengerut ia menoleh melihat wajah valerie yang sedang merasa bersalah. Apakah wanita itu sedang menyesal karena telah memperlakukan kekasihnya secara kasar tadi.
"maaf, aku menempatkanmu diposisi seperti ini. Jika aku tahu orang tuaku akan menjodohkanku denganmu mungkin aku akan mencarimu dan mengajakmu pacaran terlebih dahulu" kekeh valerie ia tersenyum kecut mengingat dirinya dimasa lalu. Dan sekarang meski pun sudah terlambat namun, ia akan berusaha.