“ Tubuh mu di ranjang ku atau kepala mereka di tempatmu”
Darren Ludovic menginginkan renata, sang beautiful mafia, jauh sebelum kekuasaannya bermula.
Ia terikat ambisi, lelaki itu selalu mendapatkan semua yang ia inginkan, kecuali renata, mafia cantik dari klan Louise yang memiliki satu per tiga wilayah Dan Fransco.
Sesuatu tiba-tiba terjadi, renata terjebak. Darren mendapatkan kesempatan untuk menuntaskan hasrat panas yang terus menggerogoti nya dari dalam.
Ancaman itu terlalu berbahaya untuk renata. Ia terjebak dalam situasi yang benar-benar sulit.
Apakah renata memberikan apa yang Darren inginkan?
Haruskah ia menyerahkan dirinya untuk seseorang yang terkenal biadab?
Sungguh, lelaki tampan, dan memesona itu tak lagi mengincar kekuasaan, melainkan dirinya, tapi kenapa?
Cinta, kekuasaan, hasrat, yang manakah yang harus dipenuhi?
Ketika cinta hanya menghasilkan penderitaan.
Kekuasaan hanya bisa membutakan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yusnita hasibuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Open It For Me
“ Itu tidak ada hubungannya dengan mu!!! ” Lantang renata dengan menggeram. tak mau darren berbesar hati.
Lagi darren meruncingkan sudut bibirnya. semakin renata marah, entah kenapa ia merasa hal itu semakin besar.
Alis darren terangkat sebelah. “ Oh, ya? Sungguh? tapi ini terlalu bagus untuk orang yang tak mau tidur denganku. Katakan saja kau juga menginginkan ini. kau ingin membuatku kagum. ”
“ Erghhh! itu hanya ada dalam mimpimu, brengsek! ” renata masih mencoba menggerakkan tubuhnya melawan. Nafasnya terengah dan sesak karena beratnya tubuh darren.
“ Hahaha. ” darren makin tertawa dengan kemenangannya ini. rasanya seperti balas dendam. sedikit demi sedikit.
Ia kemudian mengangkat punggung nya, memberikan renata kesempatan untuk bernafas.
Darren tahu, sudah berapa sesaknya wanita itu dalam kungkungan nya. Dipertahankan beberapa menit lagi, renata bisa pingsan kekurangan oksigen.
“ Heh.. heh.. heh.. ” renata menghirup oksigen sebanyak-banyaknya, dan secepatnya pula.
“ Well...harus ku akui, aku benar-benar kewalahan menghadapi wanita agresif seperti mu dirimu, “ darren Menyungging, kemudian melangkah ke tengah renata. ia mengurung pinggang itu dengan kedua kakinya.
Lutut darren bertekuk di atas ranjang, berada mantap disisi kanan dan kiri tubuh renata.
Dengan cepat darren melepas ikat pinggang bergambar serigala nya, kemudian mengikat kedua tangan renata di belakang.
Bibirnya menutup kencang rapat saat mengikat tangan renata, ia berucap lagi kemudian, “ Aku penasaran, apa seagresif ini juga jika diranjang. ”
“ Eerrghhh! darren! lepas! ” renata makin putus asa saat tangannya diikat.
“ Ssshh, sshhh. ini tidak akan terjadi jika kau tidak melawan. kau sudah sepakat, renata. Dan lihat apa yang kau lakukan, kenapa kau selalu mencari masalah? hm? ” ia mengusap singkat wajah itu dengan tangannya.
Renata menjauh kan wajah sebisanya. Tak peduli jika lehernya sakit karena tersentak.
“ Tapi tak apa, ini sangat mengasyikkan. Berduel dengan mu langsung sungguh membangkitkan adrenalinku, juga gairah ku. ” tambah darren.
Renata sungguh bernafas resah. tak bisa menjawab lagi.
Darren tersenyum dan tetap memegang tengkuk Renata.ia membuat wanita itu tetap tiarap dibawahnya. “ Kau tahu..? aku sudah sangat tak sabar untuk duel kita yang selanjutnya. Erangan dan rintihanmu itu akan membuatku semakin bersemangat. Terima kasih telah memberikan pemanasan yang luar biasa. ”
“ Heeeeekhh! lepaskan aku! ”
“ No. ” Darren berucap dengan tegas. Seperti sedang mengajarkan seekor anjing galak. “ Aku tidak sebodoh itu, Renata. ” tambahnya lagi.
Ia kemudian mengulurkan tangan ke panty brokat yang terletak di samping renata itu. dengan sengaja pula ia menyentuh bagian yang biasanya membungkus celah ke inti tubuh wanita. Juga area gundukan kecil yang biasa nya tempat rangsangan terdahsyat.
Jari tengah Darren menekan ke sana, sementara telunjuknya sedikit ke bawah panty. ia dengan sengaja menekankan tangannya di sana, lalu mengusap dan menyentuh seakan bermain dengan kewanitaan renata, lewat pakaian tipis itu. memijat dia area sensitif yang membuat wanita manapun menggelegar.
Renata bernafas sesak melihatnya, ia tak mau melihat, tapi matanya malah terbuka terus.
Entah kenapa pula bagian dirinya malah berdenyut seperti sedang disentuh juga. oh, Renata! kendalikan dirimu! ia memekik didalam otaknya sendiri.
“ Oh, ini basah. ” Darren tersenyum meledek lagi. Ia malah menggoyang kan dia jarinya itu dengan lebih menekan lebih dalam. Busa ranjang bahkan juga membentuk pergi-perigi kecil.
Renata merasa putus asa. oh, bahkan Darren tak menyentuh dirinya secara langsung. namun, hal itu sudah membuat pikiran Renata teralihkan kesana.
Darren memang pandai menyerang mentalnya, sebab ia tahu bagaimana kuatnya fisik renata melawan.
Renata pun tidak ingin mengakui hal itu.namun, demikianlah yang terjadi.
Stimulus membasahi nya lewat pikiran dan semua yang diandalkan Darren sejak ia menginjak kan kaki disini.
Meski Renata terus ingin menyakinkan diri, bahwa yang membasahi panty itu adalah keringat. namun, ia juga tahu itu bukan. sialan!
Darren tersenyum lagi sebab Renata terdiam. “ Nafasmu berubah berat, kau sedang memikirkannya, Renata? apa kau menyukai nya, jika aku menyentuh mu seperti ini? kau pasti sudah sangat siap untukku. bahkan hanya dengan menunjukkan sedikit padamu, tentang apa yang akan aku lakukan nanti. ”
“ Cih, itu sama sekali tidak akan berpengaruh padaku,dasar bajingan! ”
“ Waah, kau menyangkal juga, kau bahkan terangsang hanya dengan aktivitas kita tadi? Heh! kau memang suka cara yang kasar rupanya? ”
Rahang Renata semakin mengencang. Tak bisa dibohongi sedari tadi pula rahim bawahnya terasa keram dan berdenyut. Ia merasakan sensasi yang luar biasa gara-gara Darren.
Lelaki itu kemudian mulai melucuti pakaian Renata yang lain. Ia menurunkan sisa resleting dibelakang punggung yang indah itu.
Sreeeekk!
Sengaja darren memperlambat tempo,memperdengarkan bunyi mengerikan itu pada Renata.
“ Oh, astaga. aku suka punggung mu, ” ungkapnya sambil memandangi area yang ia sebut itu dengan kagum.
Renata mengejang saat telapak tangan menyentuh kulit punggung telanjangnya. Telapak itu hangat dan lebar.
Rasanya darah Renata mengalir lebih cepat. membuat ia merinding. tersengat aliran listrik bertegangan tinggi disana.
Darren kemudian menyapukan tangannya ke bawah,mengusap turun, lalu naik lagi sampai ke kait bra dibelakang punggung itu.
Renata tak sadar, ia malah berdiam dan merasai sentuhan hangat itu. nafasnya menderu. Dan Darren kembali tersenyum iblis.
Mengingat ketidakberdayaan dan perjanjian mereka. Renata hanya bisa memejamkan mata rapat, saat Darren membuka kait dibelakang punggung nya dengan perlahan.
Tek!
Dirasakan Renata ikatan di dadanya itu longgar. ia hanya bisa mengeluarkan nafas berat.
Darren kembali merabai nya. mengusap dengan tangannya yang lebar dan terasa sedikit kasar di beberapa bagian tertentu. Mungkin akibat angkat beban atau latihan yang lain. namun, hal itu justru menambah sensasi yang berbeda.
“ Heeeeehh! ” Renata mendesah pelan.
“ Kau menikmatinya? tumben mulut manis mu hanya berdiam. ” Darren menaruh diam telapak yang semakin panas itu ke tengah-tengah punggung Renata. Betapa bergairah nya ia saat ini.
Renata membuka matanya lagi dan mendesah panjang. nafas-nafas yang keluar.
“ Dengar, bersikap tenanglah, dan aku akan mempertimbangkan untuk membuka ikatan tanganmu! ” ungkap Darren. “ Lagi pula, untuk apa kau membuang tenaga seperti tadi? kau akan tetap berakhir bersamaku diranjang ini, kau tahu aturan dan kesepakatan nya. kau tidak mau adik dan anak buah mu terluka, bukan? ”
Tangannya merayap, hingga mencengkeram rambut Renata.
“ Hhhkk!” Renata meringis. tarikan itu terasa sensual meski kasar.
Darren membuat ia mendongak, dan lagi-lagi ia menempelkan bibir pada telinga sang beautifull mafia.
Ia lalu mengadu dengan hidung, menciumi Renata dengan nafas dalam. Menghirupnya seperti heroin. Bercinta dengan wajahnya yang tampan disana.
Sembari aksi itu berlanjut, tangan kasar itu mulai menelusup ke pinggang Renata. Melingkari perut ramping itu.
Darren menggeram, kemudian memekik serak. “ Ekh! aku tidak tahan lagi! ”
Begitu cepat ia merangkul pinggang seperti karung, dan melemparkan tubuh Renata ke tengah ranjang.
“ Eerghhh! ” tubuh Renata berayun disana. Dan dia hanya bisa kembali menggeram.
Dengan sekali hentak. ia membalikkan tubuh langsing itu menghadap ke depan. Seperti sebuah papan yang enteng.
Dada Renata tersingkap. Darren meraih kain-kain yang tersisa dan membuangnya sembarang.
Ia meringis melihat wanita itu sudah begitu polos dibawah kuasa nya.
Tangan Renata masih terikat tak berdaya. ia pun langsung memalingkan wajah ke samping. Sungguh enggan melihat seringai mengejek Darren. Apalagi terpukau dengan wajahnya yang kurang ajar itu.
“ Heeeeehhh! kau indah sekali, Renata! ”
Rahang Renata mengetat. ia menekuk lututnya ke atas, mencoba posisi tak pasrah. dan melindungi area sensitif nya dari pandangan Darren. Mumpung tubuh besar lelaki itu, ada di samping dan sedang tidak mengangkangi nya.
Melihat tindakan yang masih bertahan itu. Darren memegang kedua lutut renata dengan tangkupan tangannya.
Dua telapak dan jemari kekar itu mencengkeram pas lutut Renata. Dapat dibayangkan juga, jika tangan itu berada didadanya nanti. menangkup semua nya dengan pas, kasar dan keras.
Oh! itu akan sangat menyakitkan.
Darren benar-benar meremas lutut itu persis seperti dugaan renata.
Ia malah semakin merapatkan lutut nya, sekuat yang ia bisa. tanpa memandang Darren.
Renata ingin tetap bertahan. Rasanya benar-benar tak rela. namun, lelaki itu pun ingin meminta hak atas perjanjian yang mereka buat.
Cukup dengan bermain-main. Darren pun langsung menindih dengan penuh gairah. membawa beratnya bertumpu ke kedua tungkai panjang itu.
Tangan panasnya makin mencengkeram dua lutut Renata. sementara Darren memposisikan diri.
Ia belum membuka paksa lutut itu, dan memilih untuk perintah. “ Buka Renata! Buka! jangan melawannya! berikan padaku! berikan padaku, sekarang! ”
Nafas Darren memburu penuh gairah. Aroma maskulin menyeruak memenuhi seluruh indra penciuman Renata.
“ Brengsek! eerrgghhh! ” wanita pemimpin itu memaki ketidakberdayaan nya. matanya berkaca-kaca. ia menggeram semakin putus asa. marah, sedih, sesak. semuanya.
Darren menyorot Renata yang berpaling darinya. Ia berbicara dengan nafas berat dan serak. “ Ya! memaki lah dan menggeram lah sepuasmu! dan hal itu tidak akan mengubah apa-apa! Kau milikku sekarang! dan tak ada satupun yang dapat menghentikannya, termasuk dirimu sendiri!”
Ucapan tegas penuh ancaman itu terdorong bersamaan lutut Renata yang ditariknya terbuka.
Pria itu merenggangkannya dengan perlawanan yang tak berarti dari Renata.
Mata biru indah sang pemimpin klan louise semakin berair. Ia menyebut nama sang ayah dalam hati.
Kehormatan yang ia jaga, kini terpampang jelas disana. tanpa tertutup apapun lagi. Kodrat kekuatan Darren sebagai seorang lelaki memang tak bisa terbantahkan. bagaimana ia bisa melawan?
Perjanjian di antara mereka pun benar-benar melumpuhkannya.
Dengan begitu cepat Darren mendesak masuk ke tengah tubuh itu, dan menguasai Renata.
Ia memegangi pinggang ramping tersebut, kemudian menarik dengan cepat. Tubuh Renata terhentak ke keperkasaan Darren yang sudah menuntut sejak tadi.
Lelaki itu bahkan masih mengenakan celana hitamnya.
Namun, area yang mengeras itu dapat renata rasakan membentur bagian tengah nya dengan begitu gagah.
Darren meringis dan mencengkeram dua paha mulus Renata, hingga jemarinya masuk membentuk pola. mempertahankan posisi itu.
“ Aaaarggghhhh! ” Renata menggeram dengan raungan panjang yang penuh emosi.
Tangannya terikat. kakinya terbuka. Dada dan yang lainnya tersingkap di hadapan Darren. Dan kini miliknya menyentuh kejantanan jahanam dibalik celana itu.
Sungguh, ia benar-benar ingin menendang lelaki itu sekarang. namun, sisi lainnya malah berdenyut. begitu juga dengan Darren. Mereka saling menekan satu sama lain. mengalirkan getaran listrik statis ke seluruh tubuh.
Sungguh keperkasaan milik Darren sangat mengintimidasi pusat feminis nya. Renata bahkan merasa takut sebelum semua ini berlanjut ke tahap yang lebih intens.
Entah bagaimana Darren akan menghancurkannya setelah ini. namun, satu hal yang ia tahu, ini tak akan berlangsung singkat, dan ia tak akan bisa melawan lagi.