Bagaimana perasaan jiwamu jika dalam hitungan bulan setelah menikah, suami kamu menjatuhkan talak tiga. Lalu mengusirmu dan menghinamu habis-habisan.
Padahal, wanita tersebut mengabdi kepada sang suami. Dia adalah Zumairah Alqonza. Ia mendadak menjadi Janda muda karena diceraikan oleh suaminya yang bernama Zaki. Zaki menceraikan Zumairah karena ia sudah bosan dan Zumairah adalah wanita miskin.
Bagaimana nasib Zumairah ke depannya? Apakah dia terlunta-lunta atau sebaliknya? Yuk, cap cus baca pada cerita selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Sekti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pesta
"Mas Zaki? Kenapa kamu ke sini?"
Zuma terkejut karena pada sore itu, yang memanggilnya tak lain adalah mantan suaminya sendiri, Zaki. Zaki pun juga terkejut melihat Zuma ada di situ.
"Oh, jadi kalian saling kenal? Ini Masnya yang mau memesan gedung beserta katering milik saya. Masnya akan melangsungkan acara pesta tunangan dengan calon istrinya," kata Bu Kos yang menjelaskan tujuan Zaki datang ke tempat tersebut.
"Bu Mirna, jadi dia tinggal di sini? Dia itu mantan istri saya," jawab Zaki jujur sambil melihat Zuma dengan wajah angkuh.
"Oalah. Jadi kalian sebelumnya adalah suami istri. Begini Mas Zaki, Zuma ini akan membantu saya di acara pesta Anda. Kebetulan Mbak Zuma 'kan belum punya anak."
Bu Kos menjelaskan keperluan dirinya dengan Zuma kepada Zaki.
"Oh. Baguslah kalau kamu ada di acara itu. Persiapkan mentalmu Zuma karena besok saya akan bertunangan dengan Naura. Dan sekarang saya tahu di mana kamu tinggal. Itu artinya mempermudah saya untuk mengurusi akta perceraian denganmu. Karena saya harus cepat menikah dengan Naura," kata Zaki dengan nada sombongnya.
Saat Zaki kenal dengan Naura ia berubah menjadi sombong. Sebelumnya ia sangat rendah hati. Tak habis pikir sekarang berubah total.
"Zuma. Ibu minta maaf jika menyinggung perasaan kamu. Ibu tidak tahu jika pelanggan saya ini adalah mantan suami kamu. Apa Zuma masih bersedia bekerja bersama Ibu?" tanya Bu Mirna kepada Aisyah dengan wajah panik. Ia takut menyakiti hati Zumairah.
"Ibu tidak bersalah kok. Saya akan tetap bekerja sama Ibu besok. Jangan khawatir dengan hati saya karena saya baik-baik saja," jawab Zuma yang menyembunyikan hatinya yang sebenarnya.
Zuma bersikap tenang di depan Zaki karena ia tak mau terlihat lemah.
"Syukurlah. Kamu itu wanita tegar, saya yakin kamu akan sukses," jawab Bu Mirna yang memberi semangat kepada Zuma. Beliau sama-sama sebagai wanita paham akan perasaan Zuma sekarang.
"Ehem, Bu Mirna, saya ke sini ingin memastikan bahwa persiapan pesta dan catering sudah siap. Saya tak mau ada yang kurang sedikit pun. Ini saya melunasi biaya administrasi pesta."
Zaki mendehem karena dia tidak diperhatikan oleh Bu Mirna. Ia ingin secepatnya menyelesaikan urusannya dengan Bu Mirna.
"Baik. Maaf jika saya kurang cepat. Persiapan untuk besok insya Allah sudah siap. Anda jangan khawatir," jawab Bu Mirna yang menjawab pertanyaan dari Zaki.
Perlengkapan pesta yang diurus oleh Mirna sudah beres. Tinggal besok mempersiapkan pelayanan Catering.
Usaha milik Bu Mirna di bidang Property dan Catering berkembang pesat. Bu Mirna menjadi prioritas utama bagi pelanggan elit yang sudah kenal dirinya seperti pada keluarganya Naura.
"Kalau begitu saya akan pulang sekarang. Saya tunggu kehadiran kalian besok siang. Zuma, aku tunggu hadirmu. Pestaku dengan Naura sangatlah mewah sehingga kamu jangan iri ya. Cukup kalem dan layani tamu."
Zaki pamit pulang dan pamer pada pesta mewahnya agar Zuma semakin panas hati mendengarnya.
"Amit-amit itu mantan suami kamu Zum. Sombongnya kebangetan. Jika dia bukan pelanggan, sudah aku jadiin rempeyek."
Bu Mirna jengkel dengan sikap pelanggannya yang sombong dan tidak bisa menjaga perasaan mantan istrinya di depan orang lain.
"Biarkan saja Bu. Dia dibutakan oleh kesenangan dunia. Yang penting, saya sudah tahu sifat aslinya dan hidup tenang sendiri. Dan sekarang saya senang bisa bekerja berkat Ibu ini. Terima Kasih," bulir bening mengalir di pipinya pertanda bahagia dan terharu. Saat susah, masih saja ada orang yang menolongnya.
"Benar kamu Zuma. Kamu harus bersabar dan memulai hidup baru. Buktikan kalau kamu itu wanita berkelas dan bisa sukses. Ibu selalu mendukungmu. Lupakan orang-orang yang menyakiti kita. Dan terus berjuang."
Bu Mirna memberi petuah kepada Zuma agar bersemangat hidup untuk menuju kesuksesan.
"Siap, Ibu," jawab Zuma dengan tegas. Berkat petuah dari beliau, Zuma semangat kembali untuk hidup.
"Ini sudah petang, ibu pulang dulu ya? Persiapkan dirimu untuk besok dan istirahatlah. Kamu terlihat lelah."
Dirasa cukup, Bu Mirna segera pulang karena waktu juga sudah petang. Ia tak mau mengganggu istirahatnya Zuma.
Zuma memang lelah. Tidak lama setelah Bu Mirna pulang ia bergegas sembahyang dan dilanjutkan untuk tidur. Zuma tidur lebih awal agar besok bisa bangun lebih pagi.
"Kukuruyuk! Kukuruyuk!"
Ayam jago mulai berkokok pertanda pagi pun tiba. Ia sudah mandi dan berganti pakaian rapi yang menurutnya pakaian paling bagus. Pakaian Zuma tidaklah terlalu banyak. Dari rumah Zaki, ia hanya membawa pakaian yang paling penting saja. Ia tak mau ribet.
"Assalamu'alaikum, Zuma! Kamu di mana!"
Ketika Zuma berada di ruang tengah ia mendengar suara Bu Mirna memanggilnya. Itu pertanda ia akan segera berangkat ke gedung Melati.
"Ia Bu. Ini Zuma sudah siap. Ayo kita berangkat."
Zuma berjalan menuju sumber suara dan membawa tas tenteng sederhana untuk menyimpan kebutuhan penting yang mungkin dibutuhkan saat mendesak.
"Ayo cantik," jawab Bu Mirna sambil tersenyum. Ia memberi kode kepada Zuma untuk menuju keluar pintu gerbang karena akan segera berangkat.
Zuma sudah mengunci kontrakannya. Tidak lama ia sudah berada di mobil berwarna putih bersama dengan sopir dan Bu Mirna. Mereka akan memulai perjalanan menuju gedung melati.
Pak sopir pun segera menyalakan mesin dan melajukan mobilnya menuju tempat tujuan.
Setengah jam, mobil yang ditumpangi Zuma sudah terparkir di samping gedung yang dominan ber- cat warna putih. Saat Zuma dan Bu Mirna turun dari mobil, mereka melihat banyak tanaman bunga melati berderet-deret dan baunya semerbak mewangi.
"Gedungnya indah banget. Banyak bunganya juga," ucap Zuma dengan lirih.
Hati Zuma sangat senang sejak melihat gedung tersebut. Namun, entah suasana di dalam gedung nanti.
Beberapa detik kemudian, Bu Mirna masuk ke dalam gedung tersebut. Ternyata sudah ada beberapa tamu undangan dan yang lainnya. Tidak lama Zuma dan Bu Mirna masuk ke dalam ruangan 'Pantry' dan segera bekerja.
"Zuma, tolong antar menu-menu ini ke meja prasmanan dan letakkan dengan baik. Kita harus bekerja secara profesional. Nanti saya akan menyusul."
Dengan pakaian khas resepsionis, Zuma membawa wadah stainles berisi makanan menuju meja prasmanan. Tidak lama ia pun sudah sampai.
"Zumairah, kamu ada di sini. Teman-teman, lihat, ini mantan istrinya Zaki yang dulu, tak tau malu ikut ke sini. Dan memakai pakaian kampungan. Apa dia tidak punya urat malu! Padahal keluarga kami tidak mengundangnya. Sok-sok an jadi pelayan lagi. Murahan kamu, Zuma!"
Saat Zuma sedang menata wadah makanan, dirinya bertemu dengan wanita angkuh yang memakai gaun putih indah bak Dewi kahyangan sedang menghina Zumairah. Wajahnya cantik, namun, ia sangat angkuh dan sombong.
Seru gak pembaca?
Mau dilanjut?