Jodohku Anak Kyai Kondang
Waktu menunjukkan pukul tujuh Ting...Ting..Ting.7x
Waḍ-ḍuḥā. wal-laili iżā sajā. mā wadda'aka rabbuka wa mā qalā. wa lal-ākhiratu khairul laka minal-ụlā. wa lasaufa yu'ṭīka rabbuka fa tarḍā. a lam yajidka yatīman fa āwā. wa wajadaka ḍāllan fa hadā. wa wajadaka 'ā`ilan fa agnā. fa ammal-yatīma fa lā taq-har. wa ammas-sā`ila fa lā tan-har. wa ammā bini'mati rabbika fa ḥaddiṡ.
Ya saat ini matahari telah bersinar hangat bahkan denting alarm otomatis masjid telah berbunyi di susul lantunan surat Ad-dhuha yang menunjukkan waktu Dhuha telah tiba.
Diwaktu-waktu tersebut juga merupakan tanda bahwa orang-orang telah memulai aktifitasnya kembali. Namun tidak bagi seorang gadis yang masih asik dalam mimpinya lengkap dengan berbuntal selimut.
" Ya Allah, Anak gadis kok jam segini masih tidur kebiasaan deh abis sholat subuh tidur lagi. Ayo bangun sayang, memangnya gak ke toko hari ini? " seru Anggun menarik selimut yang menutupi anak gadisnya yang menyerupai ikan buntal
" Emmmhh Ummah. Adek masih ngantuk semalam tidur jam dua. " Rengeknya dengan mata masih terpejam
" Iya ummah tau. Waktu adek masuk ummah baru selesai sholat tahajud. Lagian ngapain pake ikut begadang sih nak, kan udah ada yang kerja shift malam. Ummah khawatir kamu sakit karena kecapekan kalau begadang terus sayang" Ucap Anggun khawatir
" Gak enak sama anak-anak ummah, kasihan kalau ditinggal tidur. Sekalian Maureen cek hasil penjualan siangnya kan " Ucapnya dengan suara serak khas bangun tidur
" Yaudah bangun gih siap-siap sholat dhuha, mandi terus sarapan. udah ummah masakin nasi goreng pake telur ceplok setengah Mateng kesukaan adek " ucap Anggun mengelus kepala anaknya lalu pergi meninggalkan Maureen yang mulai membuka matanya
Bukan tidak beralasan dia sampai bangun siang dikarenakan pekerjaan yang membuat nya kelelahan. Maureen memiliki usaha online shop yang menjual berbagai macam jenis pakaian dewasa dan anak-anak sesuai trend terhangat. Tidak hanya itu berbagai alat rumah tangga,sekolah, make up atau skincare juga dijualnya. Bahkan Frozen food dan buah-buahan juga jadi salah satu etalase penjualannya. Tokonya lumayan ramai pembeli baik secara online maupun offline, disamping harganya murah juga lumayan lengkap.Banyak diminati ibu-ibu rumah tangga dan remaja membuat usahanya berkembang pesat. Yang awalnya hanya iseng berjualan hijab jahitan sendiri dengan bermodalkan uang tabungannya selama kuliah benar-benar diluar dugaannya usahanya bisa berkembang hingga saat ini memiliki 26 karyawan yang bertugas sebagai admin, host live, packing, melayani pembelian offline dan lain sebagainya. Ya itulah Maureen Maulana gadis yang cantik manis dan mandiri dengan sekelumit cerita kesuksesannya.
Setelah sarapan Maureen langsung ke tokonya yang tepat berada di pekarangan samping rumahnya. Melihat kesungguhan putrinya dalam berusaha Maulana pun membuat toko lengkap dengan gudangnya untuk menyokong usaha putrinya tersebut. Besar dan luas tempatnya, halamannya pun di lengkapi area permainan anak-anak sehingga menarik perhatian ibu rumah tangga yang berbelanja offline untuk membawa anaknya.
" Kalian lagi bahas apa sih pagi-pagi gini kok kayaknya seru gitu " tanya Maureen pada pegawainya yang terlihat sedang membicarakan sesuatu
" Aduh mbak Maureen ngagetin aja. Ini lho mbak nanti malam kan ada acara pengajian di alun-alun kecematan, kita janjian mau berangkat bareng. Mbak Maureen mau ikut? " Tanya Ani
" Oh ya, Aku kok baru tau kalau ada pengajian An. Memangnya siapa penceramahnya? "
" Itu lho mbak kyai kondang yang di TV yang sering kita tonton juga di YouTube. Kyai Abdul Aziz yang terkenal itu." Seru Ani dengan semangatnya
" oh iya aku sering lihat cuplikan video nya di Tik Tok " Jawab Maureen sambil menganggukkan kepalanya
" Gimana mbak, mau ikut gak nanti? " tanya Ani lagi
" Insyaallah kalau nanti gak capek. Liat nanti aja lah ya "
Saat makan siang yang sedikit terlambat Maureen tak melihat abahnya sama sekali dari pagi. Biasanya Maulana selalu menyempatkan waktunya ke toko sekedar bertanya soal penjualan atau obrolan basa-basi. Tapi sampai menjelang sore dia belum melihat abahnya.
"Abah kemana ummah? Maureen kok belum lihat Abah sama sekali dari pagi." Tanya Maureen pada Anggun
" Lagi tugas jemput kyai Abdul Aziz, sayang. Abah dimintain tolong pak camat buat bantu penjemputan." Jawab Anggun dengan lembut
" Lho kok bisa Abah ummah?" Tanya Maureen heran karena setahunya ini acara kecamatan sedangkan Abahnya bukan pegawai kecamatan atau desa. Memang sih orang tua nya termasuk tokoh masyarakat atau orang yang disegani di lingkungannya yang kalau ada acara sering jadi imam contohnya saat tahlilan, khataman Al Qur'an dan lain sebagainya. Tapi kan banyak tokoh-tokoh yang lain atau kyai-kyai langgaran se- kecamatan nya. ia jadi heran abahnya terpilih ke panitia an di acara sebesar ini
" Ya mungkin ada yang tau kalau Abah sering sowan ke kyai Abdul Aziz. Adek tau kan setiap malam Jumat manis Abah selalu pergi sowan ke gurunya. Ya ke pondok nya kyai Abdul Aziz itu." Seru Anggun
" Kok Maureen gak tau kalau gurunya Abah kyai terkenal itu " beo Maureen
" Ya gimana mau tau nak. Kalau dulu adek selalu sibuk sama tugas sekolah, kuliah dan sekarang sibuk soal kerjaan. Jangankan soal guru Abah, soal ummah dan Abah yang udah makin tua aja adek gak tau kayaknya" Goda Anggun
" Apaan sih ummah kok ngomong gitu." ucap Maureen mengerucutkan bibirnya
" kan emang iya dek, Abah sama ummah udah makin tua. Udah gak sabar pengen lihat anak gadis ummah nikah." godanya lagi
" kok malah bahas nikah sih ummah. Udah ah, adek udah selesai makannya mau balik kerja." jawab Maureen dengan pipi menggembung dan bibir mengerucut
" Ummah juga gak sabar pengen gendong cucu dari Adek lho yaa" seru Anggun sedikit berteriak karena Maureen telah beranjak keluar rumah
"Apaan sih ummah ini, lagian aku juga baru 24 tahun kali. Masih terlalu muda untuk menikah dan apalagi tadi gendong cucu katanya. nggak banget deh." batin Maureen
malam hari tepat setelah ba'da Maghrib seluruh keluarga Maureen menghadiri acara pengajian tersebut. Awalnya Maureen tidak ingin ikut karena banyaknya check out-an hari ini, dia ingin bantu karyawan bagian packing. Namun Maulana memaksa untuk ia ikut bersama bahkan Kakak Maureen Akbar beserta anak istrinya pun juga ikut.
Sesampainya disana ada sesi sowan untuk seluruh panitia dan diperbolehkan membawa keluarga untuk ikut serta sowan termasuk Maulana sekeluarga.
" Ini istri dan anak-anak mu Pak Maulana? " tanya Kyai Abdul Aziz yang dijawab dengan anggukan penuh takzim oleh Maulana lalu memperkenalkan istri dan anak cucunya satu persatu.
" Pak Maulana nanti setelah acara bisakah menemui saya sebentar ? " Tanya Kyai Aziz
" Baik kyai " Jawab Maulana dengan menunduk
Serangkaian acara pun berjalan dengan lancar dan khidmat. Namun Maureen masih belum meninggalkan arena pengajian walau matanya kini berat untuk diajak terbuka tapi ia harus sabar menunggu abahnya yang tengah menemui kyai Aziz.
Sementara di dalam ruangan yang hanya ada kyai Aziz, Maulana dan Ustadz Rohim yang merupakan tuan rumah. Nampak tiga orang sedang berbicara dengan serius.
" Maaf Pak Maulana, putrimu belum menikah kan?" Ucap Kyai Aziz membuka percakapan
" Belum kyai." jawab Maulana
" Apakah saat ini dalam masa bertunangan?." Tanya lagi
" Tidak kyai." Jawab Maulana jujur
" Alhamdulillah. Aku berniat melamarnya untuk putraku." Ucap Kyai Aziz menyampaikan tujuannya meminta Maulana untuk menemuinya saat ini
Maulana terdiam bukan tidak mendengar hanya saja dia masih mencerna apa yang dikatakan oleh gurunya tersebut. Sebab selama ini tidak pernah sama sekali terlintas dalam pikirannya perihal jodoh anaknya walau istrinya berulang kali membahas tentang Maureen yang belum mau menikah. oh apa lagi ini, kyai Aziz mengucapkan benar-benar diluar dugaannya dan tidak pernah terbesit sama sekali. ia kaget hingga tanpa sadar mendongakkan kepalanya menatap sang guru yang tersenyum kepadanya. Bukan hanya dirinya saja yang kaget, ustadz Rohim pun juga sama kagetnya terlihat dari alis wajahnya yang sedikit terangkat dengan mulut yang terbuka. entah apa yang ada dalam pikirannya saat ini.
" Mohon maaf kyai, maksudnya bagaimana?" tanya Maulana seolah belum sadar dari keterkejutannya
" Mungkin ini sedikit membuatmu terkejut Pak Maulana. Namun aku bersungguh-sungguh melamar putrimu untuk putraku. Bagaimana menurutmu?." Terang kyai Aziz
" Mohon maaf kyai. Sungguh sebuah kehormatan bagi kami bisa mendapatkan anugerah niat baik dari kyai." Jawab Aziz
" Saat ini anakku dalam perjalanan bisnis dari Bali. Besok siang akan singgah transit di masjid Al ikhlas sekalian menjemput ku. Aku berharap kau juga datang dengan istri dan anakmu. Aku bermaksud untuk mempertemukan mereka dalam bentuk ta'aruf. Itupun jika kau berkenan Pak Maulana." tutur kyai Aziz
" Insyaallah kyai. Besok saya akan datang dengan istri dan anak-anak." Jawabannya dengan suara pelan namun bisa di dengar oleh kyai Aziz
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Tamirah
awal cerita kayaknya sih menarik.
coba kita lihat alur berikutnya.
2024-10-26
1
Erna Fkpg
mau gk tu maureen dijodohkan secara dia gk mau nikah muda
2024-11-18
0
Pramita
nunggu kelanjutannya
2024-07-27
1