maheer yang seorang pria yang sudah lama menduda jatuh cinta pada seorang gadis yang datang melamar pekerjaan ke perusahaan nya, yang ternyata adalah teman dari putra tunggal nya yang juga ternyata di cintai secara diam-diam oleh sang putra nya.
Syifa gadis cantik yang hanya hidup berdua saja dengan sang ibu yang sering sakit-sakitan jatuh cinta pada seorang pria paruh baya yang adalah Daddy dari teman nya, yang ternyata juga mencintai nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indra Surya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 7
ibu Syifa yang sedang berbaring lemah di ranjang nya, terus memperhatikan Syifa yang sedang berputar-putar di depan kaca rias yang terletak tidak jauh dari ranjang tidur mereka yang ada di dalam kamar.
Syifa yang melihat ibu nya, yang terus memperhatikan nya, yang sedang berputar-putar di depan kaca memperhatikan penampilan nya, tersenyum ke arah ibu nya.
" kamu mau kemana Syifa' apa hari ini kamu tidak akan masuk bekerja lagi nak. "
Ibu Syifa yang belum mengetahui tentang Syifa yang akan pergi melamar pekerjaan di perusahaan Daddy Malik bertanya pada Syifa yang berpenampilan sangat rapi hari ini' tidak seperti hari-hari biasa nya, Syifa hanya akan memakai celana jeans dan baju kaos lengan panjang nya, saja.
Syifa yang mendengar pertanyaan dari ibu nya, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal karna merasa bingung harus menjawab apa pada ibu nya, karna Syifa belum memberi tau kan pada ibu nya, tentang diri nya, yang akan melamar pekerjaan di perusahaan Daddy Malik' dia berencana akan mengatakan nya, pada ibu nya, nanti setelah dirinya benar-benar di terima bekerja di perusahaan Daddy Malik.
" Syifa kerja kok ibu ini Syifa mau berangkat ibu tidak apa-apa kan Syifa tinggal. "
Syifa berbicara pada ibu nya, dengan sedikit gugup karna tidak terbiasa berbohong pada ibu nya.
Ibu Syifa hanya mengangguk kan kepala nya, saja.
Setelah Syifa berpamitan pada ibu nya, Syifa langsung menuju ke perusahaan Daddy Malik dengan menggunakan ojek online yang di pesan nya.
Saat sampai di depan perumahan Daddy Malik Syifa menarik nafas nya, panjang karna tidak menyangka saat melihat perusahaan Daddy Malik yang begitu megah dengan gedung yang menjulang begitu tinggi.
( " Malik ternyata kamu' lebih kaya dari yang aku bayangkan Malik. " ) gumam Syifa pada dirinya sendiri.
saat melihat begitu megah nya, perusahaan Daddy Malik Syifa menjadi ragu untuk masuk ke dalam perusahaan tersebut Syifa berencana untuk pulang saja kembali ke rumah nya, karna merasa tidak pantas untuk masuk ke dalam sana apa lagi bekerja di sana.
" nona Syifa' kenapa masih berdiri di sini' kenapa belum masuk ke dalam nona' pak Maher sudah menunggu anda di dalam untuk sesi interview nona' karna beliau sendiri lah yang akan meng interview anda nona. "
Syifa yang berencana ingin pergi dari sana terkejut saat seseorang tiba-tiba menegur nya, dan bertanya tentang diri nya, yang belum masuk ke dalam perusahaan.
" sa.. Saya baru akan masuk ini saya akan masuk hahaha.... "
Syifa yang merasa malu sendiri karna berencana pergi dari sana menjawab pertanyaan dari orang tersebut dengan kikuk.
" selah kan ikut saya nona Syifa' saya akan mengantarkan anda ketempat interview nona. "
setelah mengatakan itu orang tersebut langsung berjalan terlebih dahulu.
Syifa yang berpikir orang tersebut adalah salah satu dari karyawan yang ada di sana yang di minta oleh Malik untuk menuntun nya, menemui sang Daddy langsung mengikuti langkah orang tersebut Tampa bertanya apapun lagi.
Saat sampai di salah satu ruangan Syifa yang melihat orang tersebut masuk ke dalam sana Syifa pun ikut masuk ke dalam sana Tampa di minta.
Maher yang sedang duduk di kursi kebesaran nya, mengangkat kepala nya, saat mendengar suara Zain yang masuk ke dalam ruangan nya, Tampa ijin menegur nya.
" kau tidak bekerja pagi-pagi begini datang ke kantor ku pulang sana' aku sibuk tidak sempat mendengar kan curhat mu tentang para ABG mu itu dan pacar mu yang mana lagi itu yang kau bawa ke mari. "
Maher yang melihat kedatangan Zain teman nya, ke kantor nya, pagi-pagi terus saja mengoceh Tampa melihat ke arah jawah Syifa sama sekali.
Zain yang mendengar ocehan dari Maher hanya mengangkat bahu nya, saja dengan santai setelah itu Zain langsung duduk di sofa yang ada di ruangan Maher dengan santai nya.
Maher yang melihat hal tersebut menarik nafas nya, berat karna Zain yang langsung duduk di sana Tampa di suruh oleh nya, dan yang lebih parah lagi Tampa mengajak wanita yang baru saja di bawa masuk ke dalam ruangan nya, yang terlihat terus berdiri di sana dengan menundukkan kepalanya.
" kau benar-benar keterlaluan Zain' kenapa tidak menyuruh kekasih mu untuk duduk kenapa terus membiarkan nya, berdiri Zain. "
Syifa yang mendengar kata pacar langsung mengangkat kepala nya, melihat kepada dua pria dewasa yang ada di depan nya, secara bergantian.
Maher menjatuhkan pena yang sedang di pegang nya, karna begitu terkejut saat melihat wajah Syifa dengan jelas' Maher terpaku di tempat nya, tidak bergerak sama sekali.
Zain yang melihat hal tersebut menarik sedikit bibir nya, tersenyum sekilas saat melihat Maher yang terdiam di tempatnya.
" duduk lah di sana Syifa pak Maher akan segera melakukan interview pada mu. "
Syifa yang di minta untuk duduk oleh Zain segera duduk dengan cepat di kursi yang ada di depan meja kerja Maher saat mendengar permintaan dari Zain dengan menunjukkan kursi yang ada di sana.
Maher yang semakin jelas melihat wajah Syifa' yang sedang duduk di depan nya, menarik dasi nya, dengan kasar karna merasa seperti sesak nafas tiba-tiba.
( " kita lihat saja Maher apa kau masih bisa menolak pernikahan yang kami rencanakan untuk mu kali ini atau tidak. " ) gumam Zain di dalam hati nya.
Maher yang tidak kuat saat terus melihat wajah Syifa yang mengingat kan nya, pada masa lalu nya, yang begitu menyakitkan segera bangkit dari duduk nya, Maher langsung membalikkan tubuhnya nya, menghadap ke arah jendela yang ada di belakang nya.
Syifa yang melihat hal tersebut menoleh ke arah Zain yang sedang duduk di sofa yang tidak jauh dari meja kerja Maher.
Zain yang melihat Syifa menoleh ke arah nya, dengan penuh kebingungan segera tersenyum untuk menenangkan Syifa yang sedang merasa bingung dengan sikap Maher saat ini.