Awalnya Zhea berpikir bahwa perasaannya selama ini kepada dokter tampan putra sulung Will dan Alea—Nathan Willy Coopers hanya perasaan kagum biasa. Namun kenyataannya Zhea salah!
Perasaan itu nyatanya adalah perasaan cinta sejak pertama kali mereka bertemu. Dan siapa sangka seiring berjalannya waktu, perasaan cintanya malah semakin tergila-gila untuk mendapatkan balasan cinta dari dokter nan dingin bernama Nathan itu.
“Aku sudah tergila-gila mencintaimu, Dr. Nath! Dan aku akan berjuang untuk mendapatkan cintamu dan membuatmu berhenti menganggapku sebagai anak kecil. Bahkan meski aku harus bersaing dengan wanita yang kau cintai!” ~Zheara Zaen Xavier~
Akankah Zhea berhasil mendapatkan balasan cinta dari Nathan? Ataukah Zhea harus merelakan cintanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11. Perubahan Sikap Nathan
...“Tentu, karena kita adalah saudara bahkan saudara kembar. Jika kau terluka, maka aku juga akan terluka. Jika kau sakit, maka aku juga akan merasakan sakit yang kau rasakan. Namun, jika kau bahagia maka aku akan lebih bahagia dibandingkan siapapun.”...
Malam itu, Shea akhirnya menemani Zhea sepanjang malam sembari menceritakan segala hal yang menyenangkan. Tidak lupa dukungan dan semangat terus Shea lontarkan agar Zhea tidak mudah menyerah mengejar cintanya. Jujur saja, sebenarnya semua orang setuju untuk menjodohkan Nathan dengan Zhea, tetapi bagaimanapun juga saat ini Nathan telah menemukan pilihan hatinya sendiri.
...****************...
Keesokan paginya, seperti biasa keluarga Xavier wajib mengikuti sarapan bersama. Melihat Zhea yang berpenampilan sangat rapi, sontak mengundang tanya untuk semua orang. Pasalnya saat ini mereka sudah memasuki masa liburan semester, sehingga tidak ada jadwal kuliah. Shea sendiri bahkan masih mengenakan baju santai dengan handuk yang masih berada di atas kepalanya.
“Hai, bukankah kita sudah memasuki masa liburan semester? Lalu kenapa kau sudah terlihat sangat rapi pagi-pagi begini?” tanya Shea yang tak kuasa menahan rasa penasarannya.
“Benar, kita memang sudah memasuki masa liburan. Tapi apakah kau lupa dengan apa yang aku bicarakan denganmu semalam?” ujar Zhea sembari menikmati sandwich yang sudah tersedia di atas piringnya.
“Jangan katakan kalau kau ….”
“Kenapa? Aku hanya ingin memanfaatkan kesempatan yang ada untuk meraih cintaku, Shea. Tapi kau tenang saja, aku tidak akan berbuat terlalu jauh dalam prosesnya nantinya,” sela Zhea sembari menikmati sarapannya.
“Sudah hentikan dan makanlah sarapan kalian dengan tenang. Mommy sangat percaya Zhea akan mengerti batasannya tanpa perlu kita semua mengingatkannya lagi,” ujar Lucia yang memberikan kepercayaan dan dukungan penuh kepada putrinya.
Mereka pun melanjutkan sarapan bersama itu dengan penuh canda tawa satu sama lain. Setelahnya mereka akan pergi untuk menyelesaikan urusan masing-masing, begitu juga dengan Zhea yang merupakan hari pertamanya dia akan mengejar cinta Nathan.
...****************...
Dengan penuh semangat, Zhea memutuskan untuk pergi ke rumah sakit tempat Nathan bekerja sekaligus rumah sakit milik Nathan pribadi. Mungkin karena sudah terlalu sering mengunjungi Nathan di rumah sakit, semua karyawan di sana baik dokter hingga petugas kebersihan menjadi sangat mengenal Zhea dan selalu menyapanya ramah setiap kali berkunjung.
“Nona Zhea! Apakah kau ingin mengunjungi Dr. Nathan seperti biasa?” Seorang dokter cantik menyapa dan mencoba menebak tujuan kedatangan Zhea yang sudah pasti untuk bertemu dengan Dr. Nathan sekaligus temannya saat kuliah.
“Kak Helena! Kakak ada jadwal tugas hari ini?” Bukannya menjawab, Zhea malah balik bertanya karena sudah lama dia tidak bertemu dengan Helena Veronika, itulah nama dokter cantik yang dengan ramah menyapa Zhea seperti biasanya.
“Ya begitulah! Lalu apa kau sedang mencari keberadaan Dr. Nath?” Helena membenarkan sembari mengulang pertanyaannya yang belum mendapat jawaban dari Zhea.
“Hmm, aku mencarinya di ruangannya tapi tidak ada. Padahal kata Thalia Kak Nath pergi bekerja hari ini,” ujar Zhea membenarkan tebakan Helena.
“Dia memang sedang bekerja sekarang, sebab dia sedang melakukan operasi yang cukup sulit hari ini. Mungkin operasinya masih akan berjalan beberapa jam, karena kau tahu sendiri kalau bagian kepala itu sangat sensitive.” Helena secara tidak langsung memberitahukan keberadaan Nathan saat itu.
“Yaaah, sepertinya aku harus menunggu selama beberapa jam ‘deh,” gumam Zhea sembari menghela napas penuh kecewa.
“Bagaimana kalau menunggu di ruanganku saja! Bukankah kau mengambil jurusan kedokteran, maka anggap saja kau sedang mendapatkan pelajaran secara langsung dariku,” ajak Helena yang entah mengapa sangat menyayangi Zhea seperti adik kandungnya sendiri.
“Baiklah, akan sangat membosankan jika aku menunggu sendirian di ruangannya.” Zhea tak ragu menerima tawaran tersebut.
Keduanya pun berjalan menuju ke ruangan praktek Helena sembari bercerita panjang lebar. Sementara di ruang operasi tampak Nathan dan beberapa dokter pembantu lainnya tengah fokus mengoperasi pasiennya.
...****************...
Hingga beberapa jam telah berlalu, akhirnya Nathan keluar juga dari ruang operasi dengan wajah lelahnya. Dia bahkan belum sempat sarapan dan sekarang lihatlah jam makan siang sudah lewat satu jam yang lalu.
“Dr. Nath, kami yang akan mengawasi pasiennya untuk sementara waktu. Dengan begitu anda bisa beristirahat dan makan siang lebih dulu,” ujar Dr. Kyle Jovani, seorang dokter anestesi salah satu rekan kerja Nathan.
“Hmm, baiklah! Tolong segera hubungi aku jika terjadi sesuatu pada pasiennya.”
Nathan tidak menolak, sebab perutnya saat ini benar-benar minta di isi sesuatu. Setelah mempercayakan pasiennya kepada Dr. Kyle, Nathan pun segera mengganti baju operasinya. Dengan mengenakan jas dokter kebanggaannya, Nathan kemudian berjalan menuju kantin rumah sakit. Akan tetapi, ditengah jalan tiba-tiba Zhea dan Dr. Helena langsung menggandeng lengannya bersamaan.
“Baru selesai?” tanya Helena.
“Kami menunggu Kak Nath lama sekai sampai hampir bosan,” imbuh Zhea sembari bergelayut manja.
“Astaga, apakah Zhea benar-benar tidak menyerah terhadapku? Haish … Aku sungguh tidak tahu harus memperlakukannya seperti apa sekarang?”
Dalam hatinya Nathan sungguh tidak ingin memperlakukan Zhea dengan cara yang kejam, tapi jika Zhea tetap bersikeras seperti ini maka Nathan pun tidak punya pilihan lain dan harus membuatnya menyerah dengan penolakan dan sikap abainya.
“Zhea, tolong lepaskan tanganmu!”
Tiba-tiba Nathan menghentikan langkah kakinya, melepas tangan Shea yang menggandeng lengannya dengan sedikit memaksa, hingga membuat Helena yang tidak tahu apapun menatap keduanya penuh rasa penasaran.
“Mulai sekarang tolong jaga sikapmu, karena aku tidak ingin melukai hati kekasihku,” ujar Nathan yang membuat rasa penasaran Helena semakin memuncak, sedangkan Zhea jelas merasa sedih dan sakit hati dengan apa yang Nathan katakan.
Bersambung....
Up yang banyak 🙏🙏🙏