Ketua OSIS Sedingin Kulkas

Angga mengantar Amel pulang ,hanya sampai depan pagar rumah Amel, karna rasa sakit bekas pukulan bian yang masih begitu sangat nyeri ....

" maaf ya mel cuman sampe depan ,perutku mules banget" kata Angga menyengkal agar Amel tidak curiga,

" ngga papa ,justru gue makasih banget udah dianterin pulang , udah buruan sana nanti Lo cepirit lagi" sambil menahan tawanya

" yeh nggak yah ,bisa tahan kali" Angga pun berpamitan sambil menyalakan motornya dan pergi meninggalkan halaman rumah Amel,

" Angga kaya beda aja gitu, kaya ada yang lagi di sembunyiin sama dia, udahlah paling juga kalo dia butuh tempat cerita pasti cerita sendiri" dia menyeka dugaannya...

amel masuk kekamar dan langsung bersih bersih ,sedangkan ibu di dapur menyiapkan makanan sementara ayah pulang malam karna lembur, belum juga masuk kamar mandi terdengar suara pesan dari hp Amel

" malam ini free nggak ,ada yang mau gue omongin, bian"

sedikit tidak percaya siapa yang mengirim pesan ,tapi pesan itu tertulis atas nama bian.

" kesambet ini orang ,ngapain dia ngajak ketemu kaya penting aja" batin nya, Amel pun membalas pesan bian dengan singkat

"gue sibuk, dan lo nggak penting,"

Amel mematikan hp nya dan pergi kekamar mandi ,, selesai mandi amel merebahkan tubuhnya di kasur menyalakn laptopnya dan membuka sosial medinya ,melihat banyak hate coment dari teman sekolahnya karna foto bian dan dirinya waktu di kelas tersebar di sosial media,,,,

" baru juga pindah udah kena hate coment aja" gumam Amel,,,

ibu memanggil Amel untuk makan malam bersama ,,, terdengar suara bel dari luar ,ibu pun beranjak dari depan pintu kamar Amel dan pergi ke depan

"cari siapa" sahut ibu sambil membuka pintu pagar rumahnya

" malam Tante, saya bian teman sekolahnya Amel" jelas bian memperkenalkan dirinya..

" ouh teman sekolahnya Amel, ayok masuk nak bian " ibuengajak bian masuk kerumah, ayah pun keluar

" pak ini teman kelasnya Amel ,namanya Bian" ibu memperkenalkan bian pada ayah, bian menyalami ayah dengan senyumananya yang manis,

"ganteng pisan" celetuk ibu

" ayah juga ganteng " ayah nggak mau kalah saing dari ibu,,,

" makasih Tante juga cantik awet muda"

kata bian yang membuat ibu tersipu malu ,, " bisa aja nak bian

Bian memang pandai merebut hati setiap orang apalagi orangtua Amel yang notabenenya keluarga humoris

" ayo masuk nak,kita makan malam bersama " ajak ayah menyuruh bian masuk untuk makan bersama ...

Aku yang nggak tau kedatangan bian,keluar kamar dengan wajah maskeran karna sudah rutinitas malam sebelum tidur wajib maskeran.....

" amell ,kamu ngapain " ibu mengagetkan ku yang sedang berdiri di depan meja makan sambil memegang gorengan " ada tamu malu". lanjut ibu dengan wajah malunya ,,,

aku lebih malu dari ibu, bagaiman tidak bian melihatku dengan wajah maskeran ,aku tersenyum kecil lalu berlari ke kamar untuk membasuh muka

" sial ,tau dari mana alamat rumah gue,, bisa bisanya chat gue nggak dibaca dia malah kesini" sambil memandangi wajahnya di kaca dan bergumam

" kaa amelll" terdengar suara ibu membuka kamar

Ibu langsung mendekatiku, yang baru keluar dari kamar mandi ..

" kamu ko nggak bilang punya temen cowok ganteng ,ramah ,sopan lagi,". ibu yang begitu antusias dengan kedatangan bian, justru aku yang terheran heran ngapain dia bertamu,,,

" ih,,,,, ibu apaan sih, orang biasa aja gitu ko, ganteng dari mana, cari muka aja dia, biar ibu suka"

" husttt kamu ini ,orang bertamu malah di tuduh yang nggak nggak,.,,, udah ayo keluar kasian diluar udah kelaparan nungguin kamu" kata ibu sambil menarik tanganku keluar kamar ,,,

" maaf ya nak bian Amel lama"

dengan suara lembutnya aku juga yang di salahkan tumben ibu bersuara manis sekali ,dulu waktu masih di Surabaya setiap kali teman cowok ku main ,ibu dan ayah seperti singa kelaparan alias sangat tidak suka, ini mereka kenapa mendadak berubah...

" hai Mel, sory gue nggak ngabarin dulu,mau kesini"

"pulang sana siapa juga yang nyuruh Lo bertamu" jelas Amel membaut ayah dan ibu tercengang

"amelll " ibu mencubit kecil tangan Amel dengan suara lirih. "jangan begitu sama taumu nggak sopan" sambil senyum nggak enak ke bian

" nggak papa Tante ,salah bian juga nggak ngomong dulu ke Amel,". aku melirik bian dengan raut wajah sedikit kesal,

" maafin Amel juga ya nak bian,mungkin Amel kecapean aja ,jadi ngomong nya agak ngawur "

ibu mencoba meredamnkan suasana ,aku hanya tersenyum kecil

"sudah ayo makan malah ribut dimeja makan nggak baik"

jelas ayah ... Kamipun makan dengan berbincang bincang apa lagi ibu yang menceritakan detail masa kecilku pada bian..

" nambah nasi nak bian ,ayam goreng kremes itu kesukaan nya Amel,dari dulu kalo susah makan pasti ibu bikin ini"

" makasih Tante , cukup ko masakan Tante enak banget,

rumah bian besar ,tapi sepi nggak kaya rumah Amel rame keluarga nya humoris seru lagi ,mama sama papa sibuk kerja dari pagi ketemu pagi, bahkan dari kecil nggak ada waktu buat bian, mereka cuman tau bian sekolah, dan berprestasi selebihnya nggak ada yang nanyain sesepi apa Bian,yang mereka fikirkan cuman cari uang ,,uang dan uang ..." kata bian dengan air mata yang hampir menetes keluar dan sesegera mungkin diseka

kata kata bian menyentuh hati ibu ...siapa sangka bian yang terkenal angkuh dan songong di sekolah ternyata diluar itu bian begitu merasa kesepian

"kalo nak bian kangen masakan ibu boleh ko sering sering kesini " aku yang sedang makan langsung tersedak mendengar kalimat ibu ,,, sontak bian memberikan air minumnya kearahku, ibu dan ayah saling melirik satu sama lain,

" minum Mel ayo " sambil menyodorkan segelas air putih, aku menerima gelas berisi air putih dan meminumnya

"makasih" kataku singkat

" kalo ibu boleh tau nak bian berapa sodara" tanya ibu

" hanya satu bian doang Tante " kata bian

" sama kaya Amel juga anak satu satunya "

kamipun pindah dari meja makan menuju sofa depan tv biar obrolannya makin nyaman ,,, ibu duduk di samping bian dan ibu mengehela nafas panjang sembari memegang pundak bian,

" rumah tanpa lampu saja terasa gelap , apalagi rumah tanpa kehangatan keluarga,, ibu merasakan sesepi apa hidup Bian,rumah besar uang banyak,bisa beli apa saja memang menyenangkan tapi support orang tua adalah peran penting dalam proses kehidupan anak, liat ibu jangan sedih ibu ada buat bian, kalo bian merasa sepi bian boleh main sepuasnya kapan pun bian mau, kalo Amel marah marah atau ngelarang bian maen kesini bilang ibu sana ayah "

kata kata ibu benar benar menyentuh,,, aku paham ibu mengatakan itu agar bian tidak selalu merasa sendiri, ada baiknya barangkali dengan sering ngobrol sama ibu, bian bisa sedikit merubah sifat angkuhnya, aku merasa sedikit bersalah dengan fikiranku tentang bian

menurut kalian bian sengaja kerumah Amel niat bertamu atauuu dengan tujuan lainn .....??