Menurut cerita para tetua, jika menjadi pendamping pengantin lebih dari 3 kali, akan sulit mendapatkan jodoh. Akan kah Lia mengalaminya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Efelin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Melihat Lia yang hanya diam, Martin jadi ragu meneruskan perkataannya. Karena Martin terlalu lama diam, Lia pun mengingatkannya.
“ Terus apa lagi yang ingin kamu katakan, aku siap untuk mendengarkannya. “ ucap Lia seperti menjawab keraguan Martin untuk meneruskan pembicaraannya.
“ Baiklah. Ku kira tadi kau tidak menyimak karna kau hanya diam saja. “ ucap Martin.
“ Kita sudah setahun berteman dan sepertinya akan seperti ini ke depannya. Jika kita lanjutkan ke hubungan yang lebih serius, itu berarti kita akan LDR. Aku tidak bisa begitu. “ lanjut penjelasan Martin.
Sesaat Lia diam mencerna ucapan Martin. Kini dia menyadari bahwa pertemanan mereka selama ini memang hanya cukup sebatas pertemanan. Padahal Lia sudah berusaha membuka hatinya.
“ Apa aku yang terlalu percaya diri dan salah mengartikan sikap dan perilaku Martin selama ini padaku? “ tanya Lia dalam hati.
“ Jadi gimana Lia, apa kau mengerti maksud perkataanku? “ tanya Martin membangunkan Lia dari tanya hatinya.
“ Aku mengerti Martin. Selamat ya atas prestasi yang kau peroleh. Semoga studi dan pekerjaanmu di sana selalu baik-baik saja. “ ucap Lia.
“ Siapa tahu pulang dari sana sudah bawa calon mantu untuk orang tuamu. “ lanjut Lia sambil bercanda.
“ Terima kasih Lia atas doanya. Semoga kamu pun mendapat yang terbaik di sini. “ ucap Martin.
Setelah semua selesai, Lia pun pamit terlebih dahulu untuk pulang.
“ Aku pulang dulu ya, tak perlu kau antar, kontrakanku dekat sini kok. Terima kasih untuk semuanya. “ ucap Lia pamit kemudian beranjak meninggalkan Martin di kafe itu.
Lia berjalan menelusuri trotoar menuju kontrakannya. Dia melangkah sangat pelan, seperti sedang menghitung langkahnya.
“ Kenapa kejadian ini terulang lagi, di tempat yang sama lagi. “ tangisnya dalam hati.
Memang hubungannya dengan Martin tiada kejelasan selama ini, hanya status pertemanan, tapi selama ini, perkataan, sikap dan perilaku Martin kepada Lia, orang lain pun dapat menilai jika di antara mereka ada ketertarikan satu dengan yang lain. Namun kini Lia tidak bisa memaksakan kehendaknya. Bahkan Lia sempat berpikir bahwa Martin mengambil keputusan itu karena ada pengaruh dari orang tuanya sehingga Martin tidak mempunyai keberanian untuk memperjuangkan hubungan mereka untuk lebih serius lagi.
“ Dua kali sudah aku menjadi pendamping pengantin, semoga jangan sampai ketiga kalinya. “ lamun Lia hingga dia tidak menyadari telah menabrak orang yang sedang berdiri sambil menelepon berada di tepi trotoar.
“ Eh.. maaf... maaf... saya tidak melihat tadi. “ ucap Lia tersadar ketika jidatnya membentur punggung orang.
Seketika orang yang punggungnya tadi di tabrak oleh Lia menoleh. Lia yang merasa di perhatikan dari atas sampai bawah hanya bisa menunduk.
“ Sekali lagi saya minta maaf, karna tidak memperhatikan jalan tadi sehingga saya menabrak anda. “ ucap Lia dengan wajah tertunduk, takut orang yang di depannya memarahinya karna tadi hampir saja HP yang di pegang orang itu terjatuh.
“ Kamu tidak apa-apa? “ malah itu pertanyaan orang tersebut.
Lia yang kaget memberanikan diri mengangkat wajahnya, menatap orang itu. Ternyata orang itu adalah pria yang sangat tampan, hidung mancung, matanya indah, bertubuh atletis dan tinggi proporsional yang terbalut di balik setelan kemeja yang dikenakannya. Sesaat Lia terdiam kagum memandang pangeran di depannya.
“ Apa kamu tidak apa-apa? “ pria itu mengulangi pertanyaannya sambil melambaikan tangannya di depan Lia.
Apakah yang terjadi pada Lia ??