NovelToon NovelToon
GAGAL DALAM BERCINTA

GAGAL DALAM BERCINTA

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Poligami / Cinta Terlarang / Percintaan Konglomerat / Suami ideal
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Bellasdc

Inilah cerita cintaku yang gagal bersamanya... Cinta Terlarang, Terhalang Status
Perempuan biasa yang sempat mendapatkan cinta dan kasih sayang dari seseorang yang dia kagumi sejak lama.. Akankah cinta terlarang ini kembali dan berlanjut ke jenjang yang lebih serius atau berhenti di tengah jalan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bellasdc, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Meminta Sebuah Kesempatan

Setelah beberapa menit Kak Arka dan Aldo di luar, mereka masuk ke dalam. Kak Arka berpamitan padaku, dan memeluk lalu mencium Ical. Aku tahu Kak Arka seperti ini bukan atas kemauannya, tapi dia di kekang oleh Hani.

Hani tidak tahu tempat dan suasana dia terus meminta Kak Arka untuk cepat pulang. Benar yang dikatakan Kinan, setelah aku menceritakan tentang Hani padanya, Kinan bilang kalo saja bukan karena kesabaranku sudah ku jahit mulutnya itu mewakiliku. Maaf aku jadi terbawa emosi. Jujur Aku risih mendengarnya, jadi ku biarkan saja Kak Arka dan Hani pun pulang. Aku berharap mereka bisa lebih bahagia menjalani pernikahannya yang sebentar lagi akan dilangsungkan, walaupun aku berharap setelah mereka menikah nanti, Hani tidak terlalu mengekang kehidupan Kak Arka. Kasihan Kak Arka, bagaimanapun Kak Arka mempunyai Ical.

Saat itu Aldo pergi pamit keluar dulu sebentar katanya. Aku mengantuk sekali, aku ingin tidur tapi aku takut terjadi apa-apa pada Ical, karena aku tidak bisa bergantian istirahat dengan siapapun saat ini. Akhir-akhir ini aku sering mengantuk sekali, mungkin karena kelelahan mencari pekerjaan, aku sampai tidak bisa menahannya malam ini. Aku tertidur di kursi tempat tidur Ical sambil terus memegangi tangan kecilnya. Tidak lama aku terbangun, Aku melihat Aldo sudah datang dan sibuk dengan teleponnya.

“Dokter Aldo, sebaiknya Dokter pulang saja. Istirahat. Terima kasih untuk semuanya Dok. Saya akan menjaga Ical.”

“Nanti aku telepon lagi. Kamu sudah bangun? Tidak, aku tidak bisa meninggalkan kalian. Aku akan tetap disini, kamu tidurlah lagi. Kamu terlihat sangat kelelahan. Kita bisa bergantian menjaga Ical. Jangan menolakku!!”

“Baiklah, terima kasih banyak, dok”

Aku tidur kembali di tempat tidur yang disediakan untuk keluarga pasien, karena Aldo yang menemani Ical di samping tempat tidurnya. Aldo memberikan selimut untuk menutupi tubuhku. Aku yang merasakan itu, hanya tersenyum, tidak bisa berkata-kata lagi.

Keesokan harinya, ketika aku masih tertidur, Aldo menyentuh leherku aku merasakannya, dia mengeluarkan kalung yang ku pakai dengan perlahan, tapi tetap saja aku menyadarinya. Ya kalung itu, kalung liontin bertuliskan “Shinyal”. Aku terbangun karena terkejut.

“Apa yang kamu lakukan?!” tanyaku langsung terduduk

“Ma.. Maaf.. aku tadi.. tadi tidak bisa menahan untuk menyentuh kalung itu, aku penasaran apakah kamu masih memakai kalung itu atau malah membuangnya. Ternyata kamu masih memakainya, aku senang. Kamu belum melupakan aku, kan?”

“Ah kalung ini, saya akan mengembalikannya, maaf saya lupa” Ketika aku akan melepas kalung itu, Aldo menahannya, dan memasangkannya lagi

“Jangan di lepas aku mohon. Tempat kalung itu sudah benar, harus berada di leher pemiliknya. Jangan di lepas”

Ical tiba-tiba terbangun, dia menangis memanggil nama Ayah dan Ibu. Mungkin berisik karena percakapan kami, jadi dia terbangun. Aku dan Aldo segera menghampirinya. Ical langsung tersenyum, dan membentangkan tangannya sepertinya minta di peluk. Aku memeluknya. Dia ingin aku menggendongnya. Aku turuti semua kemauannya, lalu aku menggendongnya.

“Kamu udah bangun, kalo masih ngantuk tidur lagi aja, sayang, atau kamu lapar?” Dia menggelengkan kepalanya

“Ayah, Ibu, jangan belantem, tak boleh berisik. Kacian pasiennya”

“Kami tidak berantem, Ical. Disini juga tidak ada pasien lain. Kami sedang mengobrolkan hal penting. Mau Ayah gendong saja? Sini. Kamu mau jalan-jalan ke taman?” Tentu saja Ical tidak akan menolak dan langsung menerima ajakan Aldo.

“Ayoo..” balas Aldo dengan semangat

Aldo menggendong Ical, dia mengajakku dan Ical ke taman di Rumah Sakit. Banyak orang yang melihat kami bertiga. Tapi mereka tidak mengatakan hal buruk itu lagi. Mereka tersenyum dan menyapa kami seperti biasa saat bekerja di Rumah Sakit ini. Aku membalas senyuman dan sapaan mereka, begitupun dengan Aldo.

Sempat merasa aneh padahal kejadiannya belum lama, tapi mengapa mereka bisa berubah 180 derajat, berbeda dengan saat kejadian itu, apakah mereka bisa langsung menerima hubunganku dengan Aldo. Hanya 1 minggu mereka dapat berubah secepat ini apa semua ini karena pengumuman yang Aldo buat waktu itu atau ada hal lain yang mempengaruhiku tanpa sepengetahuanku.

Kami duduk di sebuah kursi taman, kami melihat banyak kupu-kupu terbang melayang-layang dan bunga indah bermekaran. Ical memaksa untuk melepaskan gendongan Aldo, dia ingin berlarian mengejar kupu-kupu itu. Aku tidak bisa apa-apa, aku hanya membiarkan Aldo untuk melepaskan gendongannya, membiarkan Ical berlarian di taman. Anak itu sedang sakit tapi masih saja hiperaktif. Ical yang sedang fokus bermain, tentu saja pandanganku tidak berpaling kemanapun hanya terus tetap tertuju padanya walaupun keadaan Ical sudah lebih baik dari kemarin.

“Tata, maaf, aku terlalu memaksamu. Aku mohon tolong berikan aku kesempatan satu kali lagi, biarkan aku untuk menjadikanmu wanita paling bahagia di dunia ini. Aku akan membahagiakan kalian selamanya aku mohon” Memohon padaku.

“Tapi Aldo. Saya tidak bisa”

“Mengapa tidak bisa, Ta? Dokter Arka? Saya sudah membicarakannya semuanya tentang kita, dan dia tidak ada masalah kita dekat kembali. Dan itu menguntungkan juga untuknya dan calon istrinya yang cerewet itu bukan. Ical jadi punya orang tua baru yang utuh. Jadi kasih sayangnya tidak akan pernah hilang”

“Ta.. tapi..”

“Hah.. Kok tidak bisa?” tanya seorang wanita dari belakangku, sontak pandangan kami tertuju ke sumber suara

“Ehh, Dokter Tina, Om Anton” Aku menyapa mereka. Aku terkejut mengapa mereka disini.

Tiba-tiba..

“Ibu, Ayah.. huaa... cakit..” teriak Ical, dia menangis, aku melihatnya sudah dalam keadaan tengkurap di rerumputan taman itu

Sepertinya dia terjatuh karena asyik fokus berlarian kesana kemari. Dia pasti kaget. Aku dan Aldo segera berdiri dan berlari untuk menghampirinya.

“Sudah aku saja..” Segera Aldo berlari, langkahku segera terhenti, dia langsung menggendong Ical

“Sstt... udah Ical, Nak. Udah Ayah gendong juga, masa anak laki, anak jagoan Ayah sama Ibu nangis.. sudah yaa..” menggendong dan menenangkan Ical

“Tidak ada luka juga di kakimu. Sini sama Ayah mainnya..“

Aldo mengajaknya bermain kembali, mereka saling tertawa bercanda. Seketika Ical berhenti menangis, dia tertawa tiada hentinya melupakan kejadian tadi. Aku melihat keakraban mereka, tanpa sadar tersenyum

“Lihat mereka, sudah dekat seperti itu. Kamu tega mau memisahkannya, Dokter Shinta?” tanya Dokter Tina

“Shinta saya mau meminta maaf, atas apa yang sudah saya lakukan dulu. Dulu saya khawatir, saya khawatir Aldo akan memilih pilihan yang salah, saya terlalu melihat seseorang dari apa yang di punya, bukan dari apa yang akan orang itu berikan untuk Aldo. Aldo anak terkecil saya, dia hidup tanpa kasih sayang dari Ibunya sejak kecil, jadi saya ingin mencarikan wanita yang tepat dan bisa menjaganya dengan baik. Maaf” Om Anton berlutut, tidak enak hati melihatnya seperti itu, segera aku menyuruh Om Anton untuk berdiri.

1
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
hai kak
gabung yu d cbm..
kita d sn bakal belajar dan bermain bersama
..
caranya follow akun ak dl ya.
nnti aku undang kaka
thx
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!