Putra adalah salah satu anak yang mempunyai kelebihan bisa melihat bangsa jin. Dan kelebihan itu dia dapatkan di usianya yang masih 12 tahun.
"Yen dudu kowe, mbok menawe anakmu bakal oleh warisan ilmune mbah buyut"
"kau memiliki aura yang sangat positif, energi mu juga sangat besar. Itulah yang membuat bangsa seperti kami tertarik padamu"
"Aku yakin bahwa suatu saat nanti kau akan menjadi orang yang hebat kelak nanti. Jadi jika kau sudah berada di titik itu, aku minta kunjungi lah aku lagi nantinya" pinta lele truno pada putra.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anggara putra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 masuk BK
Setelah putra memegang kepala anak itu, luka nya pun perlahan menghilang. Dan anak itu mendapat energi milik putra yang membuat nya menjadi bugar kembali.
"Hah!!"
Teriak ke empat teman putra dan anak yang sempat kesurupan itu keheranan.
Sementara cecep biasa saja karena dia sudah tau kalo yang menyembuhkan luka nya bukan lah putra, tapi nyai ambar.
"Kok bisa sih luka nya menghilang secepat itu??" ucap rangga keheranan.
"Ya bisa lah kan semuanya karena kehendak allah swt" balas putra.
"Ya iya sih tapi kan gak secepat itu juga" ucap rangga lagi.
Beberapa menit setelah putra dan kelima temannya berada di ruang UKS. bel istirahat pun berbunyi, mereka memutuskan untuk keluar dan pergi ke kantin untuk beristirahat.
"Yaudah kalau gitu kita keluar dulu yah, semoga kamu cepat sembuh" ucap putra pada anak itu.
"Amin! terimakasih kak" balas anak itu.
Mereka ber enam pun keluar dari ruang UKS dan pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka.
Sesampainya di kantin, mereka langsung memesan pesanan mereka masing-masing.
"Oh iya kalo lulus nanti kalian mau lanjut nya di mana?" tanya raka pada kelima teman nya.
"Kalo aku sih disuruh nya mondok" jawab reyhan.
"Aku sih masih bingung mau lanjutnya di mana, kalo kamu mau lanjut di mana put?" tanya rangga.
"Aku si pengen nya di salah satu SMP yang ada di jakarta yah, tapi orang tua ku gak ngebolehin. Jadi palingan juga aku lanjutnya di SMPN 2 WIDASARI" jawab putra.
Kalo kamu cep mau lanjutnya di mana?. sambung putra bertanya pada cecep.
"Kalo aku mau lanjutnya di kota kelahiran ibu aku, soalnya kata ibuku setelah lulus nanti kita mau pindah ke sana. Jadi biar aku sekolah nya gak kejauhan aku sekolah nya di sana" jawab cecep.
"Yah bakal pisah deh nantinya" keluh raka.
"Emang kota kelahiran ibu kamu di mana?" tanya putra.
"Di kediri jawa timur put" jawab cecep.
"Jauh juga yah" balas putra.
"Kalo kamu den mau lanjut di mana?" tanya rangga.
"Aku juga sama kayak reyhan di suruh mondok sama orang tua aku" jawab denis.
"Kamu sendiri mau lanjut di mana rak" tanya putra.
"Aku juga sama kayak kamu put, lanjutnya di SMPN 2 WIDASARI" jawab raka.
"Kalo gitu aku juga sama kalian aja deh lanjutnya" timpal rangga.
Selang beberapa menit, bel masuk pun berbunyi.
"Kring!!"
"Kring!!"
"Kring!!"
"Masuk yuk" ajak cecep.
"Yuk" jawab mereka berlima serentak.
Mereka ber enam pun masuk ke dalam kelas mereka.
Sesampainya mereka di kelas, mereka melihat di dalam kelas mereka sudah kosong tanpa ada satu murid pun yang ada di situ.
"Loh! kok kosong sih, pada kemana yah?" ucap putra kebingungan.
"Iya yah masa sih mereka masih di luar semua. kan biasanya juga ada beberapa yang di kelas" balas cecep.
Tak berselang lama ada anak OSIS yang menghampiri putra dan kelima teman nya.
"Kalian anak kelas enam kan!? kalian di tunggu di ruang guru. Teman-teman kalian yang lain sudah ada di sana" ucap anak OSIS itu memberi tau putra dan teman-teman nya.
Setelah itu anak itu pergi meninggalkan putra dan kelima teman nya.
"Ada apa yah, kok anak kelas kita di panggil ke ruang guru semua?" ucap cecep kebingungan.
"Iya yah masa sih gara-gara kita ber enam telat jadi satu kelas yang kena" balas putra juga bertanya-tanya dalam benaknya.
"Yaudah yuk, kalo kita gak kesana kita gak bakal tau apa masalahnya" ucap reyhan.
Mereka ber enam pun pergi keruang guru untuk memenuhi panggilan dari guru BK mereka.
Sesampainya mereka di sana, mereka langsung bergabung dengan anak-anak yang sudah lebih dulu disana.
"Dari mana aja kalian?" tanya guru BK di sekolah itu yang bernama mursyid dengan serius.
"Dari kantin pak" jawab putra.
"Oke buat kalian yang sudah dari tadi di sini, silakan kalian kembali ke kelas" perintah pak mursyid.
Kalian ber enam! duduk. sambung pak mursyid pada putra dan kelima teman nya.
"Apa benar tadi ada yang kesurupan?" tanya bu indri yang juga guru BK.
"Benar bu" jawab putra dan kelima teman nya serentak.
"Dan yang kesurupan itu katanya nyariin kamu, tapi kamu belum dateng jadi dia ngamuk-ngamuk berantakin kelas? apa benar gitu put" tanya ibu indri pada putra.
"Iya bu benar" jawab putra.
"Tapi kenapa demit yang merasuki itu nyariin kamu. Apa sebelumnya kamu berbuat aneh-aneh" tanya ibu indri lagi.
"Saya juga gak tau bu, tapi se inget saya, saya gak pernah berbuat aneh-aneh di luar sana" jawab putra.
Tapi saya janji setelah ini tidak akan ada lagi kejadian seperti ini lagi bu. sambung putra.
Sementara kelima teman putra hanya tertunduk diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
"Baiklah ibu pegang janji kamu, tapi jika kejadian ini terulang lagi dan kembali merusak fasilitas sekolah. Pihak sekolah tidak akan memperbaiki nya lagi dan yang bersangkutan lah yang akan memperbaiki nya. Baik itu kamu atau pun anak yang lainnya, ibu tau bukan kamu yang melakukan nya, tapi kamu lah yang bersangkutan langsung dengan kejadian itu. Ibu juga akan memperingatkan ini pada anak yang kesurupan itu. jadi kamu jangan berfikir ibu atau pihak sekolah menuduh kamu, seolah kamu yang harus bertanggung jawab atas kejadian ini" ucap ibu indri memperingati putra dan kelima teman nya.
"Iya bu" balas putra.
"Oke silakan kalian kembali ke kelas, awas jangan keluyuran kemana-mana. ucap ibu indri lagi.
"Baik bu, assalamualaikum" ucap putra.
Mereka ber enam pun keluar dari ruang guru untuk masuk kedalam kelas.
3 jam berselang, putra sudah berada di rumah dan dia masih memikirkan siapa yang menyebabkan anak kelas 5 itu kesurupan dan mencarinya.
"Waring, sura, tata, nyai, apa kalian tau siapa dalang dari kesurupan pagi tadi?" tanya putra pada ke empat penjaganya.
"Hamba tau raden" jawab naga waring.
"Oh yah, siapa itu waring?" tanya putra lagi.
"Dalang dari kejadian itu adalah anak yang saat itu membuat teman raden tidak tidak fokus, dan akhirnya mengalami kekalahan" jawab naga waring menjelaskan.
"Mengalami kekalahan??" ucap putra sambil menggaruk-garuk kepala nya padahal tidak gatal.
"Maksud waring adalah nak cecep raden" timpal kantata.
"Cecep?? maksud kamu cecep yang membuat anak itu kesurupan" tanya putra lagi pada naga waring.
"Bukan raden jadi begini. Yang menyebabkan anak itu kesurupan adalah genderuwo yang sama yang waktu itu membuat nak cecep jadi kalah saat raden kemah kemarin" timpal nyai ambar ikut menjelaskan.
"Ohh!! iya-iya aku baru ingat, jadi genderuwo itu juga yang merasuki anak itu?" tanya putra lagi coba untuk memastikan nya.
"Benar raden" jawab nyai ambar.
Sementara mahasura hanya berbaring saja sembari memperhatikan putra dan ke tiga penjaganya sedang berbincang.
"Tapi apa tujuan genderuwo itu mencariku sampai-sampai dia berani merasuki salah satu adik kelasku" ucap putra masih bertanya-tanya.
"Genderuwo itu di perintahkan oleh tuan nya raden. Dan dia mencarimu karena tuan nya tidak suka padamu" balas naga waring.
"Tidak suka padaku?? apa motif dia sampai-sampai dia tidak suka padaku, padahal aku sama sekali tidak mengenalnya. Apa lagi sampai berbuat macam-macam padanya" ucap putra.
"Ya begitulah manusia raden" celetuk mahasura.
"Sepertinya aku sendiri yang harus menanyakan apa motif dia sebenarnya" ucap putra lagi.
Nyai apa kau bisa membawaku ke tempat anak itu?. sambung putra bertanya pada nyai ambar.
"Bisa raden" jawab nyai ambar.
"Oke kita kesana setelah aku pulang mengaji" ucap putra.
"Baik raden, hamba siap kapan pun raden membutuhkan hamba" balas nyai ambar.
Jika kita sudah berada disana, hamba minta raden bisa mengontrol emosi raden. sambung nyai ambar.
Setelah itu putra pun keluar rumah untuk bermain dengan teman-temannya seperti biasa.