NovelToon NovelToon
The Rise Of Savior

The Rise Of Savior

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Reinkarnasi / Kelahiran kembali menjadi kuat / Perperangan / Penyelamat
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Daffa Rifky Virziano

Di tengah reruntuhan planet Zefia, Arez terbangun dari tidur panjangnya—sebuah dunia yang hancur akibat bencana besar yang dikenal sebagai Bang. Setiap seratus tahun, planet ini mengalami Reset, sebuah siklus mengerikan yang membawa kehancuran, memunculkan monster, dan membangkitkan kejahatan dari masa lalu. Dunia di mana perdamaian tak pernah bertahan lama, di mana peradaban selalu bangkit hanya untuk jatuh kembali.

Arez, seorang pahlawan yang terlupakan, bangkit tanpa ingatan tentang masa lalunya. Digerakkan oleh naluri untuk melindungi Zefia, ia harus bergabung dengan para Refor, pejuang pilihan yang memegang kekuatan elemen untuk menjaga keseimbangan dunia. Namun, Arez tidak menyadari bahwa ia adalah kunci dari siklus kehancuran yang terus berulang. Monster dan musuh dari masa lalu mengenali jati dirinya, tetapi Arez terjebak dalam kebingungan, tak memahami siapa dirinya sebenarnya.

Apakah di@ adalah penyelamat dunia, atau justru sumber kehancurannya? Apakah Arez akan berhasil?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daffa Rifky Virziano, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Excubitores

Cybele memberikan perintah kepada salah satu petugas istana untuk mengantar Arez dan Elara ke kamar mereka masing-masing serta memastikan mereka dilayani dengan baik. Petugas tersebut, seorang pria muda berpakaian rapi dengan sikap yang penuh hormat, segera mengangguk dan mempersilakan Arez dan Elara untuk mengikutinya.

"Kami telah menyiapkan kamar-kamar yang nyaman untuk Anda berdua," ujar petugas itu sambil berjalan di depan, melewati lorong-lorong istana yang megah dan dihiasi dengan ornamen-ornamen indah. "Jika ada yang Anda butuhkan, jangan ragu untuk memberi tahu kami. Kami akan memastikan Anda merasa seperti di rumah sendiri selama tinggal di sini."

Arez dan Elara mengikuti petugas itu dalam diam, masih merenungkan semua yang terjadi sepanjang hari ini. Setiap langkah di istana terasa megah, penuh dengan sejarah dan kekuatan yang mengalir di setiap sudutnya. Akhirnya, mereka tiba di depan dua pintu besar yang masing-masing mengarah ke kamar Arez dan Elara.

"Ini kamar Anda, Tuan Arez," kata petugas itu sambil membuka salah satu pintu. "Dan ini kamar Anda, Nona Elara," lanjutnya sambil membuka pintu yang lain.

Arez dan Elara saling bertukar pandang sebelum tersenyum ringan. "Terima kasih," kata mereka serempak, sebelum masuk ke kamar masing-masing.

Petugas itu menunduk hormat, lalu berkata, "Istirahatlah dengan baik. Jika ada yang Anda perlukan, saya akan berada di sini sepanjang malam."

Setelah mengucapkan selamat malam, Arez dan Elara pun masuk ke kamar mereka masing-masing.

Di dalam kamar, Arez duduk di tepi tempat tidurnya, menatap langit-langit yang dihiasi dengan ukiran-ukiran artistik. Suara malam yang tenang di luar jendela tidak mampu menenangkan pikirannya yang bergejolak. Meskipun tubuhnya lelah, pikirannya terus-menerus terganggu oleh potongan ingatan yang samar dan membingungkan.

"Apa yang sebenarnya terjadi padaku?" gumam Arez pelan. Kilasan memori yang muncul sebelumnya—suara pria yang berteriak, janji wanita misterius—terus menghantuinya. Kata-kata itu bergema di pikirannya, seolah-olah membawa pesan yang mendesak namun tidak sepenuhnya bisa ia pahami.

Arez meraih pergelangan tangannya, di mana tanda segitiga yang khas Refor bersinar redup dalam cahaya remang-remang. "Siapa aku sebenarnya? Dan mengapa aku dipilih?" tanya Arez pada dirinya sendiri. Keberadaannya di dunia ini terasa begitu asing, seolah-olah ia adalah bagian dari teka-teki besar yang belum terpecahkan.

Berulang kali, Arez mencoba untuk mengingat lebih banyak tentang masa lalunya, namun setiap kali ia mendekati ingatan tersebut, kepalanya terasa sakit. Ini membuatnya merasa terjebak dalam kebingungan, seakan-akan ada kekuatan yang sengaja menyembunyikan kebenaran dari dirinya.

Ia akhirnya berdiri dari tempat tidur dan berjalan ke jendela, membuka tirai untuk melihat ke luar. Pemandangan malam di istana yang megah, dengan lampu-lampu yang menerangi halaman dan benteng yang menjulang tinggi, seharusnya memberikan rasa damai. Namun, bagi Arez, semua ini hanya menambah rasa terasingnya.

"Semua ini harus dihentikan," kata-kata dalam ingatannya kembali terdengar jelas di benaknya. Siapa yang mengatakan itu, dan apa yang harus dihentikan? Arez memegang kepalanya, mencoba untuk menenangkan kegelisahannya.

Arez yang kaget mendengar suara asing di kamarnya langsung bereaksi dengan sigap. Ketika ia menyadari ada seseorang yang duduk di kasurnya, nalurinya sebagai seorang pejuang langsung terpacu. Dalam sekejap, ia menghunus pisau kecil dari balik pinggangnya dan melemparkannya dengan cepat ke arah orang tersebut.

Namun, pria itu dengan gerakan yang luar biasa cepat menghindari serangan Arez, melompat tepat ke depan Arez dengan lincah. Arez melihat pria itu dengan jelas untuk pertama kalinya: mata merah menyala, rambut abu-abu yang acak-acakan, dan sepasang taring yang tampak tajam menghiasi senyumnya yang mengejek.

"Aku Blaise Pascal," pria itu memperkenalkan dirinya dengan nada santai namun penuh ancaman. "Salah satu anggota Excubitores, dan aku tahu banyak tentang masa lalumu, Arez."

Tak menunggu lebih lama, Arez langsung melancarkan pukulan ke arah Blaise. Pukulannya cepat dan kuat, mengarah tepat ke wajah pria itu. Namun, Blaise dengan mudah menangkis serangan Arez, membuat sebuah blok dengan lengan yang kokoh.

Pertarungan sengit pun dimulai di dalam kamar. Arez melayangkan serangan demi serangan, menggunakan kombinasi pukulan dan tendangan dengan kecepatan yang mengesankan. Sementara itu, Blaise menunjukkan kemampuan luar biasa dalam bertahan dan menangkis setiap serangan yang datang. Ruangan yang sebelumnya tenang kini penuh dengan suara dentuman pukulan dan hentakan kaki.

Arez melancarkan serangan mematikan, berusaha memukul Blaise di bagian perut, namun Blaise melompat mundur, membuat serangan Arez mengenai udara kosong. Tidak menyerah, Arez segera melanjutkan dengan tendangan memutar, namun Blaise lagi-lagi berhasil menangkis serangan itu dengan mudah.

"Kau cepat, Arez, tapi tidak cukup cepat untukku," ucap Blaise dengan nada menggoda, seolah-olah ia menikmati pertarungan ini.

Arez semakin marah, memusatkan kekuatannya untuk satu serangan pamungkas. Ia melompat ke udara, mengayunkan tinjunya dengan kekuatan penuh. Blaise menatapnya dengan mata merah yang berkilat, lalu dengan gerakan yang nyaris tak terlihat, ia menghilang dari pandangan Arez.

Arez mendarat di lantai, sedikit terhuyung, matanya mencari-cari Blaise. Sebelum Arez bisa bereaksi lebih jauh, Blaise sudah berada di belakangnya, mencengkram lengannya dengan kuat. "Kau belum siap untuk menghadapi kebenaran, Arez. Tapi waktu kita akan tiba," bisik Blaise di telinga Arez, dengan suara yang rendah dan berbahaya.

Dengan sekejap, Blaise melepaskan cengkramannya dan mundur, tersenyum sinis. "Ingat namaku, karena kita akan bertemu lagi," ucapnya sebelum dia menghilang dalam bayangan, meninggalkan Arez yang berdiri terengah-engah dengan hati penuh kebingungan dan kemarahan.

Arez mengepalkan tinjunya, mencoba memahami apa yang baru saja terjadi. Siapa sebenarnya Blaise Pascal ini? Dan apa yang ia ketahui tentang masa lalu Arez? Apa itu Excobitores?.

Tak lama setelah Blaise menghilang dari pandangan, pintu kamar Arez terbuka dengan keras, dan beberapa prajurit bergegas masuk. Mereka tampak waspada, menghunus senjata mereka, dan segera mencari sumber kericuhan.

Arez, yang masih berdiri dengan napas terengah-engah, mengangkat tangannya sebagai isyarat untuk menghentikan para prajurit. "Tenang, aku baik-baik saja," katanya dengan suara yang masih terengah.

Salah satu prajurit maju mendekat, matanya menyapu ruangan untuk memastikan tidak ada ancaman lebih lanjut. "Kami mendengar suara pertempuran, Apa yang terjadi?"

Arez mengangguk, mencoba menenangkan dirinya setelah pertarungan mendadak itu. "Ada seseorang yang masuk ke kamar ini. Dia mengaku sebagai anggota Excubitores dan siapa mereka oni" jelas Arez dengan tegas, meskipun masih dipenuhi kebingungan.

Para prajurit saling bertukar pandang, menyadari keseriusan situasi ini. Tanpa menunda waktu, salah satu prajurit itu berkata, "Kami akan melaporkan kejadian ini segera kepada Cybele."

Setelah memastikan Arez tidak terluka, para prajurit dengan cepat keluar dari kamar dan menuju ruang utama di mana Cybele berada. Kejadian ini tidak bisa dianggap enteng, terutama dengan ancaman yang jelas dari seorang anggota Excubitores yang tampaknya mengetahui sesuatu yang penting.

Setelah kejadian malam itu, kamar Arez dilindungi dengan sihir khusus yang diletakkan oleh para penyihir kerajaan atas perintah Cybele. Sihir ini menciptakan penghalang tak terlihat yang hanya dapat dilewati oleh orang-orang yang diizinkan, menjaga Arez dari segala ancaman. Selain itu, pasukan istana ditempatkan di sekitar kamarnya, berjaga sepanjang malam.

Esok paginya, Elara datang ke kamar Arez. Dia mengetuk pintu dengan pelan, dan Arez membukanya. ketika melihat Arez baik-baik saja, dia tersenyum lega. Mereka berbincang ringan tentang kejadian-kejadian yang telah mereka alami. Elara mencoba menghibur Arez dengan cerita-cerita tentang kisahnya, tetapi Arez tetap tampak memikirkan sesuatu yang lebih dalam.

Mereka memutuskan untuk berjalan-jalan ke taman istana. Taman itu penuh dengan pepohonan besar dan bunga-bunga yang indah. Mereka berjalan pelan, menikmati pagi yang tenang. Ketika mereka tiba di bawah sebuah pohon besar, mereka memutuskan untuk duduk di sana, menikmati keteduhan dan suara burung yang berkicau.

Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama. Tiba-tiba, Blaise muncul dari balik bayangan pepohonan. "Tenanglah," katanya dengan suara tenang, "kau ingin tahu tentang dirimu, kan? Dan juga tentang aku."

Elara langsung waspada. Dalam sekejap, dia mengeluarkan senjatanya dan menodongkannya ke arah Blaise. Wajahnya tegang, jelas tidak percaya pada pria yang baru saja mereka temui semalam itu. Arez, meskipun terkejut, tetap tenang namun waspada. Dia sudah tahu bahwa Blaise tidak bisa dianggap enteng, mengingat pertempuran mereka sebelumnya.

Saat itu juga, seorang wanita pendek muncul dari balik pohon lain. Dia berjalan mendekati Blaise dengan tenang. Dengan senyum tipis di wajahnya, dia memperkenalkan diri, "Aku Katerina, rekan Blaise."

Mereka berdua lalu berkata secara bersamaan, "Kami adalah Excubitores, penjaga kedamaian."

Arez dan Elara tetap waspada mengetahui bahwa mereka berhadapan dengan orang-orang yang mengklaim sebagai penjaga kedamaian. Namun, Elara masih tak menurunkan senjatanya, sementara Arez merasa bahwa ini mungkin kesempatan untuk menemukan jawaban atas banyak pertanyaan yang mengganggunya selama ini. Sementara angin berhembus perlahan di sekitar mereka, Arez tahu bahwa keputusan besar harus diambil, dan pengetahuan yang ditawarkan oleh Blaise dan Katerina bisa menjadi kunci bagi masa depannya.

...****************...

...Blaise...

sosok yang sangat mencolok dengan penampilan uniknya. Dia memiliki mata merah yang tajam dan rambut berwarna abu-abu, memberikan kesan misterius dan menakutkan. Blaise mengenakan baju perak yang berkilau di bawah sinar matahari. Ototnya yang kekar terlihat jelas. Di lehernya tergantung sebuah kalung dengan angka 5, Di punggungnya, dua kapak besar tergantung dengan gagah, siap digunakan kapan saja.

...Katerina...

seorang wanita pendek dengan penampilan yang penuh karisma dan sedikit misterius. Dia memiliki mata biru yang tajam, seolah-olah mampu menembus pikiran orang lain. Rambutnya yang hitam mengilap tergerai indah, dengan hiasan bunga kecil di sisi rambutnya, menambah kesan anggun dan menawan. Di lehernya tergantung sebuah kalung dengan angka 8.

Katerina mengenakan gaun berwarna merah dan hitam, yang memberikan kesan elegan. Di pinggangnya, terdapat sebuah buku sihir yang selalu dibawanya ke mana-mana, menandakan bahwa dia adalah seorang penyihir yang ahli. Gaunnya berdesain rumit, dengan perpaduan warna yang mencolok, menambah aura misteri dan kekuatan yang menyelubunginya.

...****************...

1
Arsiteku Istriku
napa ga bikin paragraf baru aja
Arsiteku Istriku
tor bikin bab khusus jurus2 arez dong
Daffa Rifky V: nanti aku coba ya
Daffa Rifky V: nanti aku coba ya
total 2 replies
Nur-
udah masuk arc baru ya?
aizen
dikit amat tor tumben
Thia El Fath
ceritanya kerennn kak...
VReader
tor konsisten dong, saran aja jgn tiap bab ntar panjang, nter pendek. sama ratain aja
Daffa Rifky V: maaf kak atas ketidak nyamanan membaca🙂, aku akan brusaha maksimal mungkin untuk memperbaiknya makasih sarannya
total 1 replies
Her Highness Elsa
Aku baru baca 5 chapter dan ini sedikit review dariku.

Untuk tulisan bagus dan rapi melebih standar tulisan author2 di sini kebnyakan. Pendeskripsian juga sudah bagus namun aku saran lebih menerapkan showing ke konten yg ada di cerita.

Untuk Alur termasuk lambat, World Building ada untuk pengenalan cukup, ada beberapa narasi yg janggal namun untuk tidak terlalu mengganggu keseluruhan bacanya.

Saranku, lebih eksplor setting Post Apocalyptic-nya dlu baik sebelum bertemu Elara ataupun ketika baru bertemu dengannya.

Feelnya menurutku bukan seperti novel Post Apocalyptic kebnyakan dan malah seperti Novel isekai pada umumnya.
Daffa Rifky V: thank u so much aku juga baca karya kaka udah 10 chapter tapi karna sibuk di rl blom baca baca lagi😁😁😁
total 1 replies
Her Highness Elsa
Emmm tadi katanya rambutnya perak ...

Skrng jadi emas /Facepalm/
Daffa Rifky V: akwwkkw lupa dirubah itu blom revisi🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Her Highness Elsa
Lalu, ingatan apa yang kembali ke Arez seperti yg sudah disebutkan di chapter sebelumnya klw dia masih bnyak yg tidak tahu?
Daffa Rifky V: bukan maksudnya dia pergi ke tujuan ke kota trevia buat mencari tau dirinya, mungkin dia bisa inget sesuatu nanti gitu hehe
total 1 replies
Her Highness Elsa
Saranku, lebih perlihatkan setting Post Apocalypticnya terlebih dahulu agar pembaca mulai meresap ke latar dari novel ini yg bertemakan Post-Apocalyptic seperti yg sudah disebutkan.
Her Highness Elsa
Narasi ini ada problem karena penjelasannya kaya MC dan Elara ini sudah sangat dekat dan memiliki takdir yg berhubungan padahal baru pertama kali bertemu.
Daffa Rifky V: agak bingung soalnya bikin setting awal niatnya si elara ini ketemunya gimana , jadi dibikin kek gini🥲🥲tapi elara tau soal sjarah kbangkitan sorang pahlawan dimasa lalu, disini cuma elara blom tau bgt sama arez dia juga pnasaran. tapi seiring berjalannya bab per bab elara bakal tau kbenarannya.... dan penyebab dunia skarang kek gini juga dan banyak negeri yg udah silih berganti sebelum elara lahir karna banyak reset akibat bncana kiamat itu.sksrang jadi 5 negara di Zefia, usia Arez sndiri lebih dari ribuan tahun.. dan knapa dia tertidur beberapa chapter lagi bakal dijelasin kok, soalnya aku masi nyajiin ringan2 dulu sblum badai panjang di tiap chapter
total 1 replies
Her Highness Elsa
ini dialog kedua respon untuk apa dialog siapa?
Daffa Rifky V: itu si elara kan diserang jadi insting aja dia mao bantu ellara, tpi perlu ga ya dialog kek gitu aku juga ngrasa kpanjangan si
total 1 replies
Her Highness Elsa
Kasih eksposisi Refor itu apa.
Daffa Rifky V: siap , refor itu pemilik tanda yang punya elemen, ygga punya elemen tu orang biasa
total 1 replies
Her Highness Elsa
Mengapa Pembawa cahaya yang notabenenya elemen yg biasa dimiliki oleh seorang Pahlawan ditakuti? Dan ditakuti oleh siapa? 🤔
Llitch Ceysa
aku suka
Daffa Rifky V: makasi kaka dukung terus ya
total 1 replies
Iyan Store
updatenya lama bgt dah/Sweat//Sweat//Sweat/
Daffa Rifky V: lagi banyaj ksibukan di rl huhuu
total 1 replies
Satu Kata
autor sus bgt😏😏
Nightcore Yagami
mantap wir
aizen
semangat updatenya torrrr
Daffa Rifky V: makasih
total 1 replies
VReader
menurutku gak perlu terlalu panjang dijelasin deh
Daffa Rifky V: makasih sarannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!