Menikah karena perjodohan orang tua, tidak menghalangi cinta antara Farrel dan Anastasya. Namun, hubungan yang tadinya sudah indah harus hancur berkeping-keping karena pemuda itu lebih mementingkan sahabat, daripada Tasya istrinya sendiri. Sehingga tidak tahu bahwa istrinya mengidap penyakit mematikan. Segalanya terbongkar setelah Tasya mengalami kecelakaan bermotor yang hampir menghilangkan nyawa gadis itu. Hal itu pula membuat Tasya koma hingga bertahun-tahun lamanya.
Bagaimanakah kisah rumah tangga pasangan remaja tersebut? Akan kah Farrel dan orang tua Anastasya menyesal sudah mementingkan hal lain daripada gadis malang tersebut? Jangan lupa tinggalkan jejak biar Mak Autor semagat nulisnya ya🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zaenab Usman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjadi Pemenangnya.
💐💐💐💐💐💐
...HAPPY READING......
.
.
Begitu suara bel berbunyi pertanda jam istirahat. Mahasiswa dan siswi berhamburan keluar kelas. Ada yang menuju kantin, ada yang ke lapangan olahraga dan ada pula yang hanya duduk santai di lingkungan sekolah, ataupun di taman bunga yang sangat terawat oleh tukang kebunnya.
Namun, jika jam istirahat lebih banyak pergi ke kantin untuk mengisi perutnya yang mulia lapar. Setelahnya baru mereka bersantai dan sanda gurau bersama teman-temannya. Begitu pula dengan Anastasya dan Rista. Kedua gadis itu tertawa sambil berjalan menuju kantin. Meskipun hanya hal receh pasti membuat keduanya tertawa bahagia.
"Sya, ayo kita duduk disebelah sana!" ajak Rista menarik tangan Tasya. Saat ini mereka berdua sudah tiba di kantin. Gadis itu hanya menurut karena disaat semuanya ke kantin, maka harus cepat mendapatkan meja kosong. Jika tidak maka akan kehabisan tempat.
"Elo duduk aja, biar gue yang memesannya seperti biasa," kata Tasya karena dia ingin sekalian membeli permen karet. Disaat lagi kesal menghadapi mata pelajaran yang menurutnya rumit, maka gadis itu akan memakan permen, seperti itulah kebiasaannya.
Rista hanya mengiyakan dan langsung bermain ponsel. Karena meskipun Tasya gadis yang nakal, tapi dia tidak mau memerintah sahabatnya begitu saja.
"Hay, Anastasya yang cantik melebihi Cinderella. Mau pesan apa?" sapa Edo sengaja ingin melihat reaksi Farrel. Entah mengapa setelah tahu hubungan keduanya, ketiga sahabat Farrel lebih berani lagi untuk menggoda Tasya yang terkenal juteknya.
"Hay juga! Mau memesan apa yang tidak ada," jawab Tasya asal. Percayalah gadis itu tidak suka ada laki-laki yang ingin mendekatinya. Karena beranggapan bahwa mereka lebay. Salah satu alasan dia dulu tidak suka pada Farrel adalah gara-gara pemuda itu digilai kaum hawa. Namun, rasa benci itu malah berubah menjadi cinta seiring berjalannya waktu.
Tasya selalu menonton drakor, jadi dia selalu beranggapan buruk tentang laki-laki. Apalagi papanya sendiri juga sangat cuek padanya.
"Kak, tolong antar ke meja ya. Entah mengapa di sini rasanya sangat gerah," ucap gadis itu pada pelayan kantin. Tiba-tiba dia ingin menghindari kerumunan yang semakin banyak. Melihat ada Farrel tentu para gadis ingin memesan makanannya sendiri. Berbeda dengan dirinya yang malah menghindar.
"Yah, Tasya kok malah pergi sih, gue ikut ya!" Edo tidak menyerah meskipun sudah mendapat tatapan tajam dari Farrel.
"Rel, santai aja, Edo hanya ingin melihat kesetiaan princess Tasya," ucap Doni terkekeh.
"Sudah ayo duduk! Nanti ibu kantin marah karena sudah penuh mengantri seperti ini," ajak Farrel sambil membawa minuman miliknya sendiri. Lalu mereka duduk di kursi yang tidak terlalu jauh dari Tasya. Sesekali pemuda itu melihat kearah istrinya yang selalu terlihat ceria.
"Dia lucu juga waktu mabuk malam itu. Kenapa nggak gue rekam biar menjadi kenangan-kenangan."
"Rel, Elo kenapa tersenyum sendiri?" tanya Kiki heran. Soalnya sahabatnya itu sangatlah dingin dan pendiam. Dia jarang berbicara apalagi tertawa terbahak-bahak seperti orang lain, untuk senyum kecil saja sudah sangat sulit bagi seorang Farrel Hendrawan.
"Gue bukan tersenyum, tapi lagi memikirkan saat kita latihan kemaren," elak Farrel tidak ingin sahabatnya tahu bahwa dia tersenyum karena memikirkan Tasya. Disaat mereka mengobrol, tiba-tiba terdengar suara meja yang dipukul cukup keras. Membuat semuanya menoleh kearah sumber suara.
"Apa sih, kurang kerjaan apa?" seru Rista karena jika Tasya hanya diam saja. Meja yang dipukul adalah tempat Tasya makan.
"Heh, kenapa Elo masih masuk sekolah? Apakah ingin mencari masalah lagi. Dasar pembuat onar!" maki Aprilia karena dialah yang menganggu Tasya. Soalnya disaat mereka bertengkar 10 hari lalu, Aprilia yang kalah dan babak belur. Hari ini dia akan membuat perhitungan pada Tasya.
"Kenapa? Apakah Elo takut gue patahkan lagi tangan, Elo? Enyahlah dari sini karena gue lagi malas untuk berdebat dengan Elo atau siapapun" jawab Tasya ketus. Sebelum menjawab dia sempat melirik kearah Farrel yang kebetulan posisi mereka saling berhadapan.
"Gue nggak takut sama anak pungut seperti Elo, Tasya. Tapi hanya ingin memberi Elo hadiah karena sudah berani memukul wajah gue dengan tangan kotor Elo," Aprilia yang sudah menyiapkan rencana untuk mempermalukan Tasya, sekaligus membuat rivalnya itu dikeluarkan dari sekolah, langsung menyiram tubuh Tasya mengunakan air satu ember berukuran sedang. Lalu dia menerima satu gelas jus jeruk dan mengguyurnya ke muka Tasya.
"Up! Sorry, Anastasya, Gue tidak sengaja," ucap Aprilia berpura-pura merasa bersalah. Hari ini dia sengaja memancing amarah Tasya agar mereka kembali bertengkar. Dua orang teman Aprilia tertawa diikuti oleh siswi-siswi yang lebih banyaknya tidak menyukai Tasya. Apalagi setelah tahu Farrel membelanya beberapa minggu lalu.
"Brengsek! Berani seka---" seru Tasya langsung berdiri dari tempat duduknya. Namun, perkataannya di potong oleh Rista
"Astaga! Tasya, Elo duduk aja. Itu bra nya kelihatan keren Elo tidak memakai thank top." Seru Rista. Namun, pada saat bersamaan pula Farrel berteriak kencang.
"Awas!" Farrel berlari di tengah kerumunan siswa-siswi yang ikut mendekati meja Tasya. Mereka ingin menjadi penonton pertengkaran Tasya dan Aprilia. Dua orang gadis yang sama-sama bar-bar. Termasuk Edo, Kiki dan Doni juga ikut mendekat. Tapi kedatangan mereka untuk memisahkan keduanya, bukan menonton keributan. Sebagai mantan anggota OSIS mereka tentu harus menciptakan kedamaian.
"Farrel... " lirih Tasya pelan. Namun, Farrel masih bisa mendengarnya. Tasya malu karena bajunya yang basah menyebabkan bra gadis itu bisa dilihat oleh siapapun. Soalnya hari ini kebetulan sekali dia tidak memakai thank top. Gara-gara menonton film hantu waktu itu, membuat Tasya tidur di kamar Farrel dan mandi pun juga di sana. Namun, saat dia memakai bra, ternyata lupa membawa thank top. Jadilah langsung pakai seragam karena tidak tahu juga akan disiram oleh musuhnya.
"Tidak apa, ada gue," tidak memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Farrel langsung memeluk tubuh Tasya, agar bisa menutupi dada istrinya.
"Thanks!" ucap Tasya yang sudah berada dalam pelukan Farrel. Pemuda itu hanya mengelus punggung gadis itu sebagai bentuk bahwa ada dia yang akan melindunginya. Lalu mata tajam Farrel menatap pada Aprilia dan geng nya.
"Apakah kalian sebagai sesama wanita tidak malu bila Tasya dipermalukan seperti ini? Bagaimana jika posisinya di balik. Pakaian kalian yang disiram." bentak Farrel benar-benar marah. Untung saja dia bertindak cepat, jika tidak maka para sahabatnya ikut melihat dada Anastasya yang terpampang jelas. Meskipun masih memakai Bra dan seragam yang basah, tetap saja dua bongkahan gunung kembarnya terlihat jelas. Karena gadis itu memiliki tubuh seperti mana model internasional.
"Kak, maaf kami hanya membantu April," ucap ke tiga sahabat gadis itu. Mereka sudah merencanakan sejak beberapa hari lalu, berniat mau mempermalukan Tasya sekaligus membuatnya dikeluarkan oleh kepala sekolah. Karena semuanya tahu bahwa Tasya diberi sangsi tegas oleh Pak Anjasmara. Apabila melakukan keributan lagi langsung dikeluarkan tanpa memberikan keringanan sedikitpun.
"Kak Farrel, sorry, gue tidak se---"
"Edo, tolong ambil almamater gue yang ada di loker!" sela Farrel membutuhkan bantuan temannya. Sehingga Edo pun langsung kembali ke kelas. Lalu Farrel menoleh pada kedua sahabatnya dan berkata.
"Kiki, Elo dan Doni bawa April bersama mereka bertiga ke ruangan Pak Anjasmara. Nanti gue akan menyusul setelah mengantar Tasya pulang. Jelaskan apa yang sebenarnya terjadi," lanjutnya karena untuk saat ini dia akan membawa istrinya pergi dari tempat itu.
"Iya, Rel. Jangan khawatir karena kita semua tahu April yang membuat masalah lebih dulu," jawab Kiki. Karena tidak sabar menunggu kedatangan Edo, Farrel tiba-tiba langsung mengendong tubuh Tasya ala bridal style. Dia mendekap agar tubuh bagian dada istrinya tertutup rapat oleh tubuhnya sendiri. "Gue pulang dulu," ucapnya langsung saja pergi. Tasya yang takut terjatuh pun memeluk leher Farrel. Membuat semuanya menatap heran sekaligus iri. Kenapa harus Tasya lagi yang menjadi pemenang? Kenapa Farrel selalu memperhatikan gadis bar-bar tersebut. Begitulah yang mereka pikirkan saat ini.
...BERSAMBUNG......
kapan mau update lagi selalu aq tunggu😊