My Husband Is Not Mine

My Husband Is Not Mine

Satu Frekuensi.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

...HAPPY READING......

.

.

Sore, jam setengah lima lewat sepuluh menit. Anastasya meninggalkan kediaman Hendrawan dengan membawa masakan yang sudah disiapkan oleh Nyonya Tika, yaitu ibu mertuanya. Dia diantara pulang oleh sopir pribadi di rumah tersebut. Karena sudah lelah menunggu Farrel yang tidak kunjung datang, akhirnya gadis itu minta diantarkan pulang. Meskipun Nyonya Tika sudah menahannya agar menunggu putranya datang. Tapi Anastasya tidak mau karena hatinya justru semakin kesal bila harus menunggu terlalu lama.

"Nona, apakah mau membeli sesuatu?" tanya si sopir karena mereka sudah hampir tiba di kawasan Perumahan Golden Eye.

"Tidak, Pak. Langsung pulang saja," jawab gadis itu yang sejak tadi melamun memikirkan kehidupannya yang bagaikan sebuah lelucon. Sudah menikah disaat dia masih duduk di kelas 12 karena perjodohan orang tua. Meskipun Farrel bersikap baik padanya, tetap saja mimpinya sudah dipatahkan oleh kedua orang tuanya sendiri. Karena Anastasya tidak membeli sesuatu, pak sopir pun langsung saja menancap gas mobilnya agar cepat sampai. Namun, pada saat itu pula mata Anastasya tanpa sengaja melihat Farrel lagi bersama seorang gadis di tempat mereka membeli es krim dua hari lalu.

"Bagaimana mungkin gue menunggu orang yang lagi berpacaran."

Gumam gadis itu tersenyum kecut. Hatinya terasa panas tiba-tiba dan Anastasya tahu kenapa, karena dia bukanlah anak kecil lagi. Setibanya di rumah yang dia dan Farrel tempati, Tasya menaruh rantang tempat makanan ke dapur. Lalu dia pun pergi ke kamarnya untuk beristirahat. Tubuhnya terasa begitu lelah karena seharian ini hatinya selalu kesal tidak karuan. Sehingga untuk makan saja dia sudah malas.

Ttttddd!

Ttttddd!

Ponsel gadis itu bergetar. Dengan rasa malas dia meraih benda pipih tersebut dan menempelkan pada telinganya.

"Ada apa, Ris? Gue lagi malas banget untuk bercanda jadi jangan ngajak ngomongin si cabean,"

Tanya Tasya malas. Bawaannya bad mood tidak ingin di ganggu oleh siapapun.

"Hai sayang ku, Elo kenapa lagi? Bukannya Elo lagi bahagia karena tadi siang diantar pulang oleh cowok populer di sekolah kita?"

Cibir Rista sahabat baik Anastasya. Dia berkata demikian karena hari ini SMK Prasasti benar-benar dihebohkan oleh Tasya. Si gadis bar-bar diantar pulang oleh cowok paling populer dan pintar di sekolah mereka. Siapa lagi kalau bukan Farrel.

"Ayolah, Ris, buat gue nggak bete lagi. Please! Bantu gue kali ini aja."

Jawab Tasya yang menarik nafas panjang lalu dia hembuskan secara kasar. Pertanda bahwa dia benar-benar butuh hiburan.

"Anastasya, sayang ku, Elo kenapa lagi? Gur nanya serius nih, apakah Elo badmood karena di skor Pak Anjasmara tadi siang?"

Tebak Rista karena seharian ini dia memang tidak ada menghubungi sahabatnya itu karena sibuk urusan keluarganya sendiri.

"Tidak juga, bukan karena hal itu. Gue justru bahagia tau bisa libur tanpa mengikuti mata pelajaran yang membosankan. Gue lagi bete aja sama seseorang. Please! Hibur gue ya, Arista sayang. Gue yang traktir deh,"

"Eum... bagaimana bila kita pergi ke Club malam? Tapi apakah tante sama Om Surya ada di rumah?"

Tawar Arista karena mereka berdua sudah biasa pergi ke tempat hiburan malam untuk membantu Tasya mengembalikan mood nya yang hilang karena orang tua gadis itu. Namun, bila ketahuan oleh Tuan Surya, maka Tasya akan mendapatkan hukuman lagi dan lagi dari ayahnya yang selalu sibuk mengurus bisnis, begitu pula dengan ibunya.

"Ide yang bagus. Jam tujuh, gue berangkat dari rumah. Nanti kita ketemuan di tempat biasa ya. Sepertinya gue memang butuh dugem biar semua setannya menjauh dari hidup gue yang sudah rumit,"

Anastasya terkekeh geli karena Farrel lah yang dia bilang setan. Hanya menyebutkan tempat hiburan malam tapi hatinya sudah merasa bahagia. Semenjak menikah dengan Farrel, Tasya merasa jika hidupnya jauh lebih baik daripada sebelumnya.

"Nggak usah khawatir karena orang tua gue lagi sibuk ngurusin anak kesayangannya."

Lanjut Anastasya yang selalu merasa bahwa dirinya tidak penting bagi orang tuanya. Karena itulah dia selalu membuat keributan disekolah.

"Oke, baiklah! Asalkan tidak ketahuan nyokap gue, maka semuanya aman. Kita bisa pergi kemanapun,"

Kata Arista karena biasanya jika mereka ketahuan, dia juga ikut mendapatkan hukuman dari orang tuanya sendiri.

"Siap buk bos, semuanya aman terkendali bersama cewek paling cantik di SMK Prasasti."

Canda Tasya yang membuat mereka berdua tertawa. Tasya dan Arista benar-benar satu frekuensi jadi jika sudah mengobrol bersama, segala sesuatu menjadi bahan tawa. Mereka berdua juga memiliki hobi yang sama, yaitu malas belajar. Hanya saja jika Arista bukan pembuat onar seperti Tasya.

"Anjir! Pasti Elo bangga banget ya karena sudah diantara pulang oleh Farrel. Jadi tingkat kepercayaan dirinya semakin kuat."

Ejek Arista membuat mereka kembali tertawa terbahak-bahak. Lalu barulah memutuskan sambungan teleponnya. Karena tidak ingin telat, Tasya pun langsung mandi dan berendam air hangat di dalam Bathtub. Hampir satu jam lebih dia baru selesai. Gadis cantik itu memakai rok mini yang hanya sebatas pahanya. Lalu dipadukan baju berlengan pendek dan bagian lehernya terbuka lebar. Sehingga terlihatlah leher jenjangnya yang putih mulus. Malam ini Tasya terlihat sangat cantik dan seksi.

"Perfect! Elo itu cantik, Sya. Kenapa harus kesal melihat Farrel bersama gadis lain? Lagian dia itu bukanlah siapa-siapa Elo. Kalian bukan pasangan yang saling mencintai" ucap Tasya memuji dirinya sendiri. Dengan semangat empat lima, gadis itu memasukan dompet dan juga ponselnya ke dalam tas. Ada pesan singkat dari Farrel yang mengatakan bahwa dia akan telat karena ada urusan penting. Namun, Tasya yang terlanjur kesal hanya membacanya sekilas.

"Basi!" kata Tasya sambil berjalan keluar dari kamarnya. Dia mengunci pintu rumah mereka karena tahu bahwa suaminya belum juga datang, padahal sudah jam tujuh kurang.

"Jika gue tahu Elo pergi pacaran ogah banget nungguin Elo seharian, Rel. Enak benar gue ditinggal sendirian dan Elo pergi entah kemana. Memangnya gue kacung apa? Bikin gue emosi aja."

Selama dalam perjalanan ke tempat yang sudah dia janjikan bersama Arista, Tasya terus menggerutu karena tidak tahu harus marah pada siapa. Harus kah dia memaki Farrel?

Tidak lama, hanya kurang dari sepuluh menit mobil mewah gadis itu sudah tiba dengan kecepatan tinggi. "Ayo, naiklah!" ucapnya pada Arista karena setelah dari sana mereka akan pergi mengunakan mobilnya.

"Sya, sumpah malam ini Elo cantik dan seksi banget. Gue hampir tidak kenal sahabat gue sendiri,

"Ngakak usah iri karena gue memang sudah cantik dari orok. Kita kan mau pergi ke club malam, bukan ikut pengajian, jadi harus berpakaian yang sesuai dong," jawab Tasya tersenyum sambil menambah kecepatan kendaraannya.

...BERSAMBUNG......

 

Terpopuler

Comments

putri cobain 347

putri cobain 347

bantu komen novel aku kak

2024-10-14

0

muna aprilia

muna aprilia

lnjut

2024-07-20

0

Nasira✰͜͡ᴠ᭄

Nasira✰͜͡ᴠ᭄

wa mau dugem ikut aah

2024-07-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!