Chantika Anastasya gadis berusia 17 tahun yang meninggal karena rem mobilnya blong yang menyebabkan ia menabrak truk yang ada di depannya.
Bukannya mencari pertolongan, ia malah tersenyum senang karena ia pikir setelah ini ia akan pergi ke surga dan melepaskan semua beban yang sudah ia pikul selama ini.
"Syurgaa.....I'm coming"
Tapi bukannya ke surga, chantika malah terjebak di tubuh gadis culun yang ternyata memiliki masalah hidup yang cukup berat dan rumit.
Lalu apakah Chantika kuat menjalani kehidupan barunya dengan semua masalah yang ada?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chryssa_Dike, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Setelah hampir 2 jam Chaca mencari pekerjaan, akhirnya ia pun mendapatkan pekerjaan part time di salah satu supermarket dengan jam kerja mulai dari jam 4 sore sampai jam 9 malam. Tapi walaupun seperti itu, gajinya hanya cukup untuk membayar uang sekolah saja jadi ia pun memutuskan untuk mencari pekerjaan tambahan lagi untuk uang makannya.
Chaca memutuskan untuk melamar kerja menjadi seorang pengantar susu pagi yang akan mengantarkan susu dari rumah satu ke rumah yang lain. Chaca pun akan mulai bekerja besok pagi-pagi sekali sebelum berangkat sekolah dan setelah pulang sekolah ia pun bekerja lagi.
Sekarang ia pun memutuskan untuk membeli makanan di pinggir jalan dengan harga yang murah, ia membelinya dengan sisa uang sakunya bulan kemarin.
Setelahnya Chaca pun pulang ke rumah, dan sampai di rumah sekitar pukul 5 sore hari, sesampainya di rumah ia pun langsung membersihkan badannya, lalu memilih untuk tidur karena ia merasa badannya sakit semua dan kepalanya sedikit pusing.
***
Pagi-pagi sekali Chaca sudah mulai mengantarkan pesanan susu dengan menggunakan sepeda yang sudah disediakan oleh tempat kerjanya.
Pagi ini ia membawa susu seberat 50 liter atau setara dengan 50 kg. Walaupun terasa berat dan perutnya terasa mulai lapar tapi ia tetap semangat mengantarkannya.
'Ayo Chaca semangat! Lo pasti bisa!" batin Chaca meyakinkan dirinya sendiri.
Semua susu telah diantar ke semua rumah, ia pun memilih untuk segera kembali ke tempat kerjanya untuk mengembalikan sepeda dan mengambil uang gajinya untuk hari ini. Setelah mendapatkan gajinya ia pun langsung bergegas menuju ke halte bus terdekat untuk berangkat ke sekolah, tidak lupa ia pun membeli sebuah roti untuk sarapannya pagi ini.
Sepulangnya dari sekolah ia pun langsung berangkat ke tempat kerja part timenya. Di hari pertamanya ini, ia merasa bahwa pekerjaannya berjalan dengan lancar dan banyak sekali pelanggan yang datang ke supermarket dan membuat chaca tidak sempat untuk beristirahat barang sedetik pun.
Chaca pun sudah menyelesaikan jam kerjanya, dan memutuskan untuk segera pulang, karena jam sudah menunjukkan pukul setengah 10 malam.
Sesampainya di rumah ia mendapati rumahnya yang sudah sepi, lampu ruang tamu, ruang keluarga, dan lorong pun sudah mati. Ia pikir semua orang yang ada dirumahnya sedang tidur.
Dan akhirnya ia pun langsung berjalan menuju ke kamarnya lalu tidur beralaskan tikar saja.
Chaca sering merasakan punggungnya sakit saat bangun tidur karena ia tidur hanya beralaskan tikar, ia juga sekarang lebih mudah merasakan lelah, kepalanya pusing tak tertahankan bahkan hidungnya sering mengeluarkan darah. tapi ia tetap berusaha berfikir positif, mungkin ini karena ia terlalu lelah dan kurang istirahat, makanya tubuhnya menjadi kurang fit. Itulah yang berada dipikiran Chaca
***
Hari berjalan begitu cepat dan kemarin adalah hari pertunangan Chaca
Hari pertunangan Chaca dan Marka hanya dihadiri oleh keluarga dekat dan kerabat mereka saja. Dan hari ini Chaca pun mulai masuk sekolah lagi, ia juga sudah menyiapkan mentalnya untuk merasakan semua siksaan Mina.
Pagi ini Chaca pun belum makan, sebab uangnya tidak cukup jika ia makan sehari tiga kali, makanya ia memilih untuk makan sehari dua kali, di siang dan malam hari, itu saja ia hanya bisa makan mie instant atau roti saja.
Setelah pulang sekolah Chaca pun langsung berangkat menuju ke tempat kerjanya dengan menaiki bus, sesampainya di sana ia pun langsung berganti pakaian menjadi pakaian kerja dan memulai jam kerjanya.
Saat sedang melayani pelanggan tiba-tiba ada sesuatu yang terasa mengalir dari hidungnya. Saat ia menyekanya dengan tisu ternyata ada darah yang keluar dari hidungnya.
Chaca yang melihat itu pun panik dan langsung menyumpal hidungnya dengan tisu.
'kenapa beberapa hari ini, badanku selalu begini? Ada apa dengan tubuhku?' batin Chaca.
'Mungkin sabtu depan aku harus ke dokter untuk memeriksakan keadaanku, siapa tau ada yang salah dengan tubuhku' batinnya lagi.
***
Dihari sabtu siang sebelum berangkat kerja
Chaca memutuskan menemui dokter di rumah sakit untuk memeriksakan keadaanya.
Sesampainya di rumah sakit, Chaca pun langsung mengambil nomor antrian dan menunggu gilirannya dipanggil. Setelah menunggu beberapa saat akhirnya sekarang gilirannya diperiksa.
"Nomor antrian 10, atas nama Chaca Widya Soedinoto" panggil resepsionis.
Chaca yang merasa terpanggil pun langsung memasuki ruang pemeriksaan.
"Permisi" ucap Chaca sambil memasuki ruangan tersebut.
"Iya, silahkan masuk nona" ucap sang dokter.
"Ada yang bisa saya bantu nona?" tanya sang dokter lembut.
"Saya mau periksa kesehatan saya dokter! Saya merasa akhir-akhir ini badan saya kurang fit dan gampang kelelahan" jelas Chaca pada dokter didepannya.
" Ahhh....baiklah, ada keluhan lain nona?"
"Kepala saya mudah pusing, dan hidung saya sering keluar darah" jelas Chaca.
"Baik nona, sekarang silahkan berbaring dibankar"
Mendengar perintah sang dokter, Chaca pun langsung melaksanakannya dengan baik.
"Baik nona, akan saya periksa dulu"
Setelah pemeriksaan selesai Chaca pun bangun dari bankar dan duduk di kursi depan meja sang dokter.
"Bagaimana dokter? Saya tidak sakit kan?" Tanya Chaca.
"Begini nona, ada berita buruk yang harus saya sampaikan pada nona" ucap sang dokter.
"Ada apa dokter? Saya sehatkan?"
"Setelah dilakukan pemeriksaan tadi saya dapat menyimpulkan bahwa nona divonis leukimia stadium dua" ucap sang dokter.
Mendengar perkataan itu, ia serasa tersambar petir di siang bolong. Ia tidak tau harus apa, ia tidak tau harus menangis atau bahagia. ia tidak punya tempat untuk menumpahkan keluh kesahnya ini.
"Saya sarankan nona untuk melakukan kemoterapi agar nona bisa cepat sembuh dari penyakit nona"
Mendengar ucapan sang dokter barusan, Chaca pun segera menolaknya.
"Tidak perlu dokter, saya tidak perlu hidup lebih lama lagi. Biarkan saya merasakan sakit ini dan mati secara perlahan, percuma saya sembuh jika tidak ada satu orang pun yang mengharapkan kehadiran saya di dunia ini" ucapnya sambil tersenyum tipis.
Dokter yang mendengarkan itu pun hanya bisa tersenyum getir, ia tidak tau apa masalah yang dialami sang pasien, tapi ia bisa merasakan bagaimana sedihnya sang pasien saat mengatakannya.
"Baiklah kalau nona tidak mau kemoterapi saya akan resep kan obat untuk mengurangi rasa sakit yang nona rasakan nanti" ucap sang dokter.
Setelah mendapatkan resep obat, ia pun langsung menuju ke apotek yang ada di rumah sakit tersebut untuk menebus obat.
Sepulang dari rumah sakit ia pun memilih untuk berjalan kaki menuju ke tempat kerjanya. Ia terus melamun memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya, apakah ia bisa bertahan lebih lama lagi atau ia akan pergi sebentar lagi.
Ia tidak tau hanya berekspresi seperti apa. Jadi ia memilih untuk menjalani hidupnya apa adanya saja sesuai dengan alur yang sudah tuhan tuliskan untuknya.