NovelToon NovelToon
Suami Yang Ku Benci

Suami Yang Ku Benci

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Anak Kembar / Keluarga
Popularitas:26.4k
Nilai: 5
Nama Author: Sasa Al Khansa

Masa lalu membuat Sapphira Mazaya membenci suaminya. Namun, demi kedua buah hatinya, ia terpaksa menikah dengan Kaivandra King Sanjaya, ayah dari kedua anak kembarnya.

Kaivan melakukan berbagai cara hingga Sapphira mau menjadi istrinya. Rasa tanggung jawab atas hadirnya sepasang anak kembar yang baru ia ketahui tujuh tahun kemudian membuat ia harus rela hidup dengan kebencian dari perempuan yang kini berstatus sebagai istrinya.

Akankah Kaivan mampu merubah rasa benci di hati Saphira padanya menjadi cinta kembali seperti di masa lalu? Serta memberikan kebahagiaan yang bukan sekedar sandiwara untuk kedua putra dan putrinya?

Happy reading 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SYKB 7 Berubah

Suami Yang Ku Benci (7)

" Mas, telpon Safira, minta uang padanya," seorang perempuan mendatangi suaminya dengan tergesa-gesa.

Penagih hutang baru saja membuat keonaran di depan rumahnya karena ia menunda lagi membayar hutangnya.

" Bagaimana aku bisa menghubunginya jika aku saja tidak tahu nomor ponselnya dan alamat dia tinggal," Hadi mendengus mendengar permintaan sang istri.

"Suaminya kan orang hebat. Bisa lah kamu cari tahu alamat kantornya." Rani kesal karena suaminya tidak ada usaha sama sekali untuk mencari solusi dari masalah mereka.

" Nurma juga butuh uang banyak karena akan melahirkan,"

Hadi memijit pelipisnya. Kehidupannya semakin berantakan.

" Kalau saja kamu bisa mengelola uang pemberian Kaivan dengan benar, kita tidak akan sulit seperti ini. Ini malah di hambur-hamburkan tak jelas," gerutu Hadi.

" Kalau kamu tidak tertipu investasi bodong, kita akan baik-baik saja saat ini," timpal Rani tak mau disalahkan.

Keduanya kembali terlibat perseteruan. Tiada hari tanpa pertengkaran.

Hadi yang di pecat dari kantornya pun membuatnya semakin tidak ada pemasukan.

" Berusahalah lebih keras. Minta uang lagi pada Saphira dan suaminya," Rani terus mengkompori Hadi.

" Aku tidak bisa melakukannya lagi. Kita sudah menandatangani surat perjanjian kalau kamu lupa. Jika kita melanggar, kita akan di jebloskan ke dalam penjara," Hadi bukan tidak mau berusaha. Namun, ia ingat perjanjian yang pernah mereka buat dengan sepasang suami istri itu.

" Dia anak kandungmu. Pasti tidak akan tega melihat kehidupanmu seperti ini," kilah Rani yang tidak yakin Saphira akan menjebloskan orang tuanya ke dalam penjara.

Saphira yang mereka kenal baik hati dan mudah terbawa perasaan. Pada orang lain saja ia sangat baik. Jadi, mereka pikir Saphira pun tidak akan tega pada mereka.

Mereka seolah lupa apa yang pernah mereka perbuat dimana karena itulah Saphira mulai berubah.

...******...

" Mau kemana dulu?,"

" Makan saja. Anak-anak sudah kelaparan," jawab Saphira.

Kaivan pun mengangguk dan membelokkan mobilnya pada sebuah restoran.

ketiganya masuk dan Kaivan langsung memesan ruangan private agar lebih nyaman.

" Makanlah yang banyak," Kaivan menaruh makanan yang ia ketahui disukai Saphira.

Saphira hanya mengangguk. Ia tidak menolak perhatian yang di berikan Kaivan. Kaivan bahagia dan akan memanfaatkan momen ini untuk terus meluluhkan hati Saphira.

Ia melihat kedua putra dan putrinya yang lahap dengan makanan mereka. Keduanya makan dengan tenang.

" Ayah, kita main dulu ke Mall ya," Ajak Shila.

" Apa kalian tidak lelah?,"

Setelah turun dari pesawat mereka hanya istirahat sebentar dan langsung pergi mengunjungi makan nenek mereka sekaligus mertuanya.

" Tidak. Shila mau main. Kapan lagi bisa main sepuasnya dengan Ayah,"

" Baiklah," Kaivan menyetujui keinginan putrinya.

Ia memang belum bisa memberikan banyak waktu untuk menemani Shila maupun Shaka karena kesibukannya. Paling hari Minggu itu pun hanya sebentar apalagi kalau ada telpon mendadak.

Setelah puas mengisi perut, keempatnya pergi ke Mall dan mendatangi arena bermain anak.

" Ayah, ayo dapatkan boneka kelinci itu!,"teriak Shila menyemangati ayahnya. " Ayo ayah bisa!!,"

" Siap tuan putri,"

Kaivan terus berusaha mengambil boneka yang diinginkan putrinya. Entah koin keberapa yang sudah ia masukkan.

Shaka hanya tertawa melihat ayahnya gagal berulang kali.

Sementara Saphira hanya tersenyum melihat ketiganya. Ia hanya duduk di kursi menunggu dengan sesekali mengabadikan kebersamaan ketiganya.

Pemandangan yang indah.

" Terimakasih!!," Shila memeluk erat boneka yang ia mau.

" Sama-sama". Jawab Shaka

" ayah harus belajar lagi. Masa mencapit satu boneka saja tidak bisa," keluh Shila.

Karena kesal sang ayah tidak kunjung berhasil akhirnya,Shaka mengambil alih dan hanya dalam satu kali percobaan ia berhasil.

" Ayah tidak pernah main ini sayang," kilah Kaivan.

" Sudah, yang penting sekarang Shila sudah dapat bonekanya. Ayah kan sudah berusaha." Saphira menengahi.

" Maaf ayah," ucap Shila.

Benar kata Bundanya. Ayahnya sudah berusaha sebaik mungkin.

" Tidak apa-apa. Maaf ya, jadinya malah Abang yang ambilin untuk Shila,"

Shila menggeleng. Ia tak masalah lagi.

" Ayo beli es krim!," ajak Shila menarik lengan ayahnya.

" Ayo!!," seru Sakha juga ikut bersemangat.

Shila mengikuti langkah ketiganya. Mereka masuk ke tempat yang menjual aneka jenis es krim.

"Buna tunggu di sana ya," tunjuk Saphira pada salah satu meja di dekat pintu masuk.

" Ok,"

" Mau pesan rasa apa?," tanya Kaivan

" Bunda suka rasa strawberry, ayah," jawab Sakha.

"Oh,ok. " Kaivan merasa tersentil karena ia tak tahu apa-apa tentang istrinya.

Mungkin aku harus minta Desta untuk mencari tahu semua tentang Saphira. Batin Kaivan.

Ia selama tidak pernah mencari tahu lebih lanjut tentang Saphira. Tapi, rasanya ia harus mencari tahu untuk memperlancar upaya pendekatannya.

Saphira duduk di tempat yang ia pilih tadi. Sementara Kaivan dan kedua anaknya memiliki es krim yang mereka inginkan.

" Sendirian saja?,"

Seorang pria duduk di depan Saphira. Mereka hanya terhalang meja saja.

Saphira yang sedang melihat ke arah ponselnya mendongak dan langsung menghembuskan nafas kasar.

" Meja yang lain masih kosong. kenapa duduk di sini?," tanya Saphira menahan kesal.

Malas bertemu laki-laki ini lagi.

" Aku merindukanmu, Ra,"

Saphira hanya berdecih. "Tapi, aku tidak. Malah aku sangat mu@k melihat kamu di hadapanku," Saphira menyandarkan punggungnya di kursi.

Wajahnya menatap Robi dengan tajam. Kedua tangannya pun bersedekap.

Robi melotot tak percaya. Saphira yang ia kenal lembut, bisa mengeluarkan kata-kata kasar seperti itu.

" Ra, kamu berubah. Phira yang aku kenal tidak mungkin berkata seperti itu," ucap Robi.

" Aku manusia bukan robot." jawab Saphira datar.

"Ra .."

" Silahkan cri meja yang lain, suami dan anak-anak ku akan duduk disini," usir Saphira.

Mata Saphira menangkap kedatangan Kaivan dan kedua anaknya. Merasa beruntung mereka segera datang.

" Sayang, dia siapa?," Kaivan meletakkan es krim pesanan Saphira di atas meja.

Dia duduk di samping Saphira. Sakha dan Shila duduk di kursi lainnya.

" Suami Nurma," jawab Saphira.

" Aku sudah berpisah dengan Nurma.." Robi ingin menjelaskan statusnya sekarang.

" Oh, ada perlu penting dengan istriku?," tanya Kaivan mulai waspada. Ia bisa melihat Robi memandang Saphira penuh cinta.

" Ah, tidak. Aku hanya menyapa. Aku permisi. Semoga kita bisa bertemu lagi,"

Robi beranjak dari sana. Tak bisa leluasa bicara jika ada suami dan anak-anak Saphira.

Saphira bernafas lega. Ini konsekuensi berada di kota kelahirannya. Apalagi setahu dia keluarganya pun sudah kembali ke kota.

Aku harus mempersiapkan diri jika bertemu mereka. Walaupun sudah ada surat perjanjian aku tidak yakin mereka tidak akan membuat ulah. Batin Saphira.

" Dia mengganggumu?," tanya Kaivan karena melihat Saphira tak nyaman dengan keberadaan Robi.

" Tidak." jawab Saphira singkat dan langsung menikmati es kirim miliknya.

Siapa dia sebenarnya? Batin Kaivan karena melihat Robi yang duduk di meja lain tapi, masih curi-curi pandang ke arah Saphira.

Di mejanya, Robi menelpon seseorang.

" Kenapa kamu tidak bilang Phira datang ke kota ini?,"

TBC

1
Aisyah farhana
nyesalnya telat bapak Hadi
Aisyah farhana
selalu hadir kak
Aisyah farhana
ini buru buru yahh kak banyak typonya mohon koreksi bacanya sedikit aneh jadinya tetep semangat ok
Aisyah farhana
harusnya logika dipakai ya para orang pintar tapi tidak cerdas obsesi itu hanya menjerumuskan Laura ayooo bisa lahhh
Aisyah farhana
apapun semoga yang terbaik buat kalian sekeluarga yahh
Angga Anggi
giman ceritanya ini, blom ktauan apa yg terjadi dgn Sintia ekh mlh kecrta lain
Aisyah farhana
ingatannya mundur yahh kak g apa apa lahhh
yulithong
hmmm mulai.dh penyakit yg paling.ku benci....
Aisyah farhana
aga ga nyambung nihhh belum kelar yg satunya looh ulah siapa lagi ini
Aisyah farhana
sudah d bilangin Saphira ini banyak ulet keket sama uler berbisanya kudu jadi wonder women ini mahhh ga boleh baperan yg dikit dikit salah faham hadeuhhh
Aisyah farhana
kirain kenapa kak
Fatimah Imha
baik
Aisyah farhana
semoga Laura segera kena batunya seperti s Jeni itu g rela Saphira kena mental terus kasian
Bintang Juing
Luar biasa
Aisyah farhana
seperti le mineralll kaya ada manis manisnya hehehehehe
Aisyah farhana
nahhh ini kerjaan s para pelakor hadeuhhh semoga sudah kebal atuh Saphira jangan terlalu yahahh
Aisyah farhana
ada ulet keket ada ulet bulu ada uler juga komplit amat kak
Aisyah farhana
sakit hati bertahun-tahun mungkin butuh waktu lama juga untuk melepaskan rasa itu, yg g ngalami mah ngomong gampang nahh Saphira gimana tuhh
yulithong
ayolag phira....bukalah hatimu....
Yayaya
Aku suka nih! Mari kita buat cerita bahwa masih ada laki2 yg teguh pendiriannya dan gak gampang dibegoin🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!