cerita ini mengisahkan tentang menderitanya seorang perempuan yang menjadi korban salah sasaran yang di lakukan oleh seorang presdir yang terkenal kejam dan dingin. wanita itu harus rela hidup sendiri dan berjuang menghidupi kelima anaknya karena dia di usir dari rumahnya ketika mengetahui dia hamil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cuzythree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13
Setelah berjalan kaki selama 10 hari akhirnya emeli dan vania tiba juga di pinggiran hutan yang ada kota california. Emeli merasa beruntung karena vania begitu sabar menemaninya berjalan dengan penuh perjuangan karena dia yang dalam keadaan hamil besar membuat tenaganya terkuras habis. Bahkan vania selalu mencari tumbuhan liar dan buah buahan untuk mereka makan karena bekal mereka semakin menipis
"em kita istirahat di sini dulu terlalu rawan kalau kita keluar di hari yang masing terang begini nanti ketika mendekati malam kita baru keluar dan bisa langsung cari penginapan karena kalaupun ada kamera cctv di malam hari tak akan mudah mengenali wajahmu" saran vania pada emeli
"kamu benar kita istirahat saja dulu soalnya aku sudah lapar hehehe" sahut emeli sambil nyengir
"ya sudah masih ada sisa roti satu dan beberapa buah lagi karena hanya tinggal itu yang tersisa" sahut vania sambil menyodorkan sisa makanan itu pada emeli
Mereka berdua makan dengan lahap karena memang sangat lapar karena memang mereka menargetkan untuk segera sampai di pinggiran hutan karena bekal mereka semakin menipis
Emeli tertidur setelah memakan beberapa buah masih ada waktu 3 jam untuk menunggu hari gelap. Vania pun menyenderkan tubuhnya untuk mengurangi rasa lelah di tubuhnya yang berjalan terus selama beberapa hari ini
"em bangun lihat sudah mau gelap ayo kita jalan lagi" vania membangunkan emeli karena dia masih tertidur pulas semenjak habis makan tadi
"hoam" emeli mengerjapkan matanya dan berusaha untuk mengumpulkan kesadarannya kembali
"oh iya ayo van nanti keburu malam" emeli pun lekas bangun nanti takut kemalaman lagi
Mereka berdua kembali berjalan keluar dari hutan hanya butuh waktu 10 menit mereka sudah sampai di kota.mereka pun bergegas mencari penginapan di sekitar tempat itu setelah mendapatkannya mereka berdua segera istirahat karena badan mereka sudah merasa sangat lelah
Pagi pagi vania membangunkan emeli untuk sarapan terlebih dahulu karena vania kasian dengan bayi bayi yang ada di perut emeli
"terus setelah ini kita akan tinggal di mana em karena tidak mungkin kita akan tinggal di penginapan terus menerus" tanya vania ketika mereka sudah selesai sarapan
"aku akan mencari rumah yang berada di pinggiran kota agar keberadaan ku tidak mudah di baca oleh lelaki itu" sahut emeli
"tapi kamu tidak bisa terus menerus memisahkan anakmu dari ayah kandungnya karena ketika anakmu sudah mengerti pasti mereka akan bertanya akan siapa ayahnya" saran vania untuk emeli
"aku tahu van tapi setidaknya bukan sekarang mungkin setelah mereka mulai mengerti aku akan memberitahu mereka " balas emeli
Emeli membuka hp untuk mencari rumah yang di jual agar dia segera pindah ke rumah sendiri. Setelah memainkan hp cukup lama emeli langsung senyum senyum sendiri karena emeli sudah mendapatkan rumah yang ingin dia beli
"kenapa kamu senyum senyum sendiri em" tanya vania sambil memicingkan matanya
"ayo kita segera pergi aku sudah menemukan rumah yang ingin aku beli" sahut emeli dengan wajah sumringah
Vania pun langsung berbinar ketika mendengar perkataan emeli mereka berdua langsung bersiap siap untuk pergi ke pesisir pantai di california karena emeli ingin membeli rumah yang berada di pesisir pantai tersebut
Emeli dan vania segera menaiki taxi yang sudah di pesan tadi oleh emeli dan segera menuju ke tempat tujuan
"bagaimana nona apa anda menyukai rumah ini" tanya wanita paruh baya yang merupakan pemilik rumah tersebut bertanya pada emeli
"baik nyonya saya setuju" sahur emeli sambil tersenyum
Emeli segera menyelesaikan pembayaran rumah tersebut dan segera menyalami wanita paruh baya itu ketika urusan mereka telah selesai
"kamu tinggal di sini ya van tidak perlu nyari rumah sewa sendiri" emeli berharap vania mau menemaninya
"tentu saja karena aku juga akan membantumu untuk mengasuh anak anakmu tidak mungkin aku meninggalkanmu sendirian mengurus mereka" sahut vania sambil tersenyum
Mereka segera berdua segera masuk ke kamar masing masing untuk istirahat sejenak. Tapi belum juga vania merebahkan dirinya pintu kamarnya sudah di ketuk dari luar
"kamu kenapa em" tanya vania kaget ketika membuka pintu kamarnya melihat emeli yang meringis
"sepertinya aku akan lahiran tolong antarkan aku ke rumah sakit aku sudah memesan taxi sebentar lagi pasti sampai" sahut emeli pelan sambil meringis menahan sakit
Vania yang mengerti pun langsung membawa emeli ke luar rumah tak lupa dia masuk kembali untuk mengambil perlengkapan bayi yang sudah di siapkan dan juga dompet miliknya dan milik emeli
"ayo segera masuk taksinya udah sampai" vania memapah emeli untuk membantunya menaiki mobil tersebut
Setelah berkendara selama 15 menit akhirnya mereka sampai di rumah sakit yang di tuju dan vania pun langsung berlari untuk meminta pertolongan dari perawat dan dokter yang sedang berjaga
"dokter tolong teman saya mau lahiran" ucap vania sambil terengah engah
Dokter dan perawat pun langsung berlari menuju lobi perusahaan dan melihat emeli yang kesusahan keluar dari mobil tersebut. Para perawat itu membantu emeli untuk naik ke atas brangkar dan segera membawanya ke ruang bersalin
"dokter tunggu" panggil vania ketika dokter akan memasuki ruangan bersalin
"ada apa" tanya sang dokter heran
"dok temanku hamil kembar 5 tolong lakukan operasi cesar saja karena tidak mungkin temanku harus melahirkan secara normal itu terlalu beresiko masalah administrasi aku akan mengurusnya sekarang" vania segera memberitahu dokter tersebut agar emeli segera di operasi karena vania sudah tidak kuat lagi melihat emeli kesakitan seperti tadi
"baik sekarang segera urus administrasinya saya akan segera melakukan tindakan" ucap sang dokter setelah cukup lama diam karena dokter tersebut baru kali ini akan menangani pasien yang hamil kembar 5
setelah mengurus administrasi vania kembali ke depan ruang operasi dan menunggu di luar ruangan tersebut dengan perasaan khawatir
"semoga emeli dan bayinya selamat" ucap vania dengan lirih
Setelah menunggu cukup lama akhirnya vania mendengar suara tangisan bayi dari dalam ruang operasi dan vania pun langsung mengucap syukur dan tak lama sang dokter pun keluar dari ruang operasi
"bagaimana keadaan teman saya dan bayinya dok" tanya vania dengan tidak sabaran
"semuanya baik baik saja hanya menunggu ibunya pulih saja" sahut sang dokter sambil tersenyum
Emeli dan anak anaknya di rawat selama seminggu di rumah sakit tersebut karena emeli masih takut jika edric akan mengetahui dirinya berada di rumah sakit itu. Selama di rumah sakit vania selalu menemani emeli dan bayi nya dengan penuh perhatian hingga sekarang mereka semua sudah pulang ke rumah yang sudah di beli oleh emeli untuk melanjutkan hidup mereka
