NovelToon NovelToon
Kabur Dari Obsesi Hans JANGAN LARI MONA!

Kabur Dari Obsesi Hans JANGAN LARI MONA!

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Cinta setelah menikah / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia / Kriminal dan Bidadari
Popularitas:59.4k
Nilai: 5
Nama Author: NURUL NUHANA.

DILARANG PLAGIASI! KARYA ORISINIL NURUL NUHANA.
Apa yang akan kalian lakukan jika menyadari kehidupan kalian dalam bahaya? Tentunya takut bukan?
Itulah yang saya alami, setelah secara tidak sengaja membantu membayarkan makanan seorang pria di sebuah Kafe. Sebuah kebaikan dan ketidaksengajaan yang membuat hidup saya masuk ke jurang kesengsaraan dan kriminalitas. Pria yang sempat saya tolong itu menjadi obsesi dan semua tindakannya untuk mendapatkan saya sudah sangat mengganggu ketenangan dan membahayakan.
Gilanya obsesi pria itu sampai memaksa saya untuk menikah dengannya. Saya yang ketakutan dan terancam, menerima pernikahan itu dengan terpaksa. Saya tetap saja tidak mencintai suami saya, walau perlakuannya seperti malaikat. Tapi suami saya juga bisa langsung berubah menjadi iblis jika saya memberontak.
"Kurang ajar! Kabur sejauh ini ternyata kamu ingin mengaborsi anak kita!" Hans membentak dan mencengkram dagu saya.
"Kamu tidak akan pernah bisa lari dari saya Mona!" ejeknya tertawa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NURUL NUHANA., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MUNTAH!

"Sebenarnya tidak, saya tidak sengaja melihat kamu tadi. Tadi saya lewat sini, terus lihat kamu masuk ke dalam Pasar. Saya ikutin deh, saya cari-cari ternyata ketemu kamu lagi membeli kentang," jawab Riko terdengar jujur.

Saya mengangguk, saya tahu Riko sedang jujur. Tidak sengaja saya melihat Milu keluar dari Pasar, saya memberitahu Riko,"Eh itu teman saya sudah datang."

"Mana?" tanya Riko mencari.

"Itu, yang pakai jaket kuning," jawab saya seraya menunjuk Milu yang sedang tersenyum sumringah kepada saya.

"Oh ...," sahut Riko.

Milu menyeberang jalan dan menghampiri saya sambil menenteng dua kantong plastik belanjaan. Saya tersenyum menyambutnya.

"Sudah dapat semua bumbunya Milu?" tanya saya.

"Sudah, tinggal kita masak," jawab Milu menunjukkan kantong plastik yang dipegangnya.

"Eh kenalin, ini Riko teman SMA saya Milu," ucap saya menunjuk Riko.

"Hai," sapa Riko.

"Saya Milu, teman kerja Mona," sapa Milu memperkenalkan diri.

"Saya Riko, salam kenal," sahut Riko ramah.

"Eh itu Lisa," ucap Milu membuat saya langsung menoleh ke beradaan Lisa yang hendak menyeberang jalan.

Lisa menghampiri kami bertiga dan menyapa,"Hai, maaf ya lama. Tukang daging ayamnya ramai sekali, jadi harus antre."

"Iya gak apa," balas saya.

"Eh Mona, belanjaan kamu mana?" tanya Lisa dengan raut wajah bingung.

"Ini," tunjuk saya ke kantong belanjaan yang di pegang Riko dengan tangan kirinya.

Lisa memperhatikan Riko dari atas sampai bawah, lalu bertanya,"Loh! Kalian saling kenal?"

"Iya, ini teman SMA saya, namanya Riko," jawab saya.

"Saya Riko, salam kenal," sapa Riko.

"Saya Lisa," balas Lisa tersenyum.

"Kirain tadi orang asing yang kebetulan sebelahan," ujar Lisa membuat kami semua tertawa.

"Yaudah, ayo kita pulang," ajak Lisa.

" Atau Mona sama Riko mau jalan-jalan?" tanya Lisa.

"Enggak kok," jawab saya kikuk.

"Gak apa kalau mau jalan-jalan sama Riko, biar saya sama Milu pulang duluan," ucap Lisa seraya mengode Milu.

"Iya, biar saya sama Lisa saja yang masak. Kalian kencan saja," timpal Milu.

"Eh, eng-enggak kok. Siapa juga yang mau kencan," tepis saya.

Riko tertawa kemudian berkata,"Kita gak mau jalan, kasihan Monanya capek habis pulang kerja."

"Bagaimana kalau saya, ikut bantuin kalian masak? Boleh?" tanya Riko menawarkan diri.

"Boleh," jawab Lisa spontan.

Saya terkejut mendengar jawabannya, lalu berbisik,"Lisa, nanti dimarahin Mama kamu."

"Enggak kok, tenang saja," sahut Lisa.

"Yaudah ayo kita pulang, nanti kalau ke sorean tidak ada angkutan kota lagi," ajak Lisa.

"Eh tunggu!" panggil Riko menahan langkah kami bertiga.

"Kita naik mobil saya saja, kalian tunggu di depan ruko itu ya. Saya mau ambil mobil dulu," perintah Riko seraya menunjuk Ruko di seberang jalan ujung.

"Tunggu di sana," perintahnya dan berlari menuju parkiran.

"Yaudah ayo," ajak Lisa.

Kami bertiga menunggu Riko sesuai perintahnya, tak lama Riko datang dengan mobil F hitamnya. Mobilnya terlihat besar, gagah dan mewah, serta bersih. Riko membukakan pintu mobil untuk kami, Lisa dan Milu duduk di bangku tengah. Sementara saya di suruh Riko duduk di kursi depan, namun saya menolaknya.

"Saya duduk di belakang saja ya Riko, saya mau duduk dengan teman-teman saya," pinta saya.

"Oh ... yaudah." Sahut Riko dan membukakan kembali pintu mobil tengah untuk saya masuk dan menutupnya kembali.

Riko masuk dan duduk di kursi pengemudi, ia kemudian melajukan mobilnya menuju alamat yang sudah diberikan Lisa. Sepanjang perjalanan tidak ada obrolan diantara kami bertiga. Saya duduk dengan perasaan malu dan gugup, saya yakin Milu dan Lisa pun pasti juga merasakan hal yang sama. Sebab bisa dilihat dari raut wajah dan gestur tubuhnya.

Saya melihat pemandangan ke luar jendela, bulir-bulir air perlahan jatuh membasahi jendela kaca. Lambat laun, jalanan di basahi hujan di sore hari yang menyapa kota. Dalam sekejab, pemandangan kota menjadi gelap dan tertutupi derasnya air hujan. Banyak pengendara yang basah kuyup tak memakai jas hujan, banyak juga pengendara yang menepi dan meneduh. Namun mobil kami, terus melaju membelah lebatnya hujan di jalanan kota Jakarta.

Saya mulai kedinginan, suhunya mulai menusuk kulit saya. Saya memeluk tubuh sendiri, berusaha membuat suhu tubuh menjadi hangat. Saya merasa beruntung ada Riko, jika tidak, mungkin saya akan kehujanan menunggu angkutan kota. Saya sudah berutang budi dua kali sore ini.

"Mona?" Lisa berbisik di telinga kanan saya, membuat saya sedikit terkejut. Saat saya menoleh, Lisa dan Milu langsung menatap saya dengan wajah kikuk mereka.

"Ada apa?" tanya saya berbisik.

"Kamu pacaran sama Riko?" tanya Mona berbisik.

Saya menggeleng dan menjawab,"Tidak, kami hanya teman. Sudah lama tidak bertemu sejak tamat SMA."

"Seharusnya kamu tadi kencan saja dengan Riko, tidak perlu memikirkan masak. Itu biar urusan saya dengan Milu," bisik Lisa.

"Siapa yang mau kencan? Kami memang tidak merencanakan kencan apapun," jawab saya.

"Kalau besok mau kencan, pergi saja. Siapa tahu kalian jodoh," bisik Lisa.

"Tsut!" Saya berdecak.

"Ada-ada saja," tepis saya.

"Huek!" Saat saya dan Lisa sedang berbisik-bisikan, tiba-tiba saja Milu yang duduk di sebelah kanan Lisa muntah. Saya dan Lisa sontak terkejut dan panik melihat kondisi Milu yang lemas dan muntahannya yang sudah mengotori pahanya dan lantai mobil.

"Eh ... Milu, ya Allah mabuk," teriak saya panik.

Lisa mengelus punggung Milu agar lebih baik, sementara Milu masih menunduk menahan mualnya.

"Ini tisu," ujar Riko seraya memberikan tisu yang terletak di dasbor mobilnya.

Saya menerimanya dan memberikannya kepada Milu. Milu mengelap mulutnya, wajahnya sudah sangat pucat dan matanya sayu. Saya menumpahkan belanjaan saya yang terletak di bangku belakang dan menyatukannya dengan barang belanjaan Milu yang satunya, lalu mengambil kantong plastiknya. Saya memberikannya kepada Milu untuk menampung muntahnya, karena Lisa masih terlihat mual dan menahan muntahnya agar tidak keluar.

"Ini Milu, keluarkan di sini," saran saya memberikan kantong plastiknya.

Milu menerimanya dan langsung memuntahkan seluruh isi perutnya yang sempat ditahan. Ia benar-benar memuntahkan semuanya, hingga suara muntahannya memenuhi seisi mobil. Saya ikut lemas dan mual melihat keadaan Milu, karena jujur saja, saya juga mabuk kendaraan. Tapi saya berusaha menahannya dan berpikiran positif agar tidak mual dan muntah. Pusing di kepala masih bisa saya tahan, asalkan jangan mual dan muntah.

Milu sudah selesai mengeluarkan seluruh isi perutnya, ia mengambil banyak tisu untuk membersihkan muntah di pahanya. Lisa yang duduk di sebelahnya memijit punggung dan leher Milu.

"Mau ke Rumah Sakit dulu?" tanya Riko menawarkan.

"Tidak perlu, saya baik-baik saja," tolak Milu.

Milu membersihkan muntahannya di lantai mobil, namun tiba-tiba Riko berkata,"Eh tidak usah. Jangan dibersihkan, biar nanti saya bersihkan di tempat pencucian mobil."

1
NURUL NUHANA
Oh ya, sangat kejam.
Anonymous
Update Penulis tersayang/Sob/
NURUL NUHANA: Sudah Sayang Cinta/Determined//Sneer/
total 1 replies
Anonymous
Yey ... Hans datang/Whimper//Sneer/
NURUL NUHANA: Ih ... kok tahu?/CoolGuy/
total 1 replies
Anonymous
Hans?/Whimper/
NURUL NUHANA: Uh ... sampai terharu/Chuckle/
total 1 replies
Anonymous
Ya Allah Mona/Whimper/
Untung berhasil selamat.
Walau baju sudah compang-camping!
NURUL NUHANA: Iya bajunya koyak, hanya lengan bajunya yang masih tercantol/Cry/
total 1 replies
Anonymous
Kamu kayanya yang sawan Riko!!!
NURUL NUHANA: Hahaha Sabar ya
total 1 replies
Anonymous
Kejam ini si Riko!
Anonymous
Enggak, pasti Mona gak mati Penulis.
Anonymous
Bagus Mona! Lawan terus/Angry/
Tapi masa Mona mati?/Sob/
Anonymous
Ikut tegang, berasa capeknya/Facepalm/
Aini Nur
ditunggu kelanjutannya ...
NURUL NUHANA: Halo Sayang/Heart/
Penulis sudah mengupdate Bab baru ya/Sneer/
Terima kasih sudah membaca cerita Penulis dan tetap setia menunggu.
/Chuckle/
total 1 replies
NURUL NUHANA
TOLONG LIKE DAN KOMEN YA!
Anonymous
Oalah ... Hans ... Hans .../Drowsy/
Makanya jangan banyak tingkah Hans!
Masuk ICU kan jadinya/Drowsy/
NURUL NUHANA: Titisan monyet/Chuckle/
total 1 replies
Anonymous
Hayo ... siapa?
NURUL NUHANA: Gak tau/Proud/
total 1 replies
Anonymous
Ha/Gosh/ Riko?
Riko siapa ini?/Scream/
Anonymous
Sudah Penulis, saya selalu mendukung semua karya Penulis/Kiss/
NURUL NUHANA: Masya Allah. Terima Kasih/Wilt//Pray/
total 1 replies
Anonymous
Minum Antimo Milu/Joyful/
NURUL NUHANA: Sudah minum Antangin dia/Tongue/
total 1 replies
Anonymous
Em ... Riko anti patriarki ini/Whimper/
NURUL NUHANA: Idaman ya/Hey/
total 1 replies
Anonymous
Wah ... Masya Allah ...
Baru saya tinggal tiga jam sudah nambah saja nih popularitas dan likenya. Berkah ya Penulis ceritanya, semoga dapat gaji yang banyak. Aamiin.
Salam Dari Penggemar Setia/Kiss//Plusone//Good//Ok//Pray//Heart//Gift/
NURUL NUHANA: Alhamdulillah.
total 1 replies
Anonymous
Saya sudah mengerti kok sudut pandangnya sebelum Penulis kasih pengumuman hihihi
NURUL NUHANA: Bagus dong.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!