NovelToon NovelToon
Dibalik Topeng Sang Brandal

Dibalik Topeng Sang Brandal

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: xy orynthius

Di kota kecil bernama Harapan Senja, beredar cerita tentang sosok misterius yang dikenal sebagai "Sang Brandal." Sosok ini menjadi legenda di kalangan warga kota karena selalu muncul di saat-saat genting, membantu mereka yang tertindas dengan cara-cara yang nyeleneh namun selalu berhasil. Siapa dia sebenarnya? Tidak ada yang tahu, tetapi dia berhasil memenangkan hati banyak orang dengan aksi-aksi gilanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xy orynthius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 32

Suara sirene yang memekakkan telinga bergema di seluruh markas Volkov, memecah keheningan malam dan menandai dimulainya pengejaran yang tidak terhindarkan. Kai, Viktor, dan Zed berlari sekuat tenaga menyusuri lorong-lorong gelap yang tiba-tiba terasa sempit dan menghimpit. Suara langkah kaki para penjaga terdengar semakin dekat, membuat setiap detik terasa berharga.

“Terus maju!” teriak Kai sambil menoleh ke belakang untuk memastikan Zed dan Viktor masih bersamanya. Dalam sekejap, mereka menyelinap melalui lorong yang lebih sempit dan masuk ke tangga darurat yang berderit. Tangga itu membawa mereka ke lantai bawah, di mana mereka berharap menemukan jalan keluar.

Zed, yang membawa tas berisi salinan data dari komputer markas, tampak kelelahan, tetapi semangat bertahan hidup memacu langkahnya. Viktor, dengan ketenangannya yang tak pernah goyah, menjaga posisi di belakang mereka, bersiap menghadapi apa pun yang mungkin muncul.

“Kita harus segera keluar dari sini,” bisik Viktor di antara nafasnya yang berat. “Mereka akan memblokir semua jalan keluar dalam hitungan menit.”

Kai mengangguk, mengeraskan hatinya untuk tetap fokus. “Zed, ada jalan keluar yang aman?”

Zed mengangguk cepat sambil memeriksa peta digital di tablet kecil yang dia bawa. “Ada satu pintu darurat di sisi barat bangunan ini, tidak jauh dari sini. Tapi kita harus bergerak cepat sebelum mereka menyadarinya.”

Mereka bertiga berlari melintasi lantai beton yang dingin, berbelok cepat ke arah pintu darurat yang disebutkan Zed. Tapi sebelum mereka bisa mencapainya, sekelompok penjaga muncul dari tikungan, bersenjata lengkap dan siap menembak.

“Tiarap!” perintah Kai sambil melepaskan beberapa tembakan ke arah penjaga, mencoba menahan mereka cukup lama agar Viktor dan Zed bisa mencari perlindungan. Tembakan-tembakan balasan dari para penjaga membuat percikan api kecil di sekitar mereka, menambah ketegangan yang semakin mencekam.

Zed berhasil mengaktifkan alat gangguan sinyal yang dia bawa, membuat radio komunikasi para penjaga tidak berfungsi sementara waktu. “Kita tidak bisa melawan mereka semua! Kita harus segera keluar dari sini!” teriaknya sambil berlindung di balik dinding beton.

Viktor, dengan ketepatan yang luar biasa, melemparkan granat asap ke arah para penjaga, menutupi pandangan mereka dan memberi kesempatan bagi Kai, Zed, dan dirinya sendiri untuk melarikan diri. Asap tebal memenuhi lorong itu, memberi mereka penutup yang sangat dibutuhkan.

Mereka berlari melewati pintu darurat yang terbuat dari besi tebal, memaksanya terbuka dengan paksa. Di luar, malam yang gelap menyambut mereka, hanya diterangi oleh lampu-lampu redup di sekitar pelabuhan.

“Ke perahu!” Viktor memberi perintah tegas saat mereka berlari menuju dermaga tempat mereka meninggalkan perahu kecil yang akan membawa mereka kembali ke jalur sungai. Suara tembakan masih terdengar dari dalam bangunan, tapi semakin lama semakin menjauh, memberi mereka sedikit waktu untuk bernapas.

Mereka melompat ke dalam perahu dan segera menghidupkan mesin. Kai mengambil alih kemudi, mengarahkan perahu menyusuri sungai yang gelap dan berkelok-kelok. Di belakang mereka, markas Volkov masih berdiri kokoh, tapi dengan bahan peledak yang telah mereka pasang, waktu sudah mulai menghitung mundur.

“Kita harus cepat, ledakan akan terjadi dalam beberapa menit,” kata Viktor, yang berdiri di ujung perahu sambil mengawasi keadaan sekitar. Mereka melaju dengan kecepatan penuh, mencoba menjauh sejauh mungkin sebelum bahan peledak menghancurkan markas itu.

Tiba-tiba, suara ledakan besar mengguncang udara, memecah kesunyian malam. Api dan puing-puing beterbangan ke udara, menerangi sungai di bawah mereka seperti kembang api raksasa. Markas Volkov hancur dalam sekejap, menjadi bara api yang memancarkan cahaya di tengah kegelapan.

Kai tidak menoleh ke belakang, dia tetap fokus pada jalan di depan. Mereka telah menghancurkan sarang Volkov, tetapi ini bukanlah akhir. Justru, ini baru permulaan dari pertempuran yang lebih besar.

“Apakah kita berhasil?” tanya Zed dengan suara serak, matanya masih terpaku pada layar tablet yang memantau sinyal di sekitar mereka.

“Untuk sekarang, ya,” jawab Viktor, meskipun wajahnya tetap waspada. “Tapi kita belum keluar dari bahaya. Volkov tidak akan tinggal diam setelah ini.”

Kai mengarahkan perahu mereka ke jalur yang lebih tersembunyi, mencoba menghindari kemungkinan pengejaran. Suara sirene jauh terdengar dari kota, mungkin polisi atau regu penyelamat yang menuju lokasi ledakan. Tapi mereka tidak bisa berhenti sekarang. Mereka harus segera meninggalkan tempat ini sebelum keadaan menjadi lebih buruk.

“Kita harus menemukan tempat yang aman untuk bersembunyi,” kata Kai, menoleh ke Viktor dan Zed. “Kita butuh waktu untuk menganalisis data yang kita dapatkan dan merencanakan langkah selanjutnya.”

Zed mengangguk setuju, meskipun terlihat lelah, dia tahu bahwa pekerjaan mereka belum selesai. Data yang dia curi dari markas Volkov mungkin berisi petunjuk penting tentang operasi yang lebih besar yang direncanakan oleh kelompok itu.

“Gue tau tempat yang mungkin aman,” kata Viktor setelah berpikir sejenak. “Ada gudang tua di pinggiran kota yang sudah lama ditinggalkan. Tidak ada yang tahu tentang tempat itu, dan kita bisa bersembunyi di sana untuk sementara.”

Kai mempertimbangkan usulan Viktor. Dengan kondisi mereka yang saat ini, tempat yang terpencil dan tidak diketahui oleh siapapun adalah pilihan terbaik. “Kita menuju ke sana.”

Perahu mereka meluncur dalam keheningan malam, hanya suara mesin yang terdengar di tengah-tengah aliran air yang tenang. Mereka bertiga tetap waspada, siap menghadapi apapun yang mungkin datang. Meskipun mereka berhasil lolos kali ini, mereka tahu bahwa ini bukanlah akhir. Volkov masih di luar sana, dan mereka harus bersiap untuk pertempuran yang lebih besar.

Setelah beberapa waktu, mereka akhirnya mencapai gudang tua yang disebut Viktor. Tempat itu tampak suram, dengan cat yang terkelupas dan atap yang mulai runtuh, tapi itu adalah perlindungan yang mereka butuhkan. Mereka mengamankan perahu dan masuk ke dalam gudang.

“Kita aman untuk sementara,” kata Viktor, menutup pintu besi di belakang mereka. “Sekarang, kita harus memikirkan apa langkah kita selanjutnya.”

Kai duduk di atas tumpukan kayu tua, mencoba menenangkan pikirannya. “Kita berhasil menghancurkan markas Volkov, tapi ini baru permulaan. Kita butuh lebih dari ini untuk mengalahkan mereka.”

Zed, yang sudah menyiapkan laptopnya, mulai memeriksa data yang dia dapatkan. “Kita punya banyak informasi di sini. Gue yakin ada sesuatu yang bisa kita gunakan untuk menghancurkan Volkov sepenuhnya.”

Kai mengangguk pelan, tetapi di dalam hatinya, dia tahu bahwa perjuangan mereka masih panjang. Di luar sana, di kegelapan malam, musuh mereka mungkin sedang merencanakan serangan balik. Tapi dia tidak akan mundur. Mereka sudah terlalu jauh untuk berhenti sekarang. Apa pun yang terjadi, mereka akan terus maju, hingga Volkov benar-benar jatuh.

“Untuk sekarang, kita istirahat sebentar,” kata Kai, menatap Viktor dan Zed. “Besok pagi, kita akan mulai bekerja lagi. Ini belum berakhir.”

Malam itu, di dalam gudang tua yang sepi, mereka mencoba beristirahat sejenak, meskipun rasa tegang masih menggantung di udara. Kai tahu bahwa setiap detik adalah kesempatan untuk bertahan hidup, dan setiap langkah yang mereka ambil dari sekarang harus dipikirkan dengan matang.

Di luar, angin malam berhembus lembut, membawa serta harapan yang samar-samar. Harapan bahwa suatu hari nanti, mereka akan bisa keluar dari kegelapan ini—dengan kemenangan di tangan mereka.

1
Ana@&
lanjut thor
anggita
kenshin... 😁kya nama kartun samurai.
anggita
ok Thor👌moga novelnya lancar banyak pembacanya.
xy orynthius: Aamiin
total 1 replies
anggita
like👍buat Zed brandal.☝iklan utk author.
anggita
namanya panjang banget.. dowo tenan yoh🤔.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!