Terjerat Cinta CEO Kejam

cahaya matahari masuk ke sela sela gorden menyorot ke arah ku, akhirnya aku terbangun melihat ke arah jam dinding di sana menunjukan waktu pukul 06.00 pagi disana.

Aku melihat sekeliling kamar ku lihat tempat tidur lipat yang berantakan di bawah sana.

'apa tuan damian yang tidur disana, sebelum aku tidur tidak tempat tidur itu disana" ucapku

Aku terus melirik ke sekeliling disana tapinku dengar suara air dari kamar mandi.

'apa tuan damaian mandi?' tanya ku para diri sendiri

Clek suara pintu kamar mandi terbuka menampilkan seorang pria yang keluar dari kamar mandi dengan mamakai kolor, aku diam beberapa detik lalu memalingkan wajahku, mungkin wajah pucatku sedang memerah sekarang

"apa aku cukup tampan?" ucapnya sedikit narsis

"tidak" jawabku spontan dan melirik ke arahnya

"benarkah, mungkin kau harus memeriksan mata mu ke dokter" ucapnya lagi sambil melihat ke arah cermin

Aku sedikit terkejut dengan sikap tuan damian ia biasanya tak banyak bicara, tapi pagi ini ku lihat dia sangat narsis, dia bahkan memamerkan ototnya di kaca sambil memakai baju. Aku hanya menggelengkan kepala melihat sosok lain dari tuan damian.

****************

"apa tuan tidur disini tadi malam?" tanyaku saat kita sarapan bersama

"kau pikir siapa lagi" jawabnya

"terimakasih, tapi tuan tak perlu repot repot aku bisa menghubungi temanku nanti"

"kau yakin menghubungi teman, aku rasa kau memang tak niat menghubungi mereka" ujar tuan damian

"aku tak ingin merepotkan mereka tuan, mereka tahun ini akan sidang skripsi aku tak ingin membebani mereka" ujarku

"tapi kau merepotkan ku"

"maap dan terima kasih tuan" ujarku sambil tersenyum

"hmmm, apa imbalan yang akan kamu berikan padaku nanti"

"imbalan?" tanya sedikit terkejut

"tentu saja aku tak gratis menemani mu disini" ucapnya

"aku tak punya apapun, anda bisa pergi sekarang bila menginginkan uang" ucap ku menunduk

tuan damian mengacak acak rambutku dan berkata "tenang saja aku bukan orang yang akan memeras mereka yang di bawahku, aku tak mengharapkan imbalan uang"

"benarkah, tapi apa?" tanyaku heran

"nanti aku pikir kan lagi" ucap tuan damian dan membuat hatiku sedikit menghangat

"selama itu tak membuat ku rugi mungkin aku akan membantu anda" ucapku sambil tersenyum

...****************...

setelah kami sarapan bersama tak ada obrolan berarti antara kami berdua karena tuan damian sibuk dengan Rio membahas pekerjaan sementar aku bermain hp, tak lama dokter dan perawat datang untuk memeriksa ku

"bagaimana keadaan anda nona?" tanya dokter wanita dengan ramah

"jauh lebih baik dok, apa saya boleh pulang dokter?" tanyaku saat dokter

"hmmm kamu demam tinggi semalam nona, apa kamu yakin tidaka da keluhan apa pun?" tanya sang dokter

"benar kah, aku tak ingat" jawabku

"benar nona disini ada catatan nya, apa benar anda tak ada keluhan sekarang" tanya sang dokter memastikan

"yah masih agak pusing dan sedikit dingin pada tubuhku dokter" jawab ku kemudian menunduk karena aku malu sudah berbohong pada dokter, karena aku tak ingin di rawat terlalu lama di sini

"jangan berbohong nona agar kami bisa mendiagnosa anda dengan tepat"

"yah dokter maap" ucapku

"tak apa, anda mengalami gejala tipes, sebaiknya anda tidur dengan teratur dan makan lebih di jaga lagi nona"

"bagaimana dengan demamnya yang semalam di bahkan berkeringat banyak dan kadang mengigau" tanya tuan damian

"itu adalah gejala yang di timbulkan nya tuan pasein bisa tidak sadar berbicara dalam tidurnya saat panas tinggi, saya harap anda sebagai suami nya memantau kembali suhu badan, bila pasein kembali panas anda bisa mengubungi perawat "

"berarti aku tak bisa pulang hari ini?" tanya ku kemudian

"belum nona, bersabarlah dan semangat untuk sembuh suami anda juga ada di sini"

"ta tapi"

"baik dokter terima kasih atas penjelasannya saya akan memantau kondisinya" ucap tuan damian memotong ucapan ku

"sama - sama tuan kami akan mengambil kembali darah nona chika agar memastikan kondisi nona chika kembali" ujar sang dokter lalu pamit

setelah dokter pergi tuan damian menatap ku seolah olah ingin membunuhku

"bila ada keluhan yang kamu rasakan, kamu bisa bicara pada dokter tak perlu berbohong seperti tadi, mengerti" ujar tuan damian

"mengerti tuan" ucap ku

suasana sedikit menakutkan keluar dari aura tuan damian

"saya menunggu anda di luar tuan" ucap pak rio yang pamit keluar dari ruang rawat inap ku meninggalkan aku dan tuan damian yang seperti akan memakan ku, aku hanya menunduk merasa bersalah pada tuan damian

"kamu tak perlu memikirkan biaya rumah sakit, fokus lah pada kesembuhan mu" ujar tuan damian kembali

"iyah tuan maap kan aku" ucapku

"istirahat lah sesuai yang dokter perintahkan aku ada rapat di kantor sebentar mungkin 2 jam an aku akan kembali bila rapat selesai kalau ada apa apa kau bisa meminta bantuan perawat" ucap tuan damian

" iyah tuan"

tuan damian mengusap lembut rambut kepala ku dan berkata

" aku akan kembali" lalu pergi. Aku menatap kepergian tuan damian dengan sedikit heran banyak pertanyaan yang ada di benak ku

'kenapa aku merasa tuan damian posesif sekali padaku padahal aku kan hanya bawahannya saja bahkan derajatku tak sama dengan nya dia seolah menghawatirkan aku, atau mungkin dia kasihan karena aku tak punya keluarga, yah mungkin itu'

...****************...

Aku terbangun dari tidur ku karena ingin ke kamar mandi aku pun turun dari ranjang dan berusaha mendorong infusan ku.

setelah selesai aku pun keluar dari kamar mandi karena bosan aku memilih keluar dari kamar ku mencoba berjalan jalan di lorong rumah sakit sambil mendorong infusan ku ternyata ada beberapa orang disana, aku memilih duduk dekat jendela dan memperhatikan orang sekitar semuanya orang yang sakit di dampingi ada yang bersma pasangan, ibu, maupun keluarga lainnya tak terasa air mataku malah menetes aku pun memalingkan wajahku ke jendela dan memilih melihat pemandangan di sana tapi entah kenapa rasanya hatiku sangat sepi sekali, melihat mereka bersama keluarganya sedangkan aku disini sendiri.

Tapi aku mencoba mengendalikan perasaan ku agar tak terus merasa kesepian.

Pov author

Damian telah kembali dari rapat nya yang harusnya rapat selesai 2 jm tapi kenyataan nya memakan waktu 3 jam karena beberapa hal penting.

Damian buru buru masuk rumah sakit dan naik lift ke lantai atas vvip ia sedikit cemas dengan chika karena meninggalkan nya terlalu lama, damian masuk ke kamar inap tapi tak menemukan siapa pun

"kau sudah makan siang" ucap damian saat membuka pintu tapi tak ada seorang pun disana

"chika , chika" panggil damian dia memeriksa semua tempat di kamar tersebut tapi tak ada siapa pun, damian akhirnya memilih keluar untuk bertanya pada perawat disana

"ada apa tuan?" tanya rio yang baru datang karena habis memarkirkan mobilnya

"chika tidak ada di ruangannya" ucap damian dengan cemas, rio pu memeriksa ruangan tersebut

"mungkin nona chika sedang berjalan jalan tuan, karena barang-barangnya masih ada di ruangannya tuan"

"kita cari dia" ucap damian, ia pun bertanya pada perawat tapi mereka tak melihat dimana chika

Damian terus berjalan mencari dimana chika sampai ia melihat seorang yang sedang memandang kaca sendiri disana

"CHIKA" teriak damian, chika yang merasa terpanggil pun menoleh ke arah suara

"kau dari mana saja" ucap damian sambil memeluk chika, Damian akhirnya merasa lega stelah menemukan chika

"tuan" panggil chika

Bersambung. . .