Diam dan nikmati saja kehidupanmu yang sekarang! Wanita miskin sepertimu bukankah hanya menginginkan harta dari orang kaya sepertiku!
Kata-kata itu yang selalu Calista dengar setiap hari dari suaminya saat ia menginginkan kebebasannya.
Calista adalah gadis miskin yang dipersunting oleh seorang tuan muda kaya raya.Namun rupanya pernikahan yang ia dambakan akan indah hanya jadi khayalannya saja.
Nyatanya dia terkurung dalam sangkar emas milik suaminya.
Hidup bergelimang harta tak membuatnya bahagia.
Hinaan, cacian,bahkan kata-**** ***** selalu Calista dengar dari mulut suaminya.
Akankah Calista bisa bebas dari jerat suaminya,akankah dia bisa keluar dari sangkar emas suaminya?
Simak kisah selengkapnya..
Haii readers,minta dukungannya ya untuk karyaku yang terbaru.Semoga karyaku yang ini bisa bersinar dan menghibur kalian semua..🫰🫰🫰🫰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atha Diyuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 26 pergi
Calista berganti pakaian setelah sampai ke apartemennya.Ia tak membawa satu barangpun termasuk baju yang ia pakai saat pertama kali masuk ke dalam apartemen Haris.
" Maaf haris,rupanya mencintai tanpa memiliki itu sakit.Apa lagi melihatmu bersanding dengan orang lain.Rasanya dadaku sesak sekali." Calista mengelilingi hampir semua ruangan yang menyimpan banyak kenangan selama tinggal didalamnya.Terlebih kamar yang ia tempati,kamar yang menjadi saksi bisu atas apa yang terjadi selama ini.
Setelah mengenang semua itu Calista lantas pergi apartemen Haris malam itu juga.Dia tak ingin meninggalkan jejak apapun termasuk surat karena calista ingin benar-benar pergi dan menghilang dari kehidupan haris dan yang lainnya.
Sementara mba Nori baru saja sampai ke apartemen beberapa menit setelah kepergian Calista.
" Bu,ibu didalam?" Nori mengetuk pintu kamar mandi setelah ia masuk kekamar Calista namun tak melihat keberadaannya.
Hening ,tak ada suara apapun dari dalam tak juga terdengar suara gemercik air yang menandakan bahwa tak ada seseorang didalamnya.
" Astaga ibu kemana?" gumam Nori sembari mencari callista kesemua ruangan namun tetap saja nihil.
Nori lantas membuka lemari pakaian calista dan lemari itu masih tampak rapih dengan pakaian yang masih tersusun didalamnya.
Nori lantas menemukan pakaian pesta yang Calista kenakan diacara pertunangan haris tergantung dikamar mandi.
" Bu,ibu kemana? Apa dia kabur,karena cemburu.Gimana ini,apa aku harus telfon tuan Haris.Tapi,hari ini hari pertunangannya dia sudah pasti tengah sibuk dengan tamu-tamu.Ya lebih baik aku kasih tau besok saja, lagipula tuan mana perduli dengan ibu.Tuan kan tidak mencintai ibu,jadi ada atau tidak adanya ibu tidak akan berpengaruh apapun terhadap tuan Haris." ucap Nori.
Setelah itu Nori lantas membereskan beberapa barang dan pakaiannya yang ada didalam apartemen Haris,setelah semua selesai Nori lantas pergi dari apartemen tersebut dan memilih pulang ke kontrakannya.
Pagi-pagi sekali Haris menyempatkan diri mampir ke apartemennya untuk menemui Calista,Haris ingin bertanya pada Calista mengapa wanita cantik itu pergi meninggalkan pesta pertunangan Haris tadi malam.
" Pagi cantik." sapa haris begitu masuk.
" Ko sepi." gumam haris.
Haris lantas melepas jasnya dan berjalan menuju kekamarnya, berharap wanita yang ia cari masih ada didalam.
" Selamat pa..." Haris menggantung ucapannya kala ia tak menemukan siapapun didalam kamarnya.Terlebih kamar tersebut tampak rapih seperti tak ada yang menghuninya semalam.
" Calista!" panggil haris.
" Mba Nori!" panggil haris.
Namun teriakan Haris sia-sia saja karena tidak ada satu orangpun didalam apartemennya.
" Ini pasti ada yang tidak beres." batin Haris.
Haris lalu menyambar jasnya dan buru-buru pergi dari apartemennya untuk pergi kerumah mba Nori.
Kurang dari 20 menit haris tiba dirumah mba Nori dan sesampainya disana mba Nori tengah menyapu halaman rumahnya seorang diri.
" Mba Nori!" sapa haris membuat mba Nori sedikit terkejut.Namun detik berikutnya mba Nori tersenyum,ia teringat betul apa yang membuat majikannya sampai datang kerumahnya.
" Dia sudah pergi tuan." ucap mba Nori sebelum Haris bertanya.
" Pergi? Dia siapa yang mba maksud?" tanya Haris.
" Ibu Calista." jawab Nori.
" Katakan dengan jelas mba,apa maksud dari perkataan mba?" tanya Haris.
Mba Nori kemudian meminta haris untuk duduk diserambi rumahnya.Setelah itu mba Nori masuk kedalam dan membuatkan secangkir kopi untuk majikannya.
" Diminum dulu tuan." ucap mba Nori sembari menyodorkan cangkir yang berisi kopi hangat.
" Terimakasih mba." Haris menerima itu dan meletakkannya diatas meja karena memang masih tampak sangat panas.
" Mba tau sesuatu?" tanya haris saat melihat wajah mba Nori.
Nori menghela nafas panjang dan menghembuskannya dengan pelan.
" Tidakkah tuan melihat ada cinta disorot mata Bu Calista?"
Pertanyaan Nori justru semakin membuat Haris bingung.
" Stop berteka teki mba,saya cari Calista bukan sedang isi tts." sungut haris.
" Ibu sangat mencintai tuan,selama ini ibu menyembunyikan perasaannya dari tuan."
Nori lantas menceritakan semuanya pada Haris dari awal pengakuan Calista tentang perasaannya dan saat pertama kali calista bisa jalan.Mba Nori mengatakan semua itu tanpa ada yang dilebih-lebihkan dan juga dikurangi.
Tubuh haris tertunduk lemas dan ia menyandarkan kepala disandaran dikursi.
" Kenapa mba baru bilang mba?" tanya Haris dengan mata berkaca-kaca.
" Ini atas permintaan ibu." ucap mba Nori.
" Ya Tuhan calista." batin haris.
" Mba sebenarnya aku....."
Bersambung.....