Season 1~
Seorang wanita yang dikhianati sang suami. Memiliki wanita kedua dalam hatinya. Membagi cinta dan kasih sayang.
Akankah dua cinta dalam satu hati akan bertahan?
Dendam, penghianatan dan penyesalan.
Kisah masa lalu yang selalu mengiringi perjalanan hidupnya.
Pemeran utama bukan wanita lemah. Dia licik dan tak berperasaan.
Kimberly lebih mengerikan dari yang di ketahui orang. Bahkan suaminya sendiri.
Ia seperti malaikat maut berwajah polos yang memegang senjata api di balik punggungnya.
Akankah takdir membuatnya bertahan atau melepaskan?! Lalu akankah ia menemukan kebahagiaan setelah melewati hujan badai?!
🌸
Season 2~
Setelah merasakan pengkhianatan mantan suaminya, Kim merasakan hatinya beku.
Sikapnya semakin dingin dan tak tersentuh.
Namun lelaki tak tahu malu itu mampu mengetarkan sudut hatinya yang kosong.
“Oh Mr Mafia.”
Akankah Kimberly berbahagia setelah ini ataukah kisah Wanita Kedua akan terulang kembali?!
Alur lambat,santai, tidak buru-buru! Yang suka cerita dengan ritme cepat, cerita ini bukan pilihan. Namun kalian bisa coba baca aja dulu, siapa tau malah ketagihan ✌😂
Follow IG me @mhemeyyy_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mei-Yin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita Kedua 5
Follow IG me @mhemeyyy
⤵
Tengah malam, Kim mendengar suara pintu kamar terbuka. Menampilkan suaminya yang terlihat acak-acakan. Ia tetap setia berada di atas ranjang pura-pura memejamkan mata.
Alex mendekati ranjang Kim dan mencium keningnya.
"Maafkan aku Sayang, aku ada pertemuan penting hingga larut malam," ucapnya penuh dengan kebohongan.
Kim mendengus kemudian membuka matanya perlahan, melihat Alex yang masih duduk di samping nya.
"Kau baru pulang Alex. Jam berapa ini?" tanya Kim dengan suara serak khas bangun tidur.
"Jam tiga. Maafkan aku. Apa kau menunggu?"
Kim langsung terduduk, menatap Alex dalam. Ada kerinduan yang terpancar dari sorot matanya.
"Bersihkan dirimu, kau sudah makan?" tanya Kim setelah berdiam cukup lama.
"Hmm," gumam Alex, meninggalkan Kim kemudian masuk ke kamar mandi.
Dalam hening nya kamar mewah itu, Kim merasakan perasaan yang berkecamuk. Marah, sedih, kecewa. Alex nya telah berubah, tapi Kim tetap mencintai Alex seperti pertama kali mereka berjumpa.
Hanya Tuhan yang tahu apa yang tengah di pikirkan seorang Kimberly. Ia terlalu pandai menutupi segalanya.
Tak lama pintu kamar mandi terbuka, Alex keluar dengan piyama tidur dan langsung menghampiri Kim. Memeluk istrinya dengan sayang.
"Berbaring lah Sayang, punggung mu akan sakit kalau begitu," ucapnya.
Kim menurut, ia merebahkan tubuhnya di samping Alex.
"Alex."
"Hm."
"Kau sedang mengadakan proyek apa hingga mengadakan pertemuan sampai hampir pagi begini?" tanya Kim yang tengah memeluk Alex. Menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik suaminya. Menghirup aroma tubuh Alex yang sangat di rindukan.
Tangan Alex membelai lembut punggung Kim, matanya terpejam rapat.
"Itu proyek penting Sayang, jangan memikirkan itu. Tidurlah."
"Sepenting apa hingga kau mengabaikan aku dan anak-anak?"
"Tidurlah Kim. Kita bicarakan besok," ucap Alex masih setia dengan kebisuan.
Alex memanggil Kim dengan nama, itu artinya ia sedang tidak ingin bicara atau menjelaskan apapun.
"Jawab dulu Alex, aku hanya ingin tahu," desak Kim tetap menunggu jawaban suaminya.
"Besok akan ku jelaskan. Tidak sekarang, aku lelah!" jawabnya dingin. Sedingin hati Kim saat ini.
"Aku hanya ingin tahu, apa salahnya?"
"Tidakkah kau mengerti Kimberly, suamimu ini lelah dan kau terus mendesak dengan pertanyaan yang tidak penting begini?"
Alex berujar dingin, bahkan sangat dingin. Matanya langsung terbuka lebar. Rahang nya mengeras.
Tidak seperti biasanya Alex memanggil nama Kim dengan lengkap.
"Ada apa denganmu? kenapa kau harus marah?" Kim juga tidak ingin kalah. Ia membalas ucapan suaminya tak kalah dingin.
"Mengertilah, kau sangat cerewet."
"Aku seperti ini karena aku mencintaimu, kalau aku tidak mencintaimu, aku tidak akan perduli apapun yang kau lakukan. Aku mengkhawatirkan keadaanmu." ucap Kim dengan tegas, matanya mulai berembun menahan air mata yang hampir lolos.
"Baiklah, maafkan aku. Mulai saat ini terserah apapun yang akan kau lakukan, aku akan berusaha tidak perduli." sambung Kim lagi dengan raut wajah penuh kekecewaan, ia segera bangun dan turun dari ranjang.
Kim pergi meninggalkan Alex yang masih tetap tak bergeming.
***
Setelah mendengar ucapan Kim yang menusuk hatinya. Alex merasakan sesak si dada.
"Aku tidak ingin lepas kontrol, maafkan aku jika ucapan ini melukaimu," gumam Alex lirih.
Sebenarnya ia tak ingin mengatakan apapun pada istrinya, tetapi desakan Kim membuat emosinya kembali memuncak.
Alex pusing, pusing memikirkan keinginan Vio yang terus meminta pindah ke mansion.
Ingatannya kembali pada kejadian tadi.
Saat sedang meeting di dalam klub, tanpa sengaja Alex melihat kehadiran Viola bersama sahabatnya. Sontak membuatnya marah.
Setelah rapat selesai, ia tak langsung pulang. Ia mengamati gerak gerik istri keduanya dari lantai dua. Namun ketika ia melihat Viola sudah sangat mabuk, ia menyuruh Abi menyeret wanita itu menuju Ambarata hotel.
Alex menunggu kedatangan Abi dan juga Viola. Ia menyesap wine dengan perlahan. Matanya memandang lurus ke arah jalanan kota yang masih ramai walaupun jam sudah menunjukkan tengah malam.
"Permisi Tuan," ucap Abi yang baru saja tiba bersama dengan Viola.
"Pergilah," jawab Alex tanpa menoleh ke arah pintu.
"Ada apa Sayang? Kau merindukanku, hm!" Viola berucap, ia berjalan mendekati Alex yang masih setia berdiri di sudut ruangan.
"Apa yang kau lakukan di sana?"
Viola memeluk tubuh tinggi Alex, membenamkan wajahnya di punggung jangkung lelaki itu.
"Aku hanya ingin sedikit bersenang-senang Sayang, aku bosan berada di rumah yang sempit itu," ucap Viola tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Viola yang tengah berdiri disini seperti bukan wanita yang biasanya selalu bermanja-manja dengan Alex. Wanita ini bukan seperti wanita yang selalu berlaku manis dan penurut.
Entah apa yang terjadi, wanita yang ada di hadapannya bukan seperti istri keduanya. Alex seakan tidak mengenali sikap wanita ini. Ataukah pengaruh alkohol membuat Viola berlaku seperti ini.
Alex bungkam, ia tidak menjawab ataupun memperdulikan Vio yang mulai menyentuh tubuhnya.
"Tidakkah kau sadar apa yang sudah sering aku katakan Vio? Mengertilah posisi ini." ucap Alex dingin. Ia membalikkan tubuhnya dan menatap tajam ke arah Viola.
"Sampai kapan aku harus mengerti? Tega kau membiarkan aku dan Velyn hidup seperti ini," bantah Viola.
Alex mengeraskan rahang. Menatap ke arah Viola dengan pandangan membunuh.
"Lalu aku harus bagaimana? Katakan! Itu hanya sekedar tempat tinggal, semua kebutuhan dan keperluan mu selalu terpenuhi dengan baik. Kau tidak pernah kekurangan apapun," jawab Alex dingin dan datar. Seakan ia tengah berbicara dengan orang asing.
"Aku juga ingin merasakan hidup layak seperti orang lain, tinggal di tempat yang layak. Aku ingin memiliki beberapa pelayan yang akan membantuku. Aku lelah Sayang," ucapnya kembali manja.
Viola menatap Alex dalam, tapi lelaki itu tidak membalas. Ia ingin memeluk Alex tapi langsung di tepis kasar olehnya.
Hening!
"Okay, aku akan memberikan mu mansion tapi... " Alex sengaja menggantung ucapannya. "Jangan harap aku akan datang kesana." lanjutnya lagi.
"Apa maksudmu?"
"Kau tentu tahu apa yang aku katakan Vio. Aku lelah berdebat denganmu hanya karena tempat tinggal."
"Kau tidak bisa berlaku seperti ini. Aku juga istrimu."
"Ya kau memang istriku, tapi dunia hanya tahu bahwa istriku adalah Kimberly Queensa Dimitry, bukan Viola Anastasia Smith."
Jleb!
Jawaban Alex yang dingin menusuk relung hati Viola, ia kembali tersadar bahwa ia hanyalah istri tersembunyi yang tidak di kenal.
Viola mengepalkan tangan. Ucapan Alex membuatnya semakin membenci istri pertama Alex.
"Sekarang pulanglah, kasihan Velyn yang kau tinggal seorang diri."
Alex memilih pergi meninggalkan Viola yang masih mematung. Tidak ada perlakuan manis seperti biasa.
Kesadaran Alex kembali saat mendengar suara ketukan pintu yang semakin keras.
Siapa yang mengetuk pintu seperti ini, tidak dapat di biarkan.
Alex membuka pintu dengan kasar, menatap orang yang dengan lancang telah mengganggu dirinya.
"Ada apa?" suaranya datar, dengan sorot mata meneliti ke arah pelayan yang ada di hadapannya.
"Itu Tuan," kata pelayan terlihat gugup.
"Nyonya akan melahirkan." lanjutnya dengan sekali tarikan nafas.
🌸🌸🌸🌸🌸
JANGAN LUPA LIKE KOMENT DAN BERIKAN VOTE!