"Usir dia dari rumahku! Aku tidak ingin melihatnya ada di sini!"
"Tidak, jangan usir aku, aku mohon!"
Agatha menangis saat tangannya ditarik keras oleh dua orang bodyguard yang bekerja pada Louis Fernando, seorang pengusaha kaya yang berpengaruh di kotanya.
Agatha difitnah oleh mertuanya telah berselingkuh dengan pria lain yang tak lain teman dari Louis sendiri.
Setelah keluar dari kediaman suaminya, Agatha hidup terlunta-lunta di luar dengan keadaannya yang tengah berbadan dua. Hidupnya sangat miris tanpa ada keluarga yang mempedulikannya, pada dasarnya Agatha memang dibesarkan di panti asuhan, dia tidak pernah mengetahui siapa orang tua kandungnya.
Lima tahun kemudian, Agatha kembali dengan keadaan yang berbeda, dia memiliki dua anak kembar yang sangat pintar dan sangat menyayanginya.
Mungkinkah Agatha akan menyembunyikan identitas si kembar dari suaminya?
Atau mungkin dia akan kembali setelah si kembar mengetahui bahwa Louis adalah Ayah kandungnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Dw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7. Perhatian dari si Kembar
"Lho! Kalian kok punya jajan banyak kayak gitu dapat dari mana? Siapa yang udah kasih kalian jajan?" tanya Agatha.
Baru pulang kerja dan memasuki pintu rumah Agatha sudah mendapati kedua anaknya Tengah bersantai sembari menikmati makanan snack.
Banyak sekali snack dan juga ice cream yang ditaruhnya di atas meja dan dinikmati oleh si kembar sembari menonton televisi.
Agatha takut anaknya melakukan tindakan yang nakal, mencuri di warung atau bahkan menerima makanan dari orang lain yang tidak dikenalnya.
"Ini aku dapat banyak makanan dari Om kok mom, nggak nyuri. Uang kami masih sisa 2000 tadi," jawab kedua bocah kembar itu dengan serempak.
Buru-buru Agatha mendekati kedua anaknya itu dan duduk di sebelahnya. Dia menatap banyaknya makanan yang ditaruh di atas meja, dan merasa aneh saja ada orang lain yang berbelas kasihan hingga memberikan banyak makanan tanpa diketahui siapa orangnya.
Selama ini bahkan tidak ada orang yang berbelas kasihan dan memberikan makanan gratis pada anak-anaknya, dan kini saat ditinggal kerja tiba-tiba sudah ada makanan banyak di atas meja.
"Di kasih sama Om? Om siapa? Apa kalian pernah bertemu sebelumnya?" tanya Agatha.
Seketika Agatha cemas, dia khawatir ada orang jahat yang berniat untuk menculik anak-anaknya. Hampir setiap hari dia meninggalkan anaknya berdua saja di rumah karena dia sendiri juga butuh bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka.
"Aku nggak tahu Om itu siapa namanya, tapi sebelumnya kita pernah bertemu di depan sini. Aku juga nggak minta kok, tiba-tiba saja aku dikasih jajan banyak terus dibeliin ice cream juga."
Kenzo dan juga Kenzie nampak begitu senang menikmati banyaknya makanan yang belum pernah dimakannya. Makanan yang mahal dan tentunya sangat jarang ibunya memberinya makanan yang mahal.
Walaupun mereka belum lama mengenali orang yang sudah memberinya makanan, tapi mereka tak menaruh kecurigaan bahwa orang itu adalah kumpulan orang jahat.
"Mommy tenang aja, nggak usah khawatir, dia orang baik kok. Ini tadi aku jatuh juga diobatin lututku. Berarti Om itu memang baik mom."
Kenzo menunjukkan lukanya di lutut yang sudah dibalut oleh handsaplast dan juga kasa.
Agatha yakin anaknya habis terjatuh karena berlari-larian hingga membuatnya jatuh dan terluka.
"Agak kenzo! Kenapa ada luka lagi di kakimu? Emangnya apa sih yang membuatmu sering terluka seperti ini? Kamu habis lari-larian dan terjatuh ya?"
Kenzo hanya menyengir kuda. Dia tidak mengatakan kalau dirinya sebenarnya telah didorong oleh teman di sekolahnya. Jika dia berkata jujur, pasti ibunya akan sangat khawatir dan tidak mengizinkannya untuk pergi ke sekolah, atau bahkan ibunya akan datang ke sekolahan dan memaki-maki orang yang sudah mendorongnya itu.
Begitupun juga dengan Kenzie, dia juga tidak berani menceritakan bahwa kembarannya itu telah bertengkar hingga membuatnya terjatuh.
Mereka berdua memang bersepakat untuk tutup mulut dan tidak mau menceritakan kejadian saat berada di sekolah.
"Makanya, kalau mommy bilangin nggak usah lari-larian ya jangan lari-larian, kalau jatuh gini siapa juga yang sakit? Nanti kalau badannya demam gimana? Kamu nggak bisa sekolah dan Mommy juga nggak bisa bekerja. Padahal kan mommy baru masuk kerja hari ini, jadi mommy nggak boleh terlambat ataupun bolos, tolong jangan buat Mommy sedih dengan kecerobohan kalian. Mommy ingin anak-anak Mommy menurut sama Mommy. Kenapa kalian malah nggak nurut sih?!"
Agatha mengomel karena dia terlalu khawatir akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan sewaktu Dia tidak sedang bersama anak-anaknya.
Jika ia stand by menemani anak-anaknya dan tidak bekerja, maka hidupnya akan kekurangan, sedangkan kebutuhannya sangat banyak.
"Maafkan kami mom. Kami janji nggak akan ceroboh lagi. Kami akan lebih berhati-hati lagi. Mommy nggak usah khawatir ya? Mommy yang tenang kalau bekerja, nggak usah mikirin kami. Kami baik-baik saja kok, buktinya Kami masih bisa pulang sendiri walaupun terluka. Kami kan anak-anak yang kuat. Masa iya cowok harus lemah seperti Daddy."
Agatha membulatkan bola matanya. Kedua kembar itu sudah bisa berpikir bahwa Ayahnya adalah sosok pria yang lemah.
Entah dari mana pemikiran itu, tapi memang benar apa yang dikatakan oleh si kembar, mantan suaminya itu orang yang lemah dan tidak punya prinsip. Buktinya saja sampai saat ini dia tidak mendapatkan surat cerai dengan alasan tidak mau menceraikannya. Bahkan pria itu juga tidak menafkahinya, sungguh egois bukan?
"Iya, kalian memang anak yang hebat, mommy bangga memiliki anak seperti kalian. Jaga diri kalian baik-baik ya? Jangan sampai kalian melakukan hal-hal yang ceroboh. Jangan buat Mommy sedih karena kalian suka buat ulah. Jangan nakal juga ketika berada di sekolah. Jadilah anak yang pintar agar nanti hidup kalian bisa sukses."
Kedua bocah itu mengangguk dan merangkul Agatha memeluknya dengan penuh kasih sayang.
Selama dilahirkan dia hanya mengenali Agatha sebagai ibunya tapi tidak pernah mengenali sosok Ayahnya.
Awalnya mereka sedih karena tidak pernah bisa memeluk Ayahnya, tapi kini mereka sudah terbiasa dengan kebersamaannya hanya dengan ibunya saja.
"Mommy, kami janji akan menjadi anak yang pintar. Nanti kalau kami sudah besar dan sukses, kami akan bekerja keras agar mommy tidak lagi bekerja. Kami ingin Mommy selalu ada di rumah tanpa harus bekerja keras. Maafkan kami karena kami terlalu merepotkan mommy. Di sini Mommy bekerja sendirian dan kami tidak bisa membantu. Kenapa kami tidak cepat-cepat besar saja biar bisa membantu Mommy agar Mommy tidak terlalu capek."
Agatha melepas tawanya. Dia mencubit gemas kedua pipi si kembar yang memiliki pemikiran dewasa.
Agatha sangat bersyukur karena dikarunia anak kembar yang memiliki kecerdasan lebih.
Di usianya yang masih menginjak 4 tahun 6 bulan kedua bocah itu sudah memiliki pemikiran yang lebih dewasa dibandingkan dengan Ayah kandungnya. Buktinya saja Ayah kandungnya tidak pernah tahu ia sudah memiliki keturunan dan malah menganggap kehamilannya waktu itu hasil dari perselingkuhannya.
"Kalian ini ada-ada saja. Mana ada anak kecil langsung tumbuh menjadi dewasa, semua itu butuh proses, dan waktunya sangat lama. Sekarang lebih baik kalian fokus saja belajar, nggak usah mikirin lekas dewasa dan bisa bantuin mommy. Doain saja Mommy selalu sehat dan bisa mendampingi kalian, bekerja untuk memenuhi kebutuhan kalian, nggak usah mikirin mommy bekerja sendirian. Asalkan Mommy sehat, Mommy bisa melakukan apa saja untuk memberikan yang terbaik buat kalian."
Agatha menghela nafas yang begitu menyesakkan. Entah salah atau benar ia tidak memberitahu mantan suaminya mengenai kedua anaknya. Ia hanya takut mantan suaminya masih juga tidak mau menerima anak-anaknya.
"Pemikiranku ini sungguh aneh, dibilang punya suami tapi tak menafkahi, tapi dibilang mantan dia tidak pernah menceraikanku. Kenapa dia begitu egois. Sebenarnya apa sih, yang ada di otaknya?"
ih ih ih...... bakalan nyesel sampai ke ubun2 kalau tau si kembar anaknya dan Agatha ngak bersalah .
bertanya di jawab tapi tapi ngak percaya......
masih ngeyel bertanya terus.....
kasih dikit multi vitamin buat otaknya Louis yg egois biar bisa buat mikir..... biar tidak cuma menganggap benar analisanya sendiri yg ternyata sungguh sangat salah.....