Namaku Beauty Edelweis. Aku memutuskan untuk menikah muda diusiaku yang masih muda yaitu 20 tahun. Karena kekasihku yang sudah 2 tahun menemaniku memilih menikahiku. Aku tak bisa menyembunyikan rona bahagiaku karena aku memang mencintainya. Dan benar-benar mencintainya hingga aku percayakan seluruh hidupku hanya pada suamiku Cleonyl Sinatrya.
Dan 3 tahun pun berlalu. Umurku sekarang menginjak 23 tahun. Sayangnya hidupku tak secantik namaku. Banyak hal baru ku ketahui setelah membina rumah tangga. Banyak hal yang harus ku jadikan pelajaran dikemudian hari.
Pernikahan yang ku kira akan bahagia selamanya ternyata berubah seiring berjalannya waktu.
Akan kah aku harus menyerah begitu saja atau bertahan dengan semua rasa sakit dan sesak yang aku dapatkan ?
Berikut inilah kisahku..
Cerita ini murni karangan author amatir, tidak ada maksud untuk menyindir atau menyinggung. Dan sebagian memang real curahan hati seorang istri disertai bumbu p
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AniitaLee_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ingin Ku Putar Waktu
*Cleo pov
Jika aku punya Doraemon, ingin rasanya ku pinjam dimensi ruang dan waktunya untuk kembali ke masa lalu.
Kembali dimana masih ku teguhkan hati untuk selalu menatap satu orang wanita. Wanita yang selalu menemaniku dikala susah maupun senang.
Disaat aku berjaya seperti sekarang, justru aku mengkhianati janji suci dan cinta tulusnya. Aku tak tahu kapan ia memergokiku saat ku tengah bercumbu mesra bersama Tere? Karena kami sangat sering melakukannya.
Aku memang lelaki brengs*k! Pantas saja jika wanita diluar sana membenciku, membenci tindakanku.
Aku hanya tidak ingin munafik, bahwa aku sangat membutuhkan keduanya dalam hidupku. Disatu sisi aku membutuhkan anak dalam rahim Tere, namun ku juga tidak bisa mengabaikan ibunya begitu saja.
Dan di sisi lain aku juga masih ingin mempertahankan pernikahanku bersama Beauty. Aku memang laki-laki serakah. Sedari dulu apa pun yang aku inginkan, harus aku bisa dapatkan. Itu lah obsesiku.
Disaat ada waktu keluar kota aku gunakan waktuku untuk mencari Beauty sendiri, karena Beny sudah tak bisa membujuk wanita yang masih menjadi istriku itu untuk pulang.
Aku berusaha mencari alasan yang logis dan bisa diterima oleh Tere. Karena ruang gerakku semakin terbatas semenjak ku menikahi wanita muda yang mengaku mengandung anakku itu.
Akhirnya Tere melepaskanku pergi meski sebelumnya ia merengek meminta ikut dengan dalih ingin mendampingiku seperti biasanya. Disinilah letak perbedaan Tere dan Beauty.
Tere selalu bersikap manja kepadaku, sedangkan Beauty lebih ke mandiri. Bukankah semua wanita itu suka di manja? tetapi kenapa Beauty istriku tidak?
Pernikahan kami yang hampir menginjak tahun keempat terasa hambar karena belum adanya seorang keturunan.
Keturunan yang bisa mengikat hubungan suami dan istri agar menjadi lebih harmonis dan bahagia. Mama selalu mendesakku untuk menceraikan Beauty dengan alasan mandul. Tapi aku tak ingin berpisah dari wanita berlesung pipi yang sudah menemaniku selama lima tahun ini.
Jujur, aku terlalu picik menilai wanita. Sampai aku tergoda oleh sekretarisku sendiri. Dia wanita muda yang memang cantik dan enerjik.
Aku selalu menceritakan masalah rumah tanggaku kepada wanita muda itu. Ia selalu mendengarkan keluh kisahku tanpa membantah. Ia wanita yang asyik jika diajak bersenda gurau atau pun berargumen.
Hingga tanpa sadar aku tertarik kepadanya. Tubuhnya yang bak biola tak berdawai penuh dengan lekukan indah. Entah sengaja atau tidak ia selalu menunjukkan kepemilikannya.
Pernah suatu ketika kami ada pekerjaan keluar kota, entah sepertinya ia sengaja menggodaku atau tidak. Wanita itu pernah datang ke kamarku tanpa menggunakan underwear miliknya. Tentu saja bentuk tubuhnya sangat menantang ingin di jamah. Naluri laki-lakiku bangkit, laki-laki mana yang tidak tergoda dengan pemandangan yang menggiurkan.
Di tambah tidak sengaja ia menumpahkan teh yang ku suguhkan kepadanya. Yang membasahi tubuh bagian depan, menambah jelas sesuatu yang ada di balik blouse tipis itu nampak jelas terlihat di mata lelakiku.
Dan dengan lancangnya tangan nakalku malah membersihkan area basah itu menggunakan tisue yang jelas tidak berfungsi sama sekali. Tapi Tere membiarkanku tetap bermain diarea itu. Sepertinya ia menikmati sentuhanku.
Membiarkan benda kenyal miliknya bergoyang-goyang karena tindakanku. Akal sehatku sudah hilang melihat benda itu terus menantang dibalik kain tipis itu.
Dan lebih mengejutkan ia menciumku terlebih dahulu. Awalnya aku hanya diam karena terkejut, namun setelah itu kami terlibat pagutan yang panas. Hingga tanpa sadar kami melakukannya.
Itu lah awal perselingkuhanku dengan sekretaris pribadiku Tere. Entah aku sepertinya kecanduan dengan tubuh sintal itu. Kami bahkan berani melakukannya berulang kali di kantor tepatnya ruanganku.
Kamar khusus yang tadinya hanya untuk tempatku beristirahat jika sedang lembur karena banyak pekerjaan justru menjadi saksi bisu pergumulan terlarangku bersama Tere.
Hingga suatu hari Tere mengatakan padaku bahwa ia sedang hamil 7 minggu. Wanita itu meminta pertanggung jawabanku. Dan aku pun mengiyakan permintaannya.
Bagaimana pun bayi itu adalah darah dagingku, meski aku sendiri kurang yakin karena seingatku kami sering menggunakan pengaman jika sedang melakukannya.
Dan suatu waktu kami melakukannya kembali dengan sangat agresif, mungkin karena saat wanita hamil itu mengalami peningkatan hormon kehamilan yaitu HCG ( Human Chorionic Gonadotropin )yang memicu hormon lain juga ikut meningkat seperti hormon estrogen, hormon progesteron dan hormon testosteron.
Kembali Tere melakukannya hingga meninggalkan tanda cinta merah keunguan yang banyak pada tengkukku. Saat itulah awal hubunganku dengan Tere terbongkar oleh istriku.
Aku tidak bisa mengelak lagi dan langsung ku utarakan saat itu juga keinginanku untuk menikahi Tere.
Aku memang laki-laki kejam! aku menikahi selingkuhanku disaat istriku berkata tidak ingin di madu. Lebih egoisnya aku tidak ingin menceraikannya.
Hingga suatu kejadian aku menamparnya karena suatu insiden. Aku baru menyadari kesalahan fatalku setelah wanita berlesung pipi itu pergi dari rumah sakit dengan penuh derai air mata.
Rasa bersalahku semakin mendera, manakala wanita berlesung pipi itu pergi meninggalkanku. Meninggalkan semua kenangan kita.
Masih pantaskah laki-laki sepertiku di beri kesempatan kedua? Tentu tidak! Kesalahanku sudah terlanjur fatal. Tapi aku tidak ingin munafik, aku ingin mempertahankan keduanya.
Jika kalian ingin menyalahkan, salahkan saja aku. Karena aku tidak mampu menjadi seorang nahkoda dalam biduk rumah tanggaku dengan baik. Aku terlena akan deru ombak yang tenang tanpaku tahu sebuah gunung es bawah laut menantiku di depan.
Dan ku lihat saat ini, Bee masih mencintaiku. Inilah kesempatanku untuk membujuknya kembali untuk bersamaku. Melihatnya bertambah cantik membuatku tak rela jika harus berbagi dengan laki-laki lain.
Bagaimana orang secantik istriku Beauty bisa aku khianati ? Hahaa...
Bod*h ! Ya kamu bod*h Cleo! Tapi nasi sudah menjadi bubur. Aku tidak bisa mundur lagi, aku harus mempertahankan apa yang sudah ku miliki sebisaku.
Karena manusia memang dibekali dengan sifat tanpa rasa puas. Sehingga selalu menginginkan lebih. Itulah sifat hakikinya seorang manusia serakah dan tanpa rasa puas. Aku pun mengakui diriku seperti itu.
Pov End
"Mas ! kenapa mas matikan ponsel mas semalam? Kenapa mas tidak membalas atau pun menjawab teleponku? Apa yang mas lakukan diluar sana?!" serang Tere bertubi-tubi setelah mendapati suaminya baru pulang keesokan harinya.
"Kamu nanyanya satu-satu dong Re, mas kan bingung mau jawab yang mana," balas Cleo dengan santai.
Tere pun berubah semakin geram karena suaminya tak urung menjawab pertanyaannya.
"Istri mana yang nggak khawatir tak mendapat kabar apapun dari suaminya!" ketus Tere.
Deg!
Apakah ini yang dirasakan Beauty dulu saat mas Cleo berselingkuh denganku, kenapa rasanya begitu khawatir dan sakit? Apakah aku mulai benar-benar mencintai pria brengs*k ini? Tidak! ini tidak boleh terjadi! aku harus fokus pada misiku!
"Maafkan mas Re, mas banyak pekerjaan di sana"
"Sudahlah, aku sudah menyiapkan air hangat untukmu cepat mandi!" ucap Tere mengakhiri.
Cleo hanya bisa menghela nafasnya berat. Tentu saja perlakuan kedua istrinya saat menyambutnya pulang kerja sungguh berbeda. Tere cenderung masih kekanakan, sedangkan Beauty lebih tenang tidak pernah berkata ketus dan sebagainya.
Rasa bersalah kembali menyergapnya. Ingin rasanya ia putar kembali waktu dimana dirinya masih teguh hanya menatap satu wanita yaitu Beauty istri sahnya.
Usahakan berkomentar dengan bijak ya..
Dan terima kasih dukungannya..
Selamat membaca.. 😘😘
jangan lemmah kali la...
gampangan banget, lemah, arghhhhhhhh