NovelToon NovelToon
Love In Troble

Love In Troble

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: rantingpraba

menjadi seseorang yang di tuntut untuk kuat itu hal yang melelahkan,
aku hasil dari ke egoisan orang tua,
menjadikan manusia lain selalu salah di mata,
menuntut keadaan,merasa tidak adil akan takdir, berakhir selalau sendiri, gelap, dingin mencekam tak ada tempat bersandar,
sampai akhirnya seorang gadis merubah suasana dingin ku menghangat,
tempat gelapku bersinar,
menjadikan pundaknya sandaran ternyaman saat lelahku, meski tak semudah itu perjalanan nya, namun dengan senyum maninsnya ia selalu menampakan kekuatan yang membuat aku semakin bertahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rantingpraba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 17

Kedua netra yang tak dapat lepas dari gradasi jingga dan biru tua, semakin dominasi sang langit, kini jeno putuskan untuk menghampiri ibunya. ia beranikan diri sekali lagi lepas dari jerat yang satu persatu ingin ia lepaskan. ia pun menginjakan kaki nya tepat di ruang tamu, di sana hanya ada ayah tiri dan adik nya.

"malam! om!"

"jeno! kamu pulang nak?" sambut malik sembari melenggang menghampiri jeno.

"om mamah mana?" tanya jeno sembari celingukan mencari ibunya.

"owh mamah kamu di kamar, mau om panggilkan!"

"gak perlu om nanti jeno yang nyamperin mamah, oh ya, om boleh ngobrol bentar?"

" oh tentu saja mari ke ruang kerja" senyum mengembang malik ia tunjukan, pasalnya ini pertama kali nya jeno mau berbincang dengannya.

———\*\*\*———

malik pun kini telah mendudukan diri di kursi tempat kerjanya yang di buntuti oleh jeno.

"minum jen" malik memberikan minuman yang ia ambil dari kulkas di ruang kerjanya.

" makasih om"

"gimana kabar kamu?"

"baik om"

"mamah kamu tiap hari nyariin kamu, kamu gak pulang-pulang kemana aja kamu"

"om!"

"hmm" malik hanya mendengung

"jeno pengen pergi dari rumah ini! tolongin jeno om kali ini saja bicara sama mamah!!"

"mika sudah cerita semua sama om! tapi jen om hanya bisa bantu kamu sampai mana? kamu tau sendiri mamah kamu tak mau jauh-jauh dari kamu, kamu tau? om selalu jadi tempat amukan mamah kamu setiap kali dia nyariin kamu"

"kenapa om masih bertahan dengan wanita seperti itu? kalau memang dia nyakitin om kenapa tidak om ceraikan saja?" tanya jeno.

"jen! sepertinya ini waktu yang tepat untuk om jelasin semuanya, karena selama ini om gak pernah di beri kesempatan untuk bicara sama kamu, izinin om jelasin ini, tapi maaf jen kalau akhirnya menyakiti kamu!" suara malik sedikit meluruh.

"baik om sepertinya jeno sudah siap akan itu apapun faktanya"

" jen selama mamah kamu menikah dengan papah mu, dia selalu mendapatkan kekerasan secara fisik maupun verbal"

"gak mungkin om! jeno gak pernah liat papah ngelakuin itu, bahkan papah selalu lembut memperlakukan mamah"protes jeno.

"nah itu anehnya dia gak akan pernah lakuin hal keras itu di depan kamu, papah kamu sayang banget sama kamu, bagi dia kamu penerus satu-satunya, harta berharganya, jadi dia gak mau kamu sampai membencinya, tapi apa yang terjadi setelah malam tiba, saat kamu tidur papah kamu terus memukul,mencaci, dengan keras, dan paginya terlihat baik-baik saja, trauma yang membekas setiap pagi mamah kamu pergi kerumah kami, kebetulan mamah mu dan mamahnya mika sahabat dari kecil, dia terus mencurahkan apa yang dia rasakan pada almarhumah istri saya, sampai ia mengabaikan kamu menurutnya kamu punya papahmu, dia gak punya hak atas kamu. suara malik terjeda saat melihat nafas jeno semakin tersenggal.

"jen are you ok" tanya malik

"it's ok! tapi apa alasan papah lakuin itu?"

"keluarga mamah kamu punya banyak hutang dengan keluarga papah kamu, berakhir mamahmu di nikahkan dengan papah kamu untuk menebus hutang keluarganya, papah kamu tidak mencintai mamah kamu, dia hanya menjadikan mamahmu tempat penghasil anak, namun sayangnya mamahmu berkali-kali keguguran, dan yang terakhir kamu berhasil di lahirkan namun tak di sangka dengan lahirnya kamu itu jadi awal mula malam petaka buat mamahmu, apalagi saat kamu sakit, lecet ataupun menangis dia akan melakukan kekerasan padanya, segitu obsesinya papahmu sama kamu, tak disangka itu malah membuat mamahmu semakin benci sama kamu, karena kamu alasan dia di perlakukan seperti itu, dia gak akan memukul atau berkata kasar padamu, karena itu akan berakibat fatal untuknya, tapi dia selalu menatap penuh kebencian pada kamu, bahkan trauma nya sampai sekarang belum hilang. malik semakin meluruhkan ucapanya, saat melihat jeno mulai terisak.

"terus kenapa selama ini aku tidak di bolehin jauh dari dia? kenapa dia ingin aku ada di sampingnya bukanya mamah benci sama aku ..." suara jeno mulai bergetar menahan tangis yang tak lagi bisa di bendung.

"setelah papahmu pergi, mamahmu sadar kalau kamu mulai membencinya, dia ingin membelenggu kamu seperti yang papah mu lakukan dulu!"

jeno semakin di buat tercengang dengan pernyataan itu, sakit.. sakit... sakit sekali rasanya mau menyerah saja.

deru nafas jeno sudah tak beraturan dadanya terasa sakit, apa sedikitpun tak ada yang menyayanginya, kenapa semua tentang dirinya selalu tentang obsesi.

"kenapa sejak awal mamah tidak menceraikan papah?"

"mamah kamu di jual jen untuk menebus hutang keluarganya, dan ada surat di atas materai yang kalau mamahmu meninggalkan papahmu jalan satu-satunya mamahmu di penjara, kecuali dari pihak papahmu yang ingin melepas mamahmu"

"kenapa om bisa...." suara jeno terjeda

"jen kamu benar-benar gak tau apa-apa yah? mamah mu pintar sekali menutupinya"

jeno tercekat mendengar ucapan malik, ternyata selama ini yang tidak peduli adalah dirinya sendiri.

"pada hari perusahaan papahmu hampir bangkrut karena ulahnya, dia membawa kabur uang perusahaan, dan saya salah satu pemegang saham terbesar ikut terkena imbasnya, apalagi mamah kamu, dia di suruh melunasi semua tagihan perusahaan, menutup gajih karyawan, menutup hutang, sedangkan mamahmu di desak oleh publik"

jeno semakin merasa bersalah kepada mamahnya, kemana saja dia selama ini, kenapa ia membiarkan wanita yang melahirkannya menanggung itu semua sendiri.

"di hari papahmu menjemput kamu di beijing untuk memaksa mu pulang, itu sebenarnya ia ingin membawa kamu kabur, om bersyukur waktu itu kamu menghubungi mika, lalu om menyuruh mika menjemput kamu, di hari yang sama dengan kepergian almarhumah istri saya, dan almarhumah istri saya berpesan untuk jagain kamu dan mamah kamu karena mamah mu gak punya siapa-siapa.

fakta apa lagi ini yang terus menerus menimpa jeno kepalanya mulai pusing.

"om dan polisi terus menerus berusaha menemukan papah kamu, dan beruntung om yang langsung menemukan papahmu, di hari itu kami melakukan negosiasi!"

"negosiasi? berarti om udah pernah bertemu papah?" tanya jeno.

"iya! negosiasi untuk dia melepaskan mamahmu lalu menandatangani surat cerai mamahmu dan berjanji untuk tidak mengganggu kamu dan mamah mu dengan syarat om harus membebaskan ayahmu dan mencabut tuntutan om!"

"terus kenapa om masih terus mencari papah?"

"karena kamu mencari papahmu, dan dia sebenarnya selalu memantau kamu, walau om sendiri gak tau dimana dia sekarang"

"soal om dan mamah...?"

tiba-tiba seseorang membuka pintu ruangan membuat kedua pria itu menujukan atensinya.

"mamah gak selingkuh seperti yang kamu pikirkan selama ini jen, dan om malik gak pernah merebut perusahaan papah"

jeno tercekat melihat siapa yang memasuki ruangan.

"mamah!"

aruna tersenyum pait membalas ekspresi kaget yang jeno tampilkan.

"jen om malik yang nolongin mamah, om malik membeli perusahaan kita sepenuhnya dan menutup semua kerugian, dia gak merebut apapun itu memang haknya, dan untuk mamah! kamu mungkin selama ini mengira mamah sering ke rumah om malik, padahal mamah cuma nemenin mamahnya mika yang sedang sakit, dia selalu sendirian di rumah, namun setelah mereka pergi ke sanghai dan kamu di beijing mamah sendirian jen".

jeno pun menghampiri mamahnya lalu memeluk dengan erat menumpahkan rasa bersalahnya, dengan deru tangis yang tak terbendung lagi.

"maafin jeno mah maafin jeno, jeno udah hancurin hati mamah, maafin jeno udah jadi penyebab kehancuran mamah, maafin jeno yang selalu berprasangka buruk sama mama.. hhiikss maaf hhiikkss.."

suara jeno bergetar merasakan pelukan hangat sang mamah yang selama ini jeno harapkan, dia selalu berfikir hidup jeno terlalu bahagia sebelum ayah tirinya ada namun ia tak menyangkan ternyata di balik bahagianya selama ini tersimpan derita seorang ibu.

"uuuuu anak mamah mau sampai kapan pun kamu tetap bayi di mata mamah, menangislah sayang sesuka kamu, mamah ingin melihatnya, selama ini mamah melarang kamu untuk menangis jadi kali ini mamah ingin melihatnya" usapan demi usapan aruna berikan dengan lembut mengusap punggung,membuat jeno semakin menggerung tangisanya bak anak kecil.

"jen jangan pernah merasa bersalah dengan apapun yang terjadi yah!

semua ini di luar kendali kamu, kamu hanya korban keegoisan kami sebagai orang tua,

maaf yah jen mamah belum bisa jadi orang tua yang baik buat kamu" aruna mulai terisak melihat anaknya begitu rapuh.

jeno semakin mempererat pelukanya meluruhkan tubuhnya menyalurkan segala gundah gulana nya, hangat perasaan hangat yang selama ini ia rindukan.

"mah jeno kangen maah hhiikkss...!"

"maafin mamah jeen..."

kedua manusia yang sedang saling menyalurkan kasih sayang yang selama ini saling tertahan, ibu dan anak tak akan pernah terputus ikatannya sampai kapanpun entah rasa benci saling menyelimuti, rindu akan seseorang yang telah melahirkannya sudah di pastikan menjadi warna pekat dalam hidup, jangan kan pelukanya selama ini tatapan teduhnya saja tak pernah ia rasakan kasihnya, namun kali ini tatapan itu berubah luruh menembus sanubari, pelukan yang jeno rindukan akhirnya ia dapatkan di temani tangis menggerung memecahkan ruangan entah haru atau bahagia, entah karena merasa bersalah atau karena kasih sayang yang telah tersalurkan setelah sekian lama, namun yang jeno rasakan adalah kenyamanan dan kehangatan yang selama ini ia inginkan.

tangan aruna mengusan air wajah jeno dengan garis tegas nya aruna menatapnya dengan lamat menyadari selama ini ia pun tak pernah benar-benar menatap wajah anak nya dengan benar.

"nak maafin mamah yah, yang membuat wajah tampan kamu penuh luka, hati baik kamu penuh duri, kamu berhak bahagia sayang" aruna pun mengusap pipi anaknya .

"mah jangan terus-terusan minta maaf, yang seharusnya minta maaf itu jeno, selama ini jeno yang sudah salah paham sama mamah,tapi mamah tetap diam, mah....!" suara jeno terpotong.

"iya jen! mamah tau kamu masih mau mencari jawaban itu kan? cari jen.... cari papah kamu, temui papahmu, tanyakan apapun yang ingin kamu tau"

"maah makasih! makasih sudah tetap kuat sampai sekarang, makasih mau bertahan buat jeno!"

"mamah juga mau bilang makasih sama jeno, karena jagoan mamah sekarang sudah dewasa! jagoan mamah sudah kuat laluin ini semua sendiri! makasih yah nak sudah mau bertahan" mereka pun kembali menyalurkan pelukanya tak ada yang membentang lagi di antara ibu dan anak ini, entah kebencian atau pun ego semua melebur menjadi kasih sayang.

"o ya jen kata ayah kamu mau pindah? pindah kemana?"

"loh mamah...!" suara jeno terjeda.

"iya mamah izinin kamu" aruna pun membalas dengan senyuman.

"makasih mah.. makasih udah izinin jeno"

"jadi siapa wanita itu? siapa yang berhasil mencairkan hati batu kamu ini?" ledek aruna.

"hah maksud mama?"

"jangan sok polos deh, kamu kira mamah gak tau! kalo tebakan mamah sih gak mungkin ravera yah! soalnya kamu udah putus kan?" aruna semaki gencar menebak

"loh mamah tau dari mana? apa..! jangan-jangan mamah masih suruh orang buat ngikutin aku!!"

"hehe....maaf" dengan senyuman aruna membalas.

"mamah apa-apaan sih! setelah ini jeno minta stop lakuin itu, jeno pengen bebas mah!!"

"iya sayang iyaa maafin mamah yah, setelah ini mamah janji gak akan ganggu privasi jeno apapun itu, dan gak akan ganggu jeno,maafin mamah yah!"

"janji !!" jeno pun menyerahkan kelingkingnya tepat di depan aruna, dan di sambut dengan kelingking mamahnya untuk bertaut.

"jadi acara damai nya gua gak di ajak nih" celetuk mika yang sedari tadi menonton drama anak dan ibu ini.

" sini nak mamah pengen peluk kamu juga"

"apaan sih mah anak mamah kan aku!" protes jeno.

mika pun mendekatkan diri pada aruna dan di susul malik.

"bacot lo! gua juga anak emak lo!!" balas mika sembari memukul kepala jeno.

"semua anak mamah yang paling mamah sayang" ucapan aruna pun di sambut dengan pelukan jeno,mika di susul oleh malik.

" ai ikuut..." dari arah pintu maida pun menubruk tautan pelukan satu keluarga itu menimbulkan gelak tawa, bahagia yang tak di sangka menghangatkan hati.

TO BE CONTINUE.....

1
Selfi Selfi
Lanjutkan Thor... semangat 🔥


~saling suport yuk
Aja
Gelut Mulu heran
Aja
jangan di gantungin kelamaan Jen, ayo jadian
Aja
ajisa😭
Aja
lanjut
Aja
ceritanya keren bikin penasaran setiap part ayo cepat up lagi kak
Aja
aduh di bikin penasaran sama jeno dan mika sebenarnya ada apa😭
Aja
baper🥴
Aja
sedih banget deh
Má lúm
Tolong update cepat, jangan biarkan aku mati penasaran 😩
Min meow
Terima kasih sudah menulis cerita yang sangat menghibur dan memikat hati kita semua!
PetrolBomb – Họ sẽ tiễn bạn dưới ngọn lửa.
Terharu banget
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!