NovelToon NovelToon
Bianglala Negeri Impian

Bianglala Negeri Impian

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Mafia / Dikelilingi wanita cantik / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Agung Riyadi

kisah cerita Randu, seorang anak korban musibah tanah longsor di kampungnya dan hanya dia satu satunya yang selamat, kemudian mendapatkan anugerah kesaktian yang tiada taranya dari jiwa leluhur, menjalani liku liku kehidupannya dan berusaha menggapai semua impian dan cintanya.
berhasilkah Randu, please check it out the story

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agung Riyadi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Randu bersedia kan ikut bapak

Malam itu terasa berjalan terasa sangat lambat, setidaknya itulah yang dirasakan oleh Randu. Semalaman ia terus memikirkan tentang hari harinya kedepannya.

Jujur dalam hatinya yang paling dalam ia memang merasa sudah nyaman tinggal di kediaman keluarga sahabatnya yang semua anggota di rumah itu sudah menerima Randu dengan tulus, akan tetapi ia juga merasa dirinya akan sangat sulit untuk lepas dari bayang bayang musibah yang selalu menghantui pikirannya itu.

Keesokan harinya suasana makan pagi yang semula rancak saat Pak Priyatna menceritakan tentang kondisi di rumahnya dimana ia dan istrinya merasa sering kesepian karena anak gadisnya yang telah tumbuh menjadi gadis remaja selalu banyak menghabiskan waktunya di luaran rumah.

"Liburan nanti kira kira Tiara bisa kesini nggak Om ?' tanya Gandi di sela sela ia mengunyah makanannya.

"Mungkin nggak Gan, Tiara kan harus melakukan pendaftaran buat sekolah SMP nya. Kamu aza lah yang liburan ke Bogor," jawab satu satunya adik kandung mamanya itu.

"Gimana mah..pak...boleh nggak aku liburan di rumah Om Priyatna?" tanya Gandi sambil menatap mama dan bapaknya satu persatu.

"Ya boleh saja, tapi memang kamu berani ke tempat Om kamu sendirian ?" Pak Sumitra lah yang menjawabnya.

"Ya di anterin lah, atau kalo bapak nggak mau nganter biar Om saja yang jemput," ujar Gandi yang membuat Pak Priyatna tersenyum saja.

"Memangnya Om kamu nggak punya pekerjaan apa, kamu suruh bolak balik kesini hanya untuk menjemputmu bermain," tukas Bu Sumitra.

"Yah, bilang saja nggak boleh," ujar Gandi menggerutu yang membuat hampir semua yang berada di meja makan itu tertawa karenanya.

"Kamu sendiri Sin, liburan nanti acaranya kemana ?" tanya Pak Priyatna sambil mengalihkan pandangannya ke Sinta yang merupakan anak sulung dari kakaknya itu.

Dari semua keponakannya itu hanya Sinta lah yang paling pendiam, seolah hanya ingin sibuk dengan dunianya sendiri.

"Piknik Om," jawab Sinta singkat saja.

"Wah... piknik kemana ?" tanya Pak Priyatna lagi terlihat antusias.

"Studi tour Om ke Jogja," ujar Sinta sambil tersenyum.

"Oh..studi tour satu sekolah kan kemana saja itu Sin jurusannya ?" tanya pak Priyatna.

"Kalo nggak salah seh ke monumen Jogja kembali terus ke Malioboro terus ke candi Prambanan dan satu lagi dimana yah taman apa gitu Om," jawab Sinta.

"Loh memangnya nggak sekalian ke keraton Jogjakarta, bulan bulan ini biasanya ada acara kirab pusaka dan sekaten kan," kata Pak Priyatna lagi.

"Oh nggak tau kalo itu Om, tapi kayaknya memang nggak ada jurusan ke keraton Om, soalnya jurusan satunya adalah taman kyai apa gitu Om lupa aku," kata Sinta.

"Iya yang penting hati hati saja dimana pun itu Sin, jangan berbuat yang sembarangan !" tambah Om nya lagi.

Sinta hanya mengangguk saja tanpa berucap lagi karena kemudian langsung pamit berangkat ke sekolahnya lebih dulu mengingat sekolahnya berjarak lebih jauh di kota kecamatan.

Barulah tak lama setelah itu Gandi dan Asih menyusul berpamitan untuk berangkat ke sekolahnya, menyisakan Randu yang kini berdiri dan menatap nanar sahabat dan adiknya itu berangkat sekolah bersama teman temannya yang lain.

"Randu kau masih ingin bersekolah kan nak ?" tanya Pak Priyatna yang tiba tiba saja telah berada di dekatnya.

Randu menatap orang yang merupakan sahabat dekat dari pamannya itu sambil mengangguk perlahan.

"Iya pak," ucapnya.

"Kamu kelas berapa sekarang?" tanya Pak Priyatna kemudian.

"Kelas lima pak,"

"Sebenarnya bapak juga memiliki anak yang sebaya kalian maksud bapak kamu dan Gandi tapi anak bapak perempuan dan sekarang sudah duduk di kelas enam," ujar Pak Priyatna sementara Randu lagi lagi hanya mengangguk saja karena ia sudah memahami sejak awal.

"Namanya Tiara, kamu mau kan bersaudara dengannya ?" lanjut Pak Priyatna.

Lagi lagi Randu hanya mengangguk saja meskipun anggukan itu terasa lebih jelas bagi Pak Priyatna.

"Baiklah jadi kamu bersedia kan bergabung dengan keluarga bapak dan tinggal bersama keluarga bapak yang lain ?" ujar pria paruh baya itu terdengar lebih serius.

"Iya pak, saya bersedia terima kasih pak," jawab Randu.

"Baiklah mari kita masuk ke dalam, hari ini juga kita urus surat pindah sekolahmu dan kemudian bapak mau kamu antar bapak ziarah ke makam pamanmu dan keluargamu yang lain mau kan ?"

"Iya pak," ujar Randu sambil mengangguk pasti.

Pak Priyatna yang sudah memastikan kesediaan Randu untuk jadi anak asuhnya lalu mengajak Randu menemui Pak Sumitra yang sedang bersiap siap ke kantor desa itu.

"Kang," ujar Pak Priyatna pada kakak iparnya itu yang juga seorang nomer satu yang mengurusi hajat orang seluruh desa Marga Jati itu.

"Eh iya bagaimana Yat ?" ujar Pak Sumitra yang kemudian duduk di dekat Pak Priyatna dan Randu di pendopo teras rumahnya.

"Randu jadi ikut bersamaku karena hari ini juga kami akan balik ke Bogor," kata Pak Priyatna kemudian.

"Oh benarkah demikian Randu, jadi kamu bersedia tinggal bersama adik bapak ini di Bogor dan melanjutkan sekolah disana ?" ujar Pak Sumitra sambil menatap Randu.

"Iya pak, saya bersedia saya hanya bisa menghaturkan banyak terima kasih atas pertolongan dari keluarga bapak berdua," ujar Randu yang akhirnya bisa mengucapkan kata katanya dengan lancar.

Untuk sesaat baik Pak Priyatna maupun Pak Sumitra saling berpandangan dan terdiam kemudian serempak menatap wajah Randu dalam dalam, wajah remaja kecil yang masih polos itu dan masih terlihat dengan jelas guratan guratan kesedihan padanya.

"Baiklah Randu, jika kau telah memutuskan dimana tempat yang akan kau jadikan pijakan hidup kamu selanjutnya, bapak hanya berharap semoga kamu jadi anak yang berbakti pada orang tuamu berikutnya yaitu Pak Priyatna dan juga istrinya yang akan jadi ibu angkat bagimu serta tentunya menyayangi anak mereka yang akan jadi saudara bagimu selanjutnya, kamu mengerti semua itu kan nak ?" ucap Pak Sumitra sembari menggeser duduknya mendekat pada Randu.

Entah kenapa dalam hati kecil lurah desa yang dipilih oleh lebih dari tiga perempat jumlah keseluruhan warga desanya itu merasa sedikit ada rasa sesal, apalagi mengingat semua anggota keluarganya sudah mulai menyayangi dan menerima Randu, terutama Asih dan Gandi.

"Kang, aku butuh surat surat keterangan yang diperlukan untuk mengurus administrasi kependudukan Randu juga untuk mengurus kepindahan sekolahnya," kata Pak Priyatna.

"Iya, akang akan mengurusnya kamu istirahat saja di rumah, pulang besok gapapa kan ?" tanya Pak Sumitra pada adik iparnya itu.

"Jangan kang, aku pamitnya hanya akan menginap semalam saja lagi pula Yeni kemarin agak kurang enak badan," ujar Pak Priyatna terlihat berkeberatan.

"Baiklah tapi tetap saja semua dokumen yang kamu perlukan itu baru akan ada setelah makan siang nanti," kata Pak Sumitra.

"Iya kang, semakin cepat rasanya lebih baik," ucap Pak Priyatna sembari tersenyum.

"Aku bisa paham hehehehe aku pun juga akan bersikap sama denganmu jika teteh kamu keadaannya seperti Yeni," ujar Pak Sumitra yang kemudian membuat kedua pria paruh baya itu tertawa bersama.

1
Agung Riyadi
luar biasa
Laelia
Ngangenin deh ceritanya.
Agung Riyadi: makasih 🙏🙏
total 1 replies
Phoenix Ikki
Bingung mau baca apa lagi sekarang. 🤷‍♀️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!