Seorang kakak yang terpaksa menerima warisan istri dan juga anak yang ada dalam kandungan demi memenuhi permintaan terakhir sang Adik.
Akankah Amar Javin Asadel mampu menjalankan wasiat terakhir sang Adik dengan baik, atau justru Amar akan memperlakukan istri mendiang Adiknya dengan buruk?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor Hidayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mabuk
"Minuman spesial untuk Tuan dan Nyonya yang sedang berbahagia," ucap pelayan sambil meletakkan minuman tersebut.
"Terimakasih," ucap Mahira yang langsung menenggak minumannya setelah pelayanan pergi.
"Eummm... minuman apa ini, kenapa rasanya sangat aneh," ucap Mahira mencium aroma botol minuman tersebut.
Amar yang dari tadi menatap layar ponselnya sampai tak menghiraukan apa yang Pelayan bawa mengalihkan pandangannya dan melihat Mahira yang kembali menenggak minuman itu.
"Mahira!" Amar langsung bangkit merebut minuman itu dari tangan Mahira.
"Kak Amar... berikan... aku masih ingin meminumnya."
"Mahira apa kamu tau minuman apa ini!?"
"Aku tidak tahu, awalnya memang aneh tapi setelah aku meminumnya lagi lumayan juga. Kak Amar juga harus mencobanya," ucap Mahira yang kemudian merebut gelas itu dan memaksa Amar meminumnya.
"M-mahira... emm... glek... glek... glek.."
"Yeyyy..." Mahira yang berhasil membuat Amar meminumnya tertawa bertepuk tangan seperti anak kecil.
"Mahira kau sudah mulai mabuk," ucap Amar meraih tubuh Mahira yang mulai sempoyongan.
"Pelayan!" pekik Amar yang kemudian melakukan pembayaran untuk makan malam mereka.
Setelah itu, Amar membopong tubuh Mahira yang mulai meracau tak jelas. Sebelum menyalakan mobilnya, Amar merasa pandangannya mulai kabur. Untuk menghilangkan itu, Amar membuka matanya lebar-lebar dan menggelengkan kepalanya. Baru setelah merasa yakin Ia bisa mengendarai mobilnya Amar menghidupkan mobil dan meninggalkan restoran.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sesampainya di rumah, Amar merasa kepalanya semakin berat, sementara Mahira sudah tertidur di sepanjang perjalanan pulang.
"Mahira ayo turun," ucap Amar menarik tangan Mahira, tapi Mahira menolak dan kembali menyandarkan tubuhnya.
"Mahira kita sudah sampai, cepatlah turun, ini sudah hampir pagi!"
Karena Mahira tidak lagi meresponnya, Amar menarik tangan Mahira dan membuat setengah badannya berada di pundak kirinya. Setelah itu dengan langkah yang sedikit sempoyongan, Amar membopong tubuh Mahira menaiki tangga satu persatu hingga tak jarang Amar hampir terjatuh karena kehilangan keseimbangannya.
"Mahira... kenapa kamu berat sekali..." ucap Amar yang juga mulai mabuk.
Mahira yang sudah begitu ngantuk sekaligus mabuk berat, tak lagi merespon apa yang Amar katakan.
Satu demi satu anak tangga berhasil Amar lalui sampai akhirnya mereka sampai di depan kamar Amar. Amar yang juga merasa matanya mulai lengket karena kantuk mencoba membuka pintu dengan susah payah.
"Kenapa susah sekali," ucap Amar sambil menendang-nendang pintunya. Tidak berhasil dengan cara itu, Amar meraih gagang pintu kemudian mendorong dengan tubuh Mahira yang masih berada dalam gendongannya. Begitu mereka berhasil masuk, Amar yang kakinya tersangkut karpet membuat keduanya terjatuh. Tapi beruntung mereka berdua jatuh tepat di atas ranjang sehingga Mahira yang berada di bawah tidak begitu merasa kesakitan.
"Aowhhh... apa ini, kenapa berat sekaliii..." ucap Mahira dengan mata terpejam sambil mendorong tubuh Amar dari atas tubuhnya.
Tidak mempedulikan apa yang Mahira katakan, Amar justru meletakkan kepalanya di dada Mahira dan langsung tidur dengan nyamannya.
Begitupun dengan Mahira yang kembali tidur tanpa merasakan berat dengan beban tubuh Amar di atasnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Tuan... Tuan..." sayup-sayup Amar mendengar suara seseorang memanggilnya. Semakin lama suara itu terdengar semakin nyata di barengi dengan ketukan pintu sehingga perlahan Amar membuka mata.
Amar yang masih berada diposisi semalam terbelalak melihat sebuah pemandangan tak biasa tepat di hadapannya. Sebuah pemandangan yang disukai semua pria dewasa pada lawan jenisnya.
Rasa empuk yang sejak semalam tak Ia rasakan pun kini Ia merasakannya.
"Eummhhh...."
Suara Mahira disertai gerakan mengulet membuat Amar gugup dan kembali berpura-pura tidur tanpa merubah posisinya.
Bersambung....
📌 Besok sudah hari Senin lagi. jangan lupa untuk vote yah biar Author makin semangat dan konsisten Update sehari 3x 🥰🙏