"Ini semua salah ku!, aku pantas mendapatkan semua ini" Suara hati Faela, tubuhnya terjatuh dari lantai tempat tinggal istri selingkuhannya.
Darah mengalir dari kepalanya dengan deras, dan dia menghembuskan nafas terakhir nya dengan mata terbuka memandang awan biru.
Tiba-tiba saja Faela melihat cat warna merah menyirami tubuhnya.
"Kamu tidak apa-apa? " Tanya Siska, teman kuliah Faela.
Faela lalu mengusap matanya dengan kain lap yang diberikan Siska.
Lalu dia melihat sekelilingnya dan dia berada di kampus lamanya.
Apa yang terjadi pada Faela?, Bagaimana kisah cinta Faela yang sebenarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ms. simple, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penasaran.
Akhirnya Fa ela sampai dirumahnya, dia sedang ditunggu ayahnya yang sedang duduk di ruang tamu bersama mamanya.
Fa ela dengan langkah kaki pelan berjalan kearah mereka berdua.
"Duduk kamu! " Suruh Rafi dengan wajah tegang.
Fa ela yang tahu pasti ayahnya akan marah kepadanya, dia lalu berlari kearah mamanya.
"Mama, ayah galak!. Ela jadi takut! " Ucapan manja Fa ela sambil merangkul tangan Vivian.
"Tenang ayah tidak marah!, benarkan yah? " Ucap Vivian sambil menoleh kearah Rafi.
Rafi yang mau marah kepada Fa ela, setelah Vivian bicara seperti itu. Dia tidak jadi marah.
"Tidak sayang!, buat apa aku marah dengan putri cantik ku?. Aku cuma mau tanya, tentang yang terjadi pada seniornya sampai masuk rumah sakit Bram(paman Fa ela yang merawat Simon) " Ucap Rafi dengan nada lembut.
"Lihat Ela!, ayah tidak marah. Sudah sana duduk! " Suruh Vivian sambil melepaskan tangan Fa ela dari dirinya.
"Iya" Jawab Fa ela.
Fa ela yang tahu kelemahan ayahnya, dia pun tersenyum licik. Dan duduk di samping ayahnya.
"Kenapa kamu lakukan itu pada Simon?, apa kamu tahu dia itu anak pejabat? . Dan apa kamu mau keluarga kita mendapatkan masalah! " Ucap Rafi dengan nada tinggi.
"Fa ela akan jawab jika ayah tidak marah sama aku" Ucap tegas Fa ela.
"Marah mana?, ayah tidak marah! " Ucap Rafi yang menurunkan nada bicaranya.
"Iya ayah ini, jangan bicara keras-keras sama Ela bisakan! " Ucap Vivian.
"Iya ma" Jawab Rafi.
Fa ela pun tersenyum melihat ayahnya yang takut dengan mamanya. "Ayah.., dari dulu cuma wajahnya aja sok galak tapi tetap saja tipe suami-suami takut istri" Suara hati Fa ela sambil tersenyum.
"Iya, Ela akan cerita kan kejadian sebenarnya" Ucap Fa ela.
Fa ela pun menceritakan kejadian yang terjadi di aula kampusnya kepada orang tuanya.
"Jadi ayah, bolehkah aku kembali bersama teman-teman ku! " Ucap Fa ela.
"Biarkan saja ayah!, Ela juga tidak salah" Bujuk Vivian.
"Baiklah, ayah antar kamu kesana! " Seru Rafi.
"Boleh" Jawab Fa ela.
Akhirnya Fa ela kembali ke acara kampusnya, karena dulu dia tidak kesana. Karena dia malu menjadi tonton anak dikampus, masalah Hugo menyentuh pantatnya.
Tapi sekarang dia menjadi bersemangat pergi kesana, karena dia bisa menghindari kejadian yang memalukan tersebut.
Di tempat acara tersebut, semua orang mahasiswa yang baru, satu persatu memperkenalkan diri didepan umum.
Erik pun datang ke acara tersebut disambut oleh para temannya dan junior nya dengan senang hati, Erik dulu merupakan mahasiswa favorit.
Selain wajahnya tampan dia juga terkenal ramah pada semua orang, sehingga para wanita berusaha mendekati dirinya.
Melihat Erik datang semua wanita mulai aktif mendekatinya. Erik pun duduk di jurusan sastra, wanita disana mulai mencari perhatian sama Erik.
Hanya Siska yang tidak tertarik dengan Erik, dia terus saja melihat ponselnya.
"Hai, Sis! " Panggil teman disebelahnya.
"Mana artis yang bikin gempar di aula tadi? " Tanya temannya.
"Ela, maksud mu dia sedang menuju kemari" Jawab Siska.
Erik pun menguping pembicaraan mereka tentang Fa ela.
Tak beberapa lama kemudian, Hugo datang kesana, semua orang yang ada disana langsung terdiam. Karena melihat geng blue bersama mereka, tiba-tiba saja Fa ela juga masuk kedalam, tepat dibelakang Hugo.
"Hai, semua! " Sapa Fa ela dengan tersenyum lebar.
Hugo pun membalikkan badannya kearah Fa ela, dan mereka berdua saling berpandangan.
"Hai.., kak Hugo! " Sapa Fa ela sambil melambaikan tangannya.
Hugo yang mau membalas sapaannya, tiba-tiba dipotong oleh Siska yang memanggil Fa ela.
"Ela!, sini" Panggil Siska yang berdiri dari tempat duduknya.
Fa ela pun langsung berjalan kearah Siska dan diikuti oleh Hugo dibelakangnya. Fa ela pun melihat Erik bersama dengan temannya.
"Erik, kenapa dia ada disini? " Pikir Fa ela sambil melirik kearah Erik.
Fa ela pun duduk disebelah Siska, lalu Hugo yang mengikuti Fa ela. Dia yang ingin duduk dekat dengan Fa ela.
"Kamu geser dikit!, aku mau duduk disini! " Perintah Hugo dengan wajah galaknya.
Teman Fa ela pun langsung memberikan tempat duduknya kepada Hugo. Dan akhirnya Hugo duduk tepat disebelah Fa ela.
"Ela, tinggal kamu yang belum memperkenalkan dirimu kepada kami! " Ucap temannya.
Fa ela pun berdiri dan memperkenalkan dirinya kepada semua orang yang ada disana.
"Halo, semua nya!. Aku Fa ela kalian boleh panggil aku Ela dan aku murid fakultas sastra, mohon kerja sama nya! " Perkenalan Fa ela.
Semua orang bertepuk tangan menyambut Fa ela dengan bahagia, mereka semua bersenang-senang.
Semua orang tidak ada yang berani berbicara maupun mendekati Hugo, yang dilaksanakan disana hanya duduk diam dan menikmati makanan disana.
Tapi tidak sebaliknya dengan Erik dia mudah beradaptasi dengan sekelilingnya, dan Fa ela mengamati mereka berdua.
"Itulah kenapa aku menyukai Erik?, karena mulut manisnya dan kepintarannya yang telah menipu ku" Pikir Fa ela sambil melirik Erik.
"Dan sebaliknya, pria yang disebelah ku ini malah terlihat kaku. Dia dari tadi hanya makan dan minum tidak bicara satu katapun, apa dia disini hanya untuk makan gratis? " Pikir Fa ela.
Tiba-tiba saja Fa ela berbisik ke telinga Hugo, sontak saja itu buat dia terkejut.
"Apa kamu disini untuk makan gratis?, hehe! " Tanya Fa ela sambil tertawa kecil ditelinga Hugo.
Matanya sampai terbelalak dan tangannya yang tadi mau memasukkan makanannya ke mulut nya tiba-tiba saja terhenti,dan nafas serta suara lembut Fa ela membuat Hugo tidak fokus.
Semua orang yang melihat Fa ela, yang bercanda dengan Hugo menjadi penasaran. Begitu juga Erik, dia merasa terganggu melihat itu.
"Aku m.. au ke toilet dulu! " Ucap Hugo dengan tergagap.
Saat Hugo pergi dari sana, teman -teman Fa ela pada mau tahu kenapa dia berani bicara dengan Hugo.
"Ela, kamu tidak takut? " Tanya Siska.
"Takut apa? " Tanya Fa ela yang tidak mengerti maksud mereka.
"Dengan Hugo anggota geng blue"Penjelasan kawan Fa ela.
" Tidak "Jawab Fa ela dengan santai.
Tiba-tiba saja Erik ikut pembicaraan mereka.
" Sebaiknya jangan terlalu dekat dengan geng blue, terutama anggota yang berpengaruh disana. Karena mereka bukan orang baik "Ucap Erik yang khawatir.
Fa ela pun langsung menaruh sendok dan garpu yang ada ditangannya, perasaan Fa ela sekarang menjadi kesal dengan Erik.
" Seharusnya orang yang bahaya itu kamu! "Pikir Fa ela.
" Kita tidak boleh menilai orang dari grup atau kelompok mereka, karena bagiku orang yang terlihat baik belum tentu punya hati yang baik juga "Bantah Fa ela dengan tegas sambil menatap tajam Erik.
" Aku cuma mengkhawatirkan mu saja "Ucap Erik yang kesal.
" Terima kasih, dan aku juga sudah besar tidak perlu kamu perhatikan "Ucap Fa ela dengan jutek.
" Jangan seperti itu, pada kak Erik. Dia hanya bermaksud baik kepada mu"Bisik Siska.
"Aku tidak perlu kebaikannya! " Bisik Fa ela.
Hugo yang bersembunyi dibalik tembok mendengar ucapan Fa ela, dia merasa senang mendengar ucapan itu.