Jadi Selingkuhan Kakak Sahabat Ku

Malam ini Agam menemani Nadira di rumah mereka.

"Hufff kenapa yah badan ku sangat lemas seperti ini," ucap Nadira mengeluh beberapa kali.

"Sayang... Kalau kamu tidak kuat sebaiknya jangan di paksakan untuk bersih-bersih," ucap Agam menghampiri Nadira.

"Aku tidak bisa tenang kak melihat ini semua berantakan," ucap Nadira.

"Ya sudah kalau begitu biar kakak bantu," ucap Agam. Nadira tersenyum sambil mengangguk.

Namun tiba-tiba ada yang mengetuk pintu.

"Siapa Kak?" tanya Nadira kaget. Agam juga sama kaget nya karena biasanya tidak ada tamu.

"Kamu tunggu di sini saja yah, kakak akan ke depan," ucap Agam.

Agam membuka pintu. Namun ternyata itu adalah Farah.

"Ternyata seperti ini kelakuan kamu di belakang ku mas?" Farah tiba-tiba marah.

Nadira kaget ia langsung ke depan karena penasaran ada apa.

Farah melihat Nadira. Ia mendekati Nadira dan menampar wajah Nadira.

"Plakk!!!! Tamparan keras di wajah Nadira.

"Farah! Apa yang kamu lakukan?" bentak Agam melindungi Nadira.

"Ternyata dugaan ku tidak salah, aku sudah lama mencurigai kalian berdua. Ternyata seperti ini kalian di belakang kami semua!" ucap Farah.

"Mbak Farah, aku bisa menjelaskan nya. Aku mohon dengar," ucap Nadira.

"Tidak ada yang perlu di jelaskan lagi, kamu tunggu saja akibat nya." ucap Farah.

"Apa kamu tidak bisa mencari laki-laki lain selain suami orang? Kamu cantik Kamu kaya kamu mempunyai segalanya namun kenapa merebut kebahagiaan orang lain?" tanya Farah.

"Aku mencintai kak Agam, dan kami saling mencintai. Kami saling nyaman," jawab Nadira.

Farah tidak berhenti memaki-maki Nadira, Nadira tidak bisa menjawab lebih banyak karena itu kesalahan nya.

"Sekarang kamu pulang dengan ku atau tetap bersama wanita pelakor ini?" tanya Farah kepada Agam.

"Farah, ayo kita bicarakan ini baik-baik," ucap Agam. Namun Farah sudah sangat emosi, ia berusaha menahan nya sehingga badan nya terasa lemas kepala nya pusing.

"Aku sudah punya bukti perselingkuhan kalian, aku sangat kecewa dengan kamu mas," Farah pergi begitu saja.

Sesampainya di rumah Farah menangis sejadi-jadinya. Bunda Jihan kaget melihat menantunya menangis.

Begitu juga dengan Hani, mereka menanyakan apa yang terjadi. Farah menjelaskan semuanya sambil badan nya gemetar.

Mereka yang mendengar itu sangat kaget, tidak habis pikir dan seperti tidak percaya namun sudah banyak bukti di handphone Farah.

Bunda Jihan terdiam. Tidak beberapa lama Agam datang.

"Ayah mau bicara sama kamu," pak Abas berdiri di depan Agam.

"Aku minta maaf Ayah," "Bukk!!" tinjuan keras di perut Agam.

"Apa yang sudah kamu lakukan? Apa Ayah pernah mengajari hal ini?" pak Abas tidak mau mendengar kan kata-kata Agam sama sekali.

Agam mau berbicara dengan Bunda nya namun sudah tidak perduli, semua menatap nya dengan tatapan marah.

Keesokan harinya...

"Permisi Pak Boby," Bunda Jihan dan juga pak Abas datang ke rumah Nadira pagi-pagi.

Kedatangan mereka menjadi pertanyaan bagi Pak Boby alias Ayah Nadira. Sementara Nadira tidak bisa tenang ia melihat orang tua Agam ia semakin takut.

"Tumben-tumbenan sekali Pak Abas dan istri datang pagi-pagi ke rumah saya, kalau boleh tau apa yang sangat penting yah Pak?" tanya Pak Abas.

"Kami minta maaf sebelumnya datang tidak memberikan kabar, kami ke sini mau membicarakan hal yang sangat penting."

Melihat keseriusan wajah pak Abas dan bunda Jihan, ia pun ikut serius dan sangat penasaran.

Pak Abas langsung ke intinya. Pak Boby sangat kaget tidak percaya dengan hal itu karena tidak mungkin putri nya seperti itu.

Ia menentang perkataan Pak Abas dan bunda Jihan. Akhirnya mereka memanggil Nadira.

Setelah mendengar pengakuan Nadira, pak Boby menahan diri untuk tidak marah, ia sangat malu sekali sehingga tidak bisa berkata-kata.

"Kami mohon anak Bapak di perhatikan lagi dan berhenti berhubungan dengan anak kami, masih banyak laki-laki di luar sana," ucap Bunda Jihan.

Tidak pernah bunda Jihan berbicara kasar seperti itu, namun kali ini dia berbicara seperti tidak mempunyai perasaan.

"Nadira minta maaf Bunda," Nadira memohon di kaki Bunda Jihan.

Namun seakan tidak perduli mereka pergi begitu saja.

"Saya minta maaf sekali lagi atas kesalahan putri saya, saya akan memberikan nya pelajaran," ucap pak Boby.

"Bagus kalau begitu," ucap Bunda Jihan.

Pak Boby kembali masuk ke dalam, ia melihat Nadira yang menangis menyesali perbuatannya.

"Apa yang kamu lakukan Nadira? kenapa kamu sangat bodoh?" Pak Boby marah sehingga melempar kan barang ke lantai membuat Nadira kaget.

"Kenapa kamu sama seperti ibu mu? kenapa?" tanya Pak Boby.

"Maafkan aku Ayah, aku mencintai kak Agam karena dia sangat baik, dia perhatian dan juga menyanyangi aku, dia yang ada saat aku kesepian," ucap Nadira.

"Tidak mungkin Nadira, ia sudah punya istri. Sebaiknya kamu memutuskan hubungan kalian!" ucap Pak Boby.

"Ayah sangat kecewa sama kamu, Ayah benar-benar sangat kecewa," ucap pak Abas dan pergi begitu saja meninggalkan Nadira.

Sekarang sudah tidak ada yang perduli dengan Nadira, ia benar-benar sendirian dan tidak ada satu pun yang mau mendengarkan nya.

Keesokan harinya...

Di kelas Nadira menunggu kedatangan Hani, akhirnya datang juga namun saat Nadira menyapa Hani tidak menjawab sama sekali bahkan tidak melirik ke arah Nadira.

Dan juga Hani mempunyai teman-teman baru dan meninggalkan Nadira sendirian.

Nadira merasa semua orang menjauhi nya, namun tidak bisa berbuat apa-apa.

Satu Minggu kemudian...

Nadira benar-benar tidak bertemu dengan Agam, bahkan ia memblokir semua nomor Agam, media sosial agar tidak berhubungan lagi walaupun hatinya sangat sedih sekali.

Sekarang Nadira hanya menjalani kehidupan nya yang sangat kosong, sepi, di benci selamanya. Tidak ada yang perduli bahkan mengkhawatirkan nya.

"Hani!" panggil Nadira menahan Hani.

Hani menepis tangan Nadira dari nya.

"Jangan pernah menyentuh ku, jangan pernah panggil nama ku, karena aku tidak mau mengenal orang seperti mu, menjijikkan!" ucap Hani.

"Han, aku minta maaf. Aku hanya punya kamu sekarang aku tidak mempunyai teman," ucap Nadira.

Hani tertawa. "Kamu masih berharap aku mau berteman dengan mu? Tidak mungkin Nadira melihat wajah mu saja sudah membuat ku muak!" ucap Hani.

"Aku mohon anggap saja semua nya tidak pernah terjadi, aku tidak pernah berteman mu, dan juga jadi lah seperti orang yang tidak kenal!" Hani mau pergi namun di tahan oleh Nadira.

"Aku mohon Hani, aku membutuhkanmu. Maafkan aku," Nadira tidak berhenti memohon namun Hani mendorong Nadira.

"Aku sangat kecewa sama kamu Nadira, teman dan sahabat yang aku anggap selama ini ternyata penghancur keluarga ku, aku sangat menbenci mu Nadira!" ucap Hani dan pergi.