NovelToon NovelToon
PESUGIHAN BAPAK

PESUGIHAN BAPAK

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Hantu / Tumbal
Popularitas:11.4k
Nilai: 5
Nama Author: Vie Junaeni

Ratu tinggal di panti asuhan sejak kecil. Ia tak pernah menyangka kalau akan menjadi pewaris harta berlimpah milik Hadinata Praditha dari Desa Gandasturi. Akan tetapi, gadis itu malah disambut cibiran dan dikucilkan oleh para warga desa yang curiga kalau kedatangannya akan menambah musibah. Apalagi di desa tersebut tengah dilanda teror makhluk kerdil yang dianggap “peliharaan” pesugihan bapaknya.

Kedatangan Adam yang tengah melakukan kegiatan KKN di desa, membuat secercah kebahagiaan bagi Ratu. Adam yang juga menyukai Ratu, berusaha membela gadis itu. Namun, kejadian mengerikan yang menyisakan sebuah misteri muncul silih berganti menghantui.

Ratu dan Adam mulai curiga bahwa ada rahasia besar di balik pesugihan keluarga Praditha. Apalagi ketika nyawa mereka malah terancam menjadi sasaran makhluk kerdil dan juga seseorang yang misterius.

Mampukah Ratu dan Adam bertahan hidup untuk menghentikan teror makhluk kerdil di Gandasturi?


Note : Buat yang plagiat, ATM, auto kutilan sebadan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vie Junaeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 - Adam Pergi KKN

...Bab 7 - Adam Pergi KKN...

“Bunda, aku berangkat dulu ya!” Adam bersiap dengan ransel di punggungnya dan selesai memakai sepatu.

Dua kawannya bernama Sulaiman dan Adit sudah menunggu di mobil jeep.

“Kamu nggak mau ketemu sama Ratu dulu?” tanya Dita.

“Ketemu sama bocah kematian itu? Kelamaan lah, salam aja sama Kak Anta dan Kak Arya. Jangan lupa transfer duit donasi buat anak-anak yang kena wabah penyakit,” pinta Adam.

“Duh, Bunda sama Yanda bakal kangen banget, nih. Udah Raja ke Jepang sama Dira, sekarang kamu juga pergi KKN,” kata Dita.

“Kan udah ada gantinya si Ratu. Kak Anta mau nginep di sini, kan?” Adam memeluk hangat sang bunda.

“Ummm, Bunda kok perasaannya nggak enak ya sama kamu. Kamu yakin mau pergi?” tanya Dita.

“Udah deh, Bunda. Percaya sama Adam. Kalau nanti ada kejadian yang ganjil berhubungan sama demit, aku telpon Bunda atau Kak Anta,” bisik Adam seraya melepas pelukan bundanya.

Ia tak mau dua rekannya mencuri dengar mengenai kemampuan keluarganya yang terbiasa berhadapan dengan makhluk astral. Dita pun mengangguk. 

“Dengerin apa kata bunda, Dam,” kata Anan menimpali.

“Ini barusan aku denger, kok.” Adam menampilkan deretan gigi bersihnya pada ayah ibunya kala itu.

Sesaat kemudian sebuah pajero putih mendarat di depan gerbang rumah mereka.

Anta, perempuan luar biasa yang sudah menjadi ibu itu, turun dari mobil seraya menggendong balita perempuan berusia satu tahun setengah yang sudah lancar berbicara dengan bahasa cadelnya.

“Aam, mau ana?” seru Ratu, putri Anta dan Arya.

“Aam, aam, Adam gitu! Mau jalan-jalan aku, tuh! Kamu nggak diajak, wleek!” Adam menjulurkan lidahnya pada keponakan cantiknya itu.

Sulaiman yang disapa Sule dan Adit, menyapa Anta dan Arya. 

“Kak Anta, aku dengar dari Bude Harti tetangga Kakak yang di belakang rumah itu, katanya Ratu diculik ya sama genderuwo?” tanya Sule.

“Haha, nggak kok, cuma gosip. Orang yang culik Adam waktu itu dibawa ke Indoapril nggak bilang-bilang. Terus orang-orang pikir Ratu diculik,” jawab Anta melirik ke arah Adam sambil menahan tawa.

“Sial! Aku lagi aja yang kena, padahal emang Ratu diculik genderuwo waktu itu,” gumam Adam. 

Arya merangkul adik iparnya menahan tawa. Dia ingat benar kala mencari putrinya bersama Adam. Saat itu, bukannya Ratu yang menangis ketakutan dalam sekapan genderuwo perempuan, melainkan si makhluk itu yang ketakutan karena dianiaya oleh balita itu dengan brutalnya.

“Gue udah transfer duitnya ya. Elu beliin obat-obatan, vitamin, susu buat tambahan anak-anak di sana,” ucap Arya.

“Oke banget, Bro! Elu emang kakak ipar gue yang paling baik,” sahut Adam.

“Lah, emang baru gue kakak ipar elu, cuy! Pakai bilang paling baik,” Arya menoyor Adam dengan gemas.

“Dam, hati-hati ya. Perasaan Kak Anta—”

“Jangan parno kayak bunda, deh. Adam berangkat dulu, ya. Assalamualaikum!”

“Walaikumsalam.”

Tiga pemuda itu lantas memasuki mobil jeep hijau tersebut lalu melaju meninggalkan kediaman keluarga Prayoga.

...***...

Sementara itu, Ratu dan Siti sampai di pasar. Banyak pasang mata menatap ke arah Ratu penuh ingin tahu. Ada juga yang sudah menatap dengan sinis.

“Kenapa semuanya tertuju pada aku, ya?” bisik Ratu pada Siti.

“Maklum, Non. Dirimu kan orang baru di sini. Apalagi datang dari kota, wajar aja mereka langsung merhatiin Non,” ucap Siti.

“Tapi, aneh aja Ti.”

“Ndak usah dipikirkan. Ayo, bantuin aku belanja!” ajak Siti.

Saat berada di depan penjual ayam, celetukan tak menyenangkan itu terlontar dari bibir hitam wanita tua yang sedang memotong daging ayam dengan kasarnya. Seolah menumpahkan kekesalan atau pun kemarahan di hadapan Ratu.

“Kok iso sih, Ti. Mosok pembawa bencana kamu bawa ke sini,” ketusnya.

“Mbok Yum ini ngomong opo, toh? Jangan sembarangan kalau ngomong,” sahut Siti menoleh pada Ratu sekilas dan berusaha menghalangi gadis itu agar tidak mendekat. 

“Siapa yang Mbok maksud pembawa bencana? Saya gitu?” Ratu yang terlanjur mendengar penuturan wanita tua itu mulai meradang. 

Wanita itu hanya terdiam dan menjawab dengan sentakan kencang pisau daging berkali-kali. Wajahnya menunduk tak mau melihat ke arah Ratu.

“Jawab, Mbok?!” 

Ratu mengguncang tangan penjual ayam tersebut, tetapi wanita tua itu menepis dan membuat tubuh gadis itu terjerembab duduk ke tanah. 

“Non, nggak apa-apa kan?” Siti mencoba membantu Ratu untuk berdiri.

“Kenapa orang-orang di Desa Gandasturi kasar-kasar, sih?!” sentak Ratu.

“Kami bukan orang yang kasar, ya. Kami hanya mencoba melindungi keturunan kamu dari keluarga kotor seperti bapakmu dan keturunannya!” salah satu pria yang ada di pasar itu mendekat dan membentak Ratu.

“Mas, Mbok! Sudah toh jangan diteruskan! Non Ratu nggak tau apa-apa. Lagian semua tentang Tuan Hadi itu baru gosip, masa kalian sudah main hakim sendiri dan memfitnah semua keluarganya,” tegas Siti berucap.

Ratu yang ingin membuka suara membela diri lagi, jadi terhenti gerakan bibirnya. Seorang pria berlari dari kejauhan menghampiri Mbok Yum.

“Mbok, pulang sekarang! Cucumu si Diki, kesakitan nangis-nangis. Badannya makin melepuh!” serunya dengan wajah pucat dan cemas.

“Opo?! Diki melepuh?!” Mbok Yum ikut panik dan segera meninggalkan kiosnya pada Firman yang berdagang di kios sebelahnya. 

Mbok Yum segera berlari beriringan dengan pria tadi menuju ke rumahnya.

“Ini pasti gara-gara mayatnya nggak dibakar,” celetuk pria pengganti Mbok Yum.

“Atau malah karena keturunannya ditemukan dan sudah sampai di sini,” ucap seorang wanita penjual sayur melirik Ratu dengan sinis.

“Oh iya kamu benar. Si Sari kan bukan anak kandung, makanya wabah itu berhenti pas si durjana itu sakit. Tapi sekarang, malah ada si durjana yang baru,” ucap Firman dengan suara pelan tetapi Ratu masih bisa mendengarnya.

Tiba-tiba, seorang anak perempuan berusia delapan tahun melempari Ratu dengan telur busuk tepat ke arah punggungnya.

“Eh, apa-apaan ini?” Ratu menoleh dan berusaha meraih punggungnya.

“Nia! Kamu kenapa kabur ke sini? Ayo, pulang! Kamu harus disembunyikan!” ucap seorang wanita yang berlari menghampiri gadis kecil bernama Nia itu.

“Nia, ndak boleh begitu!” Sari meraih tisu di tasnya dan membersihkan pakaian yang Ratu kenakan.

“Ibu bilang mbak ini pantas dilempar telur busuk!” sungut anak itu.

“Loh, kok gitu? Apa benar Ibu yang ajarin anaknya begitu? Ayo, minta maaf sama saya!” ucap Ratu.

“Masih mending telur busuk, daripada saya lempar batu ke kepala kamu,” ancamnya lalu membawa anaknya pergi begitu saja meninggalkan Ratu.

Siti berusaha menenangkan Ratu agar tidak naik pitam. Firman lantas meminta Siti membawa Ratu pergi dan jangan pernah berani membawa gadis itu ke pasar lagi. Siti akhirnya mengangguk dan membawa majikannya kembali ke delman.

“Ta-tapi kan, Ti, kamu mau belanja. Kenapa kita pulang?” tanya Ratu masih tak terima dengan perlakuan para warga desa yang ada di pasar.

“Pulang aja, Non. Saya nggak mau nanti Non kenapa-kenapa,” pinta Siti.

“Aku makin penasaran sebenarnya apa yang warga pikirkan tentang bapakku dan keluarganya?” Ratu menahan Siti dan menahan diri untuk tak naik ke delman segera. 

Keduanya lantas bertatapan.

...******...

...To be continued ...

1
Haryati
selamat berjuang menuntaskan misteri Adam ..
Zuhril Witanto
lagi thor🤭
Zuhril Witanto
lanjut
Zuhril Witanto
gimana mau ada...pastilah arwahnya di sekap ma pesugihan pak Hadi .kan Karyo pernah bilang kalau wabah penyakit nya ilang bakalan ada yang mati sebagai ganti
Mama Jasmine
curiga sama Karyo yg bunuh pak sugeng
tah dikasi racun atau apa ???

ahhhh curigaan mulu kan gara2 kak vie bikin cerita beginian /Facepalm/
Mama Jasmine
aku mulai curiga sama si sule
bisa jadi dia terlibat dgn sengaja membawa Adam ke desa itu
kali aja ini ada hubungannya dgn nyi ageng atau masako lagi yg ngincar keluarga kencana ungu

lahhhh aku mulai traveling tebak2an nih hehehehe
Mama Jasmine: iya nih lama gak men petak umpet disini
soalnya sedang kembali di dunia nyata wkwkwkwk/Chuckle//Chuckle//Chuckle/
Vie Junaeni: aku suka aku suka tebak²an nya

/Smile//Smile//Smile/
total 2 replies
Zuhril Witanto
lanjut
Zuhril Witanto
tuh kan Karyo tau tapi pura2
Zuhril Witanto
kayaknya ratu gak sadar kalau udah makan kambing
Haryati
mas Karyo pasti tau itu pesugihan dan rahasia tu uan Hadi...🤔🤔
Vie Junaeni
ngeri kena mental sama Adam ya
Tini Timmy
ini jatuhnya pocong yang kena mental /Joyful/
Tini Timmy
Adam bener" ya/Sob//Facepalm/
Tini Timmy
/Facepalm//Facepalm/
Haryati
cong.....pocong wes tak bilangin jangan gangguin Adam,.kena mental kan lu....😂😂😂😂
Zuhril Witanto
ngakak🤣🤣🤣🤣
Zuhril Witanto
apa iya ratu
Zuhril Witanto
🤣🤣🤣
Zuhril Witanto
🤣🤣🤣Adam di lawan
Mama Jasmine
udah Dam minta info aja sama tuh pocong soal Adit
kalau tuh pocong tutup mulut sumpel aja mulutnya pakai jantung pisang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!