Kagum, SHILLGE

“Siap Gus , Ning insya allah saya usahakan yang terbaik hehe. Kan kalian udah disni mampir ya kerumah asik Ibu seneng banget bisa ketemu kalian.”

“ Lain waktu saja ya ini soalnya harus langsung pulang, Mas Adam ada kajian di Wonosobo besok, ”jawab nya tak enak hati. 

“Baik lah hati-hati dijalan ya, nanti kalau ada waktu senggang pasti kesana.”

Setelah selesai berdiskusi Shilla mengantarkan Gus Adam dan Ning Zahra kedepan, sembari mengobrol dan tertawa kecil. Ia pandangi mobil yang mulai meninggalkan butik, Ning Zahra membuka jendela lalu melambaikan tanggan ke arah nya. 

Seusai itu Shilla kembali masuk untuk mulai membuat gaun pesanan Ning Zahra. Hari berlalu begitu cepat . Tak terasa jam pulang telah tiba, Eni mengabarkan jika ingin bertemu dengan nya di restoran terdekat Butik setelah pulang kerja. 

Shilla menyanggupi hal itu ia menuju restoran yang dituju seraya menunggu Eni ia memesan secangkir kopi dengan cake strawberry. Sesekali ia menengok ke kanan kiri namun Eni tak kunjung datang, untuk menghilangkan rasa bosan ia mendisain beberapa baju dalam tablet. 

Makin malam restoran semakin ramai, Eni masuk ke resto langsung mengedarkan pandangan ke berbagai tempat duduk sampai ia dapat dimana letak duduk Shilla. Seperti biasa ia langsung memeluk Shilla karena sudah ada 1 minggu tidak bertemu. 

Keduanya saling mengobrol sesekali tertawa seraya menunggu pesanan datang. 

“Eh itu si Faren bukan sih Shill?,” Shilla mengikuti arah pandangan Eni. 

“Loh iya kamu yang undang dka kesini kah?. ”

“ Lah jambu untuk apa aku udang cowo kaya gitu, buat apa Kayshilla hmm?.”

“Iya , iya sabar napa jangan emosi haha. Eh tapi dia kaya lagi cari seseorang gitu gak sih, ”Sedikit berbisik dengan Eni. 

Ting… 

Notif handphone Shilla berbunyi terdapat pesan dari Sisil, ia sedikit keheranan  matanya juga membulat sempurna. Eni yang melihat itu penasaran ia lalu melihat layar handphone Shilla. Seketika dengan kompak mereka saling pandang mencoba mencari jawaban . 

“Eh apa mungkin___”

“Mereka mau kenal kan kamu ke pacar Sisil coba aja dulu Shill kamu bilang iya nanti kita lihat ekspresi wajah si play boy itu, ” Potong nya. Shilla terlihat termenung sejenak lalu mengiyakan ucapan Eni. 

Ia rasa ada benar nya juga ia penasaran bagaimana ekspresi Faren melihat nya. Mereka berdua pindah meja mencari tempat duduk Sisil beserta teman-teman nya. Eni setia mengandeng lengan Shilla seraya membelah keramaian resto. Sebelum ia pindah tempat konfirmasi terlebih dahulu kepada pelayan disana. 

Setelah sekitar 5 menit mereka mencari akhirnya ketemu di area privat room dengan langkah lugas ia menuju ruangan tersebut, terlihat dari balik kaca jika mereka sedang tertawa bahagia. Eni menghentikan langkah nya membuat Shila ikut berhenti juga. 

“Eh Shill kamu yakin mau ke sana  kamu kuat kan?,”

Mengusap tangan Eni .“Aku ini kuat kok, ayo masuk buat apa lemah untuk pria yang tak cukup dengan wanita, ” Setelah itu mereka kembali melangkah kan kaki masuk kedalam ruangan dengan mengucap salam. 

Semua mata tertuju padanya, Sisil serta 3 temannya menyambut dengan hangat lalu meminta Eni dan Shilla duduk. Namun ekspresi Faren menjadi diam ia masih ternganga seperti tak percaya melihat Shilla. Ia segera tersadar dan ya seperti tak mengenal Shilla mereka kembali berkenalan. 

Dengan senyuman manis Shilla mencoba membuka topik pembicaraan karena sejak kehadiran nya Faren lebih banyak diam entah apa yang sedang ia pikirkan. Eni bermain handphone mengirim pesan terhadap Shilla. 

Sebenarnya Eni sangat gemas melihat Faren ingin rasanya menjambak dan menumpuk wajah yang tanpa dosa itu. Shilla tersenyum tipis kala membaca pesan dari Eni yang seperti ini ..“Tangan aku gatal pingin pukul, jambak tuh orang yang belaga polos tanpa dosa padahal kenal kamu banget. Aduh aku erosi sangat, sangat erosi😌”.

“Sabar lah kita main cantik wkwk, biarkan dia tertekan, jahat ya aku haha”. Lalu menutup handphone nya dan kembali mengobrol. Caca yang sangat antusias menanyakan tentang segala persyaratan serta apa saja yang disiapkan jika terjun kedunia modeling.

Perlahan Shilla menjelaskan dan tak lupa juga ia memberi contoh perilaku yang tak boleh model lakukan walaupun sedang diluar project. Karena perilaku baik akan mengharumkan nama agensi serta menjaganya agar tidak sepi job. Sedang kan yang lain menyimak dengan saksama. 

“Sisil setelah lulus mau kemana nih?.”

“ Akh aku, aku ingin kuliah kedokteran aku pingin ambil jurusan spesialis jantung. Kalau masalah nikah aku belum minat kakak, ”jawabnya dengan polos tak memikirkan pacarnya yang ada si sampingnya. 

Deg terasa sedikit nyeri di hati Faren jadi selama ini Sisil gak mau serius kah dengan dirinya. Kata-kata Sisil terus berputar dikepala nya namun tetap ia pasang senyuman tipis. 

“Tapi kan kamu sudah punya pacar, masa mau gantungin pacar begini lama nanti di culik orang loh, apa kalau tipe cowo nya gak mau kesepian. Kamu kan pasti sibuk kalau udah masuk kedokteran dan pasti banyak tugas luar pulau kadang kamu gak takut pacar mu ini menduakan kamu?.” Tanya Eni yang langsung mendapatkan siku dari Shilla. Ia paham maksud sahabat nya ini ke mana. 

“Eh harus percaya ya sama pasangan gak usah dengerin kak Eni ya hihi.”

“ Loh aku bilang ini fakta loh, buktinya gak ditinggal kemana-mana udah kesepian mencari kehangatan cinta.”

“Maksud Eni apa ya saya bukan seseorang seperti itu, saya tulus menyayangi Sisil dan saya akan menunggu nya sampai kapan pun dka selesai pendidikan.” Faren angkat suara karena sendiri tadi diam. 

“Insya Allah aku percaya kak sama dia, dia sosok yang dewasa dalam hubungan gak pernah nuntut yang aneh-aneh. Dan dia juga dukung aku, karena menurut aku itu semuanya takdir allah tapi kalau boleh aku sama dia aja selamanya. ”jawab Sisil seraya menggandeng lengan Faren. 

“Terserah kau saja lah aku hanya mengingat kan jika tak semua manusia bisa kita percaya. Belum tentu yang sekarang membahagiakan akan terus membuat mu bahagia terkadang luka itu dapat dari kebahagiaan yang tak terkira."

“Udah-udah gak usah bahas ini, ayo kita makan malam. Lagi pula Sisil sudah saling percaya dengan pasangan nya aku hanya berdoa semoga kalian sampai kesenjangan serius.” titah Shilla lalu mereka semua makan. 

Eni masih emosi saja sampai ia sesekali melihat Faren dengan tatapan tajam , Shilla setia mengusap punggung tangan Eni agar sabar karena untuk apa juga marah karena Faren memilih pilihannya sediri. Dan Shilla rasa Faren gak salah pilih karena Sisil memang anaknya baik dan ceria. Berbanding terbalik dengan dirinya yang cengeng dan suka baper karena hal -hal kecil.