NovelToon NovelToon
Penghangat Ranjang Mafia

Penghangat Ranjang Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:20.6k
Nilai: 5
Nama Author: Lusica Jung 2

Jessica, seorang korban broken home yang terjebak dalam labirin kehidupan yang keras, dipaksa menjadi kuat oleh situasi, keluarganya yang retak. Dia memegang peranan sebagai tulang punggung keluarga untuk menyokong adik dan neneknya yang sakit-sakitan. Namun, dalam perjuangannya, Jessica terperangkap dalam dunia gelap yang tak pernah dikenalnya sebelumnya, dia harus terjerat dalam lingkaran pellacuran.

Di tengah kehidupannya yang rumit, dia bertemu dengan Zayne, seorang pria misterius di sebuah klub malam, yang membawanya masuk ke dalam pusaran kekacauan yang lebih dalam. Di tengah badai itu, Jessica dihadapkan pada pilihan sulit: bertahan atau menyerah.

"Jangan coba-coba untuk kabur dariku. Ingatlah, Jessica, kau hanya milikku!" (Zayne Zhang)

"Aku bukanlah mainanmu. Kau tak bisa mengendalikanku hanya karena sudah membayarku di atas ranjang!" (Jessica)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak Ada Yang Memaksamu Lagi

Setelah dirawat selama beberapa hari di rumah sakit, akhirnya nenek Maria diizinkan pulang oleh dokter. Jessica merasa sangat bahagia karena akhirnya neneknya bisa pulang.

"Nenek, kau tunggu di sini ya. Aku cari taksi dulu," ucap Jessica, dan dibalas dengan anggukan oleh nenek Maria.

Tapi sebelum Jessica beranjak, sebuah mobil mewah tiba-tiba berhenti di dekat mereka, dan Jessica mengenali mobil tersebut.

"Nona Jessica, Tuan meminta saya untuk menjemput kalian berdua," ucap orang tersebut, yang tak lain adalah Sean. Dia datang menjemput nenek Maria dan Jessica atas perintah Zayne.

Sean membukakan pintu untuk mereka berdua. Tapi, Jessica tidak langsung membawa Nenek Maria untuk masuk ke dalam mobil tersebut. Dia sedang berpikir, sambil menatap ke arah neneknya.

Setelah mengambil napas panjang dan menghelanya, Jessica berkata, "Nenek, ayo masuk. Sepertinya akan sangat sulit menemukan taksi di jam segini." Akhirnya, Jessica mengajak Nenek Maria untuk masuk ke dalam mobil itu.

Nenek Maria menatap Jessica penasaran. "Sica, tapi ini mobil siapa? Apa milik Tuan Muda tampan itu?" tanya Nenek Maria, pertanyaannya mengarah pada Zayne. Jessica mengangguk tanpa memberikan jawaban.

Sepanjang perjalanan, hening mengisi mobil. Nenek Maria tertidur pulas, Jessica menatap ke luar jendela, sementara Sean fokus mengemudi. Namun, ketika mobil tidak berbelok ke arah rumahnya, Jessica langsung bereaksi.

"Tunggu, ini bukan arah rumahku. Sebenarnya kau ingin membawa kami kemana?" tanya Jessica tanpa basa-basi.

"Anda akan segara tau, Nona. Saya hanya menjalankan perintah Tuan saja," jawab Sean dengan ramah.

"Apalagi yang diinginkan oleh tuanmu dariku? Apakah dia berniat menjadikanku sebagai tawanannya?" tanya Jessica dengan nada kurang bersahabat.

"Maafkan saya, Nona, saya sendiri tidak tahu. Tuan hanya meminta saya untuk menjemput kalian berdua dan membawa pulang ke apartemennya," jelas Sean.

Jessica merasa curiga dan gelisah. Tidak ada yang bisa menjelaskan kebingungannya. Apa yang Zayne rencanakan? Pikirannya dipenuhi oleh pertanyaan yang tak terjawab saat mobil terus melaju ke arah yang tidak dikenal.

🌺🌺🌺

Zayne menjalani kehidupan ganda sebagai CEO dan mafia. Di siang hari, dia memimpin perusahaan dengan tegas dan profesional. Di malam hari, dia beroperasi di dunia gelap, menjalankan bisnis gelap dengan penuh rahasia.

Dengan insting yang tajam dan naluri bisnis yang luar biasa, dia menjaga kedua sisi kehidupannya tetap seimbang. Meskipun gelap dan berbahaya, kehadirannya selalu menarik, memberikan sentuhan misteri yang menggetarkan dan penuh intrik.

"Saya membawa dokumen yang perlu Anda tanda tangani, Presdir," kata Natasya sambil menyerahkan berkas-berkas penting tersebut pada Zayne.

Zayne mengangkat kepalanya dari meja kerjanya, "Hn, letakkan saja di sini." ucapnya sambil menunjuk kearah meja kerjanya. Zayne sibuk dengan laptopnya.

"Saya juga sudah membuat janji dengan klien untuk pertemuan besok pagi," lanjutnya, mencatatkan jadwal pada kalender Zayne.

Zayne mengangguk, "Bagus. Pastikan semuanya sudah disiapkan dengan baik untuk pertemuan itu."

"Baik, Presdir," jawab Natasya, sebelum melanjutkan, "Ada lagi satu hal. Kita butuh tindakan segera terkait proyek yang sedang berjalan."

Zayne menatapnya dengan serius, "Apa masalahnya?"

"Waktu pelaksanaannya mepet dan kami memerlukan keputusan Anda untuk memastikan semuanya berjalan lancar," jelasnya.

Zayne menarik nafas dalam-dalam, "Baik, aku akan segera tindak lanjuti itu. Terima kasih atas informasinya."

Natasya mengangguk hormat sebelum meninggalkan ruangan, meninggalkan Zayne dalam pemikirannya yang serius.

Tiba-tiba, ponsel Zayne berdering menandakan adanya panggilan masuk. Nama Sean tertera dan menghiasi layar ponselnya yang menyala terang.

"Ada apa, kau menghubungiku? Apakah sudah menyelesaikan tugas yang aku berikan padamu?" tanya Zayne tanpa basa-basi.

"Sudah, Tuan. Nona Jessica dan neneknya sudah saya antar ke apartemen milik Anda," jawab Sean dengan tenang. "Tapi, Tuan, ada masalah serius. Baru saja pihak rumah sakit menghubungi saya dan memberitahu jika Nyonya Eveline mengamuk lagi dan berusaha untuk menyakiti dirinya sendiri. Mereka sudah berusaha untuk menenangkannya tetapi tetap tidak bisa."

Zayne mengernyitkan kening, kekhawatiran menghiasi wajahnya. "Untuk sementara, handle dulu situasi di sana sampai aku tiba," pintanya. Dia bangkit dari kursinya lalu melenggang pergi meninggalkan ruangannya tanpa menghiraukan pekerjaannya yang belum selesai dan masih terbengkalai.

Eveline sendiri adalah kakak kandung Zayne, dia mengalami gangguan jiiwa sejak lima tahun yang lalu. Semua itu berawal ketika suaminya mengkhianatinya dan berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Eveline mengalami depresi hingga gangguan jiwa.

.

.

Setelah 15 menit berkendara, Zayne tiba di rumah sakit jiiwa tempat kakaknya dirawat. Dia melihat kekacauan yang terjadi di ruangan Eveline. Wanita itu mengamuk sambil menodongkan sebuah guntiing ke arah perawat yang mencoba menenangkannya.

Zayne segera mengambil kendali atas situasi yang terjadi. Tanpa rasa takut sedikitpun, dia mendekati kakaknya yang sedang mengamuk. Alhasil, ujung guntiing itu malah melukainya, pipi kiri Zayne terluka karena sabetan kakaknya. Tetapi wajahnya tetap terlihat dingin dan tenang, bahkan Zayne tidak tampak kesakitan sama sekali.

"Eveline, tenanglah dan kendalikan dirimu. Ini aku, Zayne, adikmu. Cepat buang guntiing itu sekarang juga, kau bisa melukai orang lain dan dirimu sendiri," pintanya dengan suara tenang namun tegas.

"Kalian semua tidak akan selamat!! Aku akan membunuh siapapun yang berani mendekatiku!!" teriak Eveline penuh ancaman, kedua matanya tampak berkaca-kaca, sementara guntiing ditangannya gemeretak. "AKU BILANG MUNDUR DAN JANGAN ADA YANG MENDEKAT!!" teriaknya sekali lagi.

Dengan gerakan cepat, Zayne merebut guntiing itu dari tangan Eveline lalu membuangnya ke lantai. Telapak tangannya terluka karena harus berebut dengan Eveline selama beberapa detik. Dengan cepat, Zayne membawa wanita itu ke dalam pelukannya dan memeluknya dengan erat.

"Tenanglah, semua akan baik-baik saja," bisik Zayne dengan lirih dan penuh kelembutan.

"Me...mereka, mereka semua jahat. Mereka selalu memaksaku meminum obat dan aku tidak mau. Aku tidak sakit, aku tidak mau minum obat," ujar Eveline gemetaran.

Zayne menggeleng. "Tenanglah, setelah ini tidak akan ada lagi yang memaksamu meminum obat itu. Sekarang kau makan dulu, setelah itu baru istirahat, oke?"

Eveline mengangguk patuh. Dia menuruti apa yang Zayne katakan dan mau makan seperti yang dia perintahkan. Zayne merasa lega melihat kakaknya mulai tenang. Dalam hati, dia berjanji akan melakukan segala yang bisa untuk membantu Eveline pulih meskipun itu sangatlah mustahil.

🌺🌺🌺

Brakkk...

Dobrakan keras pada pintu mengejutkan Jessica yang sedang menyiapkan makan malam di dapur. Nenek Maria sedang beristirahat di kamar, sehingga tidak mendengar keributan tersebut karena kamar yang dia tempati kedap suara.

"Omo!! Apa yang terjadi padamu?" Kaget Jessica saat melihat Zayne datang dengan keadaan terluka dan berdarah.

Deggg...

Mata Jessica membulat sempurna ketika Zayne tiba-tiba memeluknya dan menyandarkan dagunya di bahu kanannya. Dan apa yang Zayne lakukan membuat Jessica terpaku. "Sebentar saja, biarkan seperti ini. Aku... Benar-benar lelah," pinta Zayne dengan suara lemah.

"Tuan Zhang..."

🌺🌺🌺

BERSAMBUNG

1
U_Lee
makanya bang gak usah sok2an menganggap si Jessica itu adek angkat elu toh elu juga udah pernah bobok bareng ama dia... cemburu karena si Jessica deket ama si Vincent... daripada lu entar menyesal si Jessica direbut ama pria lain mending pikir ulang deh elu menganggap Jessica apa di hidup elu...😅
sella surya amanda
lanjut
Radya Arynda
menikah saja zayne dengan jessica,,,,biar kalian selalu ber sama....jangan ke duluan orang lain lho nanti nyesel
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Bunda HB
Lho....lho...lho...mba thor udh tamat to piye iki...tulisan tamat
Ellnara: gak kak, masih lanjut kok. Ini lagi nulis buat bab barunya
total 1 replies
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Bunda HB
Lama gk update kak thor,tk pikir udah END..😃
Ellnara: belum kak, masih lama . lagi sibuk aja sama si bocil
total 1 replies
yumna
sabr ya daniel ga boleh kecewa ya....
Sumawita
zayne kamu harus bisa mw jaga jesica sama Daniel, jngan sampai kamu lemah zayne,,
yumna
kau mnkn mulai mencintai jesi zayn
sella surya amanda
lanjut
Sumawita
mereka pantas mati
Radya Arynda
mantap,,,,benalu busuk seperti mereka memang pantas mendapat kan nya....semangaat jesica
sella surya amanda
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!