Cinta Mahasiswi Absurd.

Dipagi hari Clara dengan dua sahabatnya sudah duduk dimeja makan bersama mama dan papa Clara. Karna semalam Shania dan Yola menginap dirumah Clara, jadi hari ini mereka berangkat kuliah bersama sama. Mereka menikmati sarapan dengan sesekali saling melempar canda, Bu Claudia dan pak Hermawan sudah menganggap kedua teman Clara layaknya anak sendiri. Jadi jika diantara mereka seperti tidak ada kecanggungan wajar saja, karna memang sudah sedekat itu. 

"Kalian hari ini kuliah sampai jam berapa?" Tanya Bu Claudia disela sela makan.

"Kalok nggak salah kita pulang lebih awal Tante, palingan jam satu udah pulang" jawab Yola.

"Sok tau Lo kayak dukun aja" seloroh Clara menyela Yola. Yola mengerutkan hidung mengejek Clara.

"Yeeee emang iya pulang jam segitu, Lo nggak liat jadwal hari ini apa?" Kata Shania membela Yola.

"Tuh Shania aja tau, masa Lo nggak tau" 

"Lah kan ini hari Senin ege" kata Clara lagi mencoba membela diri.

"Yang bilang hari Senin siapa, ini hari Sabtu Clara" sahut pak Hermawan mengingatkan hari kepada anaknya.

"Hah? Masa sih?" 

"Coba deh liat di hp kamu" sahut Bu Claudia lagi.

Dan setelah Clara melihat hpnya ia menyengat keki memperlihatkan deretan giginya yang putih dan rapih.

"Yeeee makanya mandi" kata Shania merutuki Clara.

Dan semua kompak menertawai Clara, pak Hermawan dan Bu Claudia tampak tersenyum melihat tingkah mereka. Para ABG yang sangat menghibur mereka disaat sedang berkumpul seperti ini, membuat mereka tak merasa kesepian disepanjang hari. Mereka bersyukur dengan adanya Shania dan Yola yang sering datang kerumahnya dengan Clara, pasalnya anaknya hanya Clara seorang. Meskipun suara Clara bisa memecah keheningan, namun bagi mereka tetap terasa sepi karna tak ada riuh ramai saling ledek seperti saat ini.

Setelah mereka sarapan, Clara dan dua sahabatnya berpamitan dengan pak Hermawan dan Bu Claudia untuk berangkat ke kampus. Dan ditengah perjalanan menuju kampus Clara yang membawa mobil dengan santai, karna waktu masuk kampus masih lumayan lama.

"Eh berarti yang waktu itu yang Lo liat bukan si siti dong clar, kan semalem Lo bilang kalok virga itu selingkuhnya sama calon tunangan pak Angga" kata Shania membuka percakapan didalam mobil.

"Nah iya tuh, sepemikiran Lo Shan sama gue" kata Yola menimpali.

"Iya kalik, gue juga udah nggak peduli siapa cewe yang waktu itu. Dan sekarang gue mau lupain itu semua dengan membuka lembaran baru, gue nggak mau nginget inget si virga. Gue udah bodoh amat" kata Clara menanggapi dua sahabatnya.

"Dari awal gue juga nggak percaya kalok virga selingkuh sama si Siti, tapi ya bodoh amat juga yang pentingkan Sekaran sahabat kita udah nggak galau lagi. Ya nggak" kata Shania diakhir kata dengan mengangkat alisnya dan menoel pipi Clara menggodanya.

"Iya dong, buat apa gue yang cantik paripurna ulala ini galauin cowok. Mending cari yang lain" kata Clara dengan gaya centilnya mengibas rambut ke belakang.

"Tenang clar, Abdi menunggumu" seloroh Yola dan diakhiri dengan kekehan bersama Shania.

"Lo kalok bawa bawa Abdi lagi gue tampol pipi Lo ya" kata Clara tak terima, namun Shania dan Yola tetap terkekeh melihat Clara yang misuh misuh. Menurut mereka lebih baik Clara misuh misuh dan bertingkah heboh dari pada Clara diam saja.

Setelah berkendara selama hampir satu jam, akhirnya mereka tiba di kampus. Mereka berjalan berdampingan menuju kelas mereka, berjalan menyusuri koridor kampus dengan penuh percaya diri. Depot depot angin di pagi hari mengibaskan rambut curlie mereka bertiga. Aura kecantikan alami dan sedikit polesan make up menambah kecantikan mereka, wajar saja jika mereka disebut sebagai primadona kampus yang sangat diidolakan bagi para kaum pria di kampus itu. Tak hanya kaum pria, para ciwi-ciwi kampus juga banyak yang kagum dan terkesima dengan kecantikan mereka. Walaupun dikampus itu rata rata para ladies sangat cantik, hanya segelintir cewe yang tak perduli jika penampilannya nyleneh. 

"OMG heloooooww, hari ini gue merasa kayak selebriti yah, semua pada ngeliatin gue Sampek melintir melintir matanya. Kenapa, semakin hari semakin terkesima ya sama kecantikan gue yang paripurna ulala syalala Lala?" Kata Clara dengan angkuhnya seraya mengibas ngibas rambutnya yang curlie kepada laki laki teman sekelasnya yang memperhatikannya sampai kepalanya memutar seratus delapan puluh derajat sampai badannya pun ikut berbalik menghadap Clara.

Dan laki laki itu hanya menyengat memamerkan deretan giginya.

Sementara Shania dan Yola hanya meliriknya dengan tatapan sinis seolah tak terima dengan pandangan mata teman sekelasnya itu. Lalu mereka masuk kedalam kelas dengan berjalan ala catwalk menuju meja mereka.

"Yuhuuuuuu, spada spada, selamat pagi good morning para ciwi-ciwi konohaa" sapa Clara kepada teman sekelasnya yang perempuan disebelah bangkunya. Mereka tampaknya juga baru datang sama seperti Clara.

"Uuuuuu, makin hari Miss universe interlokal makin cantik aja nih" puji salah satu diantara mereka yang disapa oleh Clara.

"Wohiya dong, siapa dulu temannya" kata Shania dan langsung dijawab oleh Yola.

"Yolanda dan Shania Leonardo Dicaprio"

"Sejak kapan nama gue jadi Shania Leonardo Dicaprio? Ralat ralat" pinta Shania sembari melipat tangannya didepan dada.

"Oh maaf, namanya diralat. Shania Shinee hobi makan dan berenang, kalau berenang paling sering pakai gaya batu" kembali Yola meralat.

"Yeeee, dari pada Lo pakek gaya botol"

"Kok gaya botol?"

"Iya kepalanya dibawah" 

Semua jadi kompak menertawai Yola yang keki, dan Yola hanya mencibir Shania dan semua yang tertawa karna ejekan Shania terhadapnya. Sesaat setelah mereka bercengkrama dan bercanda, masuklah Angga yang hendak memulai pelajaran pagi itu. Dengan langkahnya seperti biasa, yang terkesan terburu-buru dan cekatan.

"Good morning all" sapa Angga seraya masuk kedalam kelas. Menginterupsi kan para mahasiswa didalam kelas itu untuk segera duduk di kursinya masing masing.

"Morning, sir" mereka semua kompak menjawab. 

"Bisa kita mulai mata kuliah hari ini?" Tanya Angga memastikan.

"Bisa pak" jawab semua kompak.

"Baik kita langsung saja mulai" 

Agga memulai pelajaran pada pagi itu, dan semua mahasiswa dan mahasiswi di kelas itu jadi kompak menyimak. Ada yang mencatat setiap kata yang terucap oleh Angga, ada yang menatap serius pada layar proyektor didepan. Serta sesekali ada yang bertanya saat merasa kurang jelas dengan apa yang disampaikan. Sementara Clara, tatapannya memang fokus pada pantulan proyektor didepan akan tetapi fikiran ya entah kemana. Sekilas bayangan mimpi saat ia bersama dengan Angga, yang didalam mimpi itu ia jadi istrinya. Entah mengapa mimpi itu selalu terulang ulang dibeberapa Minggu terakhir, hingga kilatan itu seolah berjalan begitu cepat dipikirannya. Hingga tak ia sadari tiba tiba ia memekik lantang yang membuat semua orang jadi berpusat kepadanya.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaa nggak mau haaaaaaaaaaaa" trial Clara dengan lantang, dan semua jadi berfokus padanya. Sadar jika dirinya jadi objek perhatian, Clara lekas membekap mulutnya.