NovelToon NovelToon
Between Blood, Sin, And Sacrifice

Between Blood, Sin, And Sacrifice

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Reinkarnasi / Balas Dendam / Time Travel / Dunia Lain
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Carolline Fenita

Mengira bahwa Evan–suaminya hendak membunuhnya, Rose memilih menyerang pria tersebut. Tanpa tahu bahwa Evan berupaya melindungi Rose biarpun tahu bahwa dirinya akan meninggal di tangan istrinya sendiri.

Penyesalan selalu datang belakangan, namun hadir kesempatan untuk memperbaiki garis nasib yang mengikatnya dalam bayangan cinta dan dendam. Rose kembali mengulangi kehidupannya, satu demi satu disadarkan dengan bunga tidur misterius.

Mempraktekkan intrik dan ancaman, menemukan pesona sihir untuk memutus tali asmara yang kusut antara Rose dan Evan yang menjadi suaminya di kehidupan lama dan sekarang. Apakah ia akan berhasil membalik takbir yang telah ditentukan oleh Dewa, atau malah gagal melakukannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Carolline Fenita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22 - Target Clear

Rose berekspektasi bahwa Marquess Drevan hanya akan membatalkan ajakannya dan pergi begitu saja. Sama seperti adiknya dan pria lain yang memang sedari tadi sudah mendekatkan diri pada Rose. Harapannya pupus ketika melihat lelaki itu tetap bersikukuh mengajaknya.

Pria itu menggeleng dan menaikkan alisnya. Menantang gadis itu. "Yah beruntungnya aku."

Sisa kue yang tengah dikunyah oleh Rose hampir membuatnya tersedak. Meminum sisa c**hampagne hingga ludes, ia langsung menaruh tangan kanannya berpegangan dengan Marquess Drevan de Moonstone.

"Mengapa hanya minuman itu yang disediakan? Kepalaku sedikit berputar," analis Miss Rose dalam hatinya. Setengah mengeluh dan setengah mengendalikan gerak tubuhnya.

Sebenarnya pun, ia memang tidak pandai menari. Memang terdapat guru yang mengajarinya, namun Rose selalu memilih kabur dari pelatihan yang dianggapnya bak neraka versi bersepatu runcing. Berhasil membuat kesadarannya kembali, gadis itu menyusun tiga kata di kepala dan mengeluarkannya dengan santai.

"Baik sekali anda," sarkas Rose dengan netra kuning tajamnya.

Marquess Drevan mengajaknya ke tengah, Rose mengedarkan pandangannya dan mendapati Chloe tersenyum jahil ke arahnya. Konsentrasi Rose sedikit terpecah karena tatapan dan senyuman dari sahabatnya itu. Sebelum memicingkan bola matanya, ia mendengar sebuah sindiran.

"Sepatumu tajam juga, Rossie."

Setengah panik, gadis itu dengan cepat mengangkat kakinya yang menginjak sepatu pantofel milik Evan tanpa sengaja. Ketika pinggangnya direngkuh oleh lengan Marquess, ia menghirup udara sebanyak mungkin.

Hanya ia dan Evan yang tahu seberapa berpacunya jantungnya kini, apalagi dengan tubuh yang sangat dekat dan tipis pembatasnya itu.

"Tenanglah, Rossie. Pandang wajahku, tegakkan badanmu, ikuti irama lagu."

Patuh, Rose mengikuti setiap bimbingan yang keluar dari mulut Evan dan merasakan euforia tinggi setelah beberapa kali berputar. Kali ini ia mengayunkan kakinya dengan kencang ke atas, serupa dengan tempo lagu yang berubah menjadi cepat dan bersemangat.

Oke, tidak sekencang itu karena ia masih takut melakukan kesalahan yang sama–menginjak sepatu pasangan dansanya.

Realistis saja. Terinjak sepatu tajam saat berdansa akan sangat menyakitkan jika menari dengan tenaga penuh.

Rose berayun beberapa kali, dari yang awalnya menunjukkan gerakan kaku mulai berubah konsisten. Kakinya tidak lagi menginjak pantofel lelaki di hadapannya. Marquess Drevan menyibakkan rambut kecoklatan Rose yang tersebar di sekujur lehernya dan menempel akibat keringat dalam satu sapuan.

"Pintar," puji lelaki itu.

Cubitan kecil dari gerakan yang dilakukan Marquess Drevan dan ucapannya beberapa detik yang lalu hampir membuat perhatian Rose teralihkan. Untung saja Marquess Drevan dengan sigap berbisik kepadanya. Memberikan tuntunan pada gadis mungil ini.

"Satu, dua, tiga, empat. Lempar."

Aba aba dari Marquess Drevan membantu Rose. Ketika ia sudah piawai dalam melakukan tarian dan berputar di lantai dansa bersama pria itu, Rose merasakan tubuhnya berangsur rileks. Gadis itu mendongak ke Evan dan memberikan senyuman terbaiknya.

Ini bahkan lebih baik dibandingkan berjam-jam dilatih oleh guru yang super duper gemulai dan bersuara melengking! Rose bisa menguasainya hanya dengan bisikan, tanpa teriakan atau perintah keras.

"Terima kasih, Evan," ungkapnya seraya terus menari mengikuti alunan nada.

Evan melembutkan rahangnya, tangannya semakin mempertegas posisi dekat antara keduanya, "Dengan senang hati."

Peserta dansa mendekatkan tubuhnya satu sama lain di satu waktu, dan menjauh untuk bertukar dengan orang lain. Koreografi yang memang sudah mewabah di masanya. Ketika momen tersebut tiba, Rose menyadari lengannya ditarik oleh Evan. Keduanya berlari keluar dari ballroom dan tiba di depan pekarangan istana Duchess.

Menekan dadanya yang sesak karena kekurangan udara, Miss Rose mengambil waktu sejenak. Wajahnya memerah karena berlari terlalu cepat setelah berdansa dengan aktif tadinya. Malam begitu gelap dan menyamarkan rona merah muda di pipi Rose. Hanya saja, mata tajam yang diwarnai dengan hijau ketuaan Marquess Drevan bisa melihatnya dengan baik.

Tanpa diduga, seorang pelayan berlari terbirit-birit dan menabrak lengan Rose. Melihat ekspresi pucat pasi tersebut, sepertinya rencana pembalikan balas dendam yang ia lakukan berhasil. Saat ini, Rose sudah merasakan dadanya yang tidak terlalu sesak.

"Evan, apakah kau ingin menikmati pertunjukan?" tanya Rose.

Drevan memperbaiki sanggul Rose yang hampir terurai. "Pertunjukan apa?" Salah satu alisnya terangkat ke atas.

Dengan mata kepala sendiri, Drevan melihat interaksi pelayan dengan Duchess Aurora. Keduanya terlihat dalam wajah yang buruk. Sang putri menyuruh kakaknya bergegas mencari Kaisar dan Baron Westone. Hanya perlu belasan menit sebelum khalayak bangsawan berhenti berdansa dan berbondong-bondong mengikuti langkah kaisar.

Kediaman terbengkalai itu diisi oleh Lady Westone yang bergumul bersama tiga pria. Bangsawan berbisik dan mencemooh wanita terkutuk itu. Wajah suaminya menggelap, melihat istri kesayangannya berzina di kediaman istana.

Racun dilawan dengan racun.

Rose mendecakkan bibirnya seperti rubah kecil yang rakus, "Belum seberapa.."

Gumamannya kecil namun terdengar oleh Evan yang tepat berada di sebelah kirinya. Marquess Drevan memandang kerumunan yang tidak memudar dengan netra berkilat. Tatapannya tertuju pada Rossie-nya.

Rubah kecil ini menyimpan cakar yang tajam juga. Kejutan yang menyenangkan sekali.

1
Tini Timmy
strategi yang bagus
Tini Timmy
seru" nih scene ini
Tini Timmy
racun apa tuh/Frown/
Bening Hijau
3 iklan untuk mu
Cherlys_lyn: terima kasihh
total 1 replies
Tini Timmy
lanjut kaka
Tini Timmy
lanjut kakak
iklan untuk mu
Cherlys_lyn: terimakasih untuk dukungannya 😁
total 1 replies
Tini Timmy
lanjut kakak
Lei.
iklan untukmu ka
Cherlys_lyn: terima kasih untuk dukungannyaa
total 1 replies
Tini Timmy
semangat nulisnya kk
Cherlys_lyn: siappp 😁
total 1 replies
Lei.
semangat ka, ada iklan untukmu
Cherlys_lyn: terima kasihh 🥰
total 1 replies
Bening Hijau
ngeri2 sedap chapter ini
Tini Timmy
semangat nulisnya /Smile/
Cherlys_lyn: terima kasih yaa 🥰
total 1 replies
Lei.
2 iklan untukmu ka
Cherlys_lyn: terima kasih atas dukungannyaa 🥰
total 1 replies
ona
terkejut terjungkal terpungkur
ona
bener itu bener
ona
WOYYY PANGERAN KEDUA KEJAM BANGET BJIR NGAPAIN DAH ITU GUE KESEL
Cherlys_lyn: ini baru permulaan, nanti akan disuguhkan adegan yang lebih menjadi-jadi dibanding hari ini 💀💀
total 1 replies
ona
bjir eve ngapain dah
Bening Hijau
ini cerita kehidupan rose sebelum mengulang waktu, kah
Cherlys_lyn: Benar sekali, jadi di bab 18 Rose baru mulai diingatkan secara perlahan oleh anak pemberi permen ☺️
total 1 replies
Lei.
semangat ka, ini ada 3 iklan untukmu
Cherlys_lyn: terima kasihhh
total 1 replies
Tini Timmy
menarik /Smile/
lanjut kk
Cherlys_lyn: okeee, terima kasih ya 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!