NovelToon NovelToon
Lotus Age: A Crown Prince

Lotus Age: A Crown Prince

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Dunia Lain
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Nil Caryo

(Fiksi belaka!! )
Kota Jayakarta yang tengah hancur karena lepasnya sang tirani Cyborg yang menginginkan dunia dystopian di dalam genggamannya kini telah hancur sepenuhnya.

Penyebabnya tak lain dan tak bukan adalah Annara, gadis yang genap berumur 18 di tahun ini, 2227. Dengan bakatnya untuk mengatur molekul dan meledakkan para cyborg, kesempatan itu tak ia lepas untuk kudeta parasit yang menyebalkan.

Tapi, kenapa hasilnya malah seperti ini?

Kini pemimpin sementara kiamat masa depan itu menyusut dan kehilangan raganya, kenapa ia harus menjadi Akira dan menjalani alur yang melenceng.?

Ada apa pula dengan sistem irem yang menyebalkan ini?

Kenapa pula ia disatukan dengan Azalea, Kai, white rose? Bangkit dengan nama Bunga dan bukan dengan kebahagian kecilnya atau karismanya, si kode berjalan?

Saksikanlah Perjalanan Annara sebagai Crimson, neraka ini sebatas perebutan tahta saja bukan? kan? Bagaimana caranya Akira menaikkan Han yang telah tiada pada tahta keturunan pahlawan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nil Caryo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

alibi

Akira melihat ke segala arah dan memastikan tidak ada yang melihat, benar benar tidak ada siapa siapa.

Dengan cepat ia berlari menuju gerbang di sebelah kanan benteng, karena penjaganya sibuk ricuh dengan warga, tidak ada penjaga. Anehnya tidak ada kunci ataupun gembok yang biasa melekat di gagang raksasa itu.

"hmm.. Aneh, tapi gak apa apa. Sekarang yang penting kabur dulu dari wilayah count keiro", pikir Akira.

Akira berbalik badan dan melambaikan tangan ke arah kedua adiknya, mengisyaratkan agar mereka menghampiri Akira.

"oke, rencananya kita akan pergi lewat gerbang ini. Kalau ku bilang lari, cepat lari duluan ya..", bisik Akira.

Keduanya mengangguk, padahal gerak gerik Akira justru membuat mereka takut.

Tidak ada dari ketiganya yang tahu keadaan dunia saat ini.

..

Tanpa ba-bi-bu lainnya Akira tiba tiba saja membuka gerbang sampai mengeluarkan bunyi deretan besi dan tanah. 'krieet'

"krieet?", ucap seseorang dari balik gerbang, heran.

Heran membuatnya membawa tombak runcing raksasa dan mencari cari sosok pembuka gerbang tadi.

'Si pengawal count!'

"lah, gak ada siapa siapa tuh".

"halo? Ada orang disini!?"

"sial, sial, kenapa dia pakai teriak segala sih?", keluh Akira dalam hatinya.

Si pengawal terlihat sibuk mengecek bagian dalam gerbang.

Untunglah Akira mengajak Sora dan gwi menempel dengan dinding kastil count bagian luar, bagian ini tidak di cek.

Akira sedikit mengintip untuk melihat keadaan di depan kastil, matanya membulat melihat sosok sosok orang dewasa di depannya.

 Pria tua dengan wajah sendu dan sebagian besar kepalanya ditutupi oleh uban, terlihat lusuh, ia berdiri di atas rerumputan yang hangat.

 Namun siapapun bisa melihatnya, hati count dilanda hujan es dan banjir bandang.

Akira melihat dan mendengarnya dengan seksama, apa yang keluar dari mulut count benar benar di luar dugaannya, begitu pula dengan orang yang tengah ia ajak bicara.

Ternyata begitu, alasan gerbang tidak di kunci adalah karena count keluar lewat sana.

"aku..aku sangat berterimakasih..", ucap count keiro lirih.

 Lengannya bergetar menggenggam secarik kertas kuning dengan hati hati.

Dan orang berjubah hitam di depannya hanya diam sejenak, mengamati gerak gerik count tua itu.

"tentu saja, memang seharusnya begitu.", celetuknya, begitu udara memanas ia membuka tudungnya. seorang wanita dengan rambut coklat kehitaman berkata lagi," Aku harap tidak ada yang kau tangisi di dalam kota perasingan, itu semua masa lalu count.. Kau cukup dengan kuberi tanah baru dan uang untuk dagang, kan?"

"Tidak.. Aku hanya menyayangkan..menyayangkan..anda tahu kan? Nona, saya telah membesarkan.. orang orang itu..orang orang itu seperti anak saya.."

 "Jangan selamatkan atau beri tahu siapa siapa, atau kau akan kembali lebih buruk lagi dari pada sekarang. Count buangan."Ucapnya dengan ketus sebelum membalikkan badannya dan memasuki sebuah kereta bertenaga magis yang tak pernah Akira lihat sebelumnya.

"hmm..mirip mobil jadul.", pikirnya.

Akira mencoba untuk mendekat, agar bisa melihat wajah wanita familiar itu, ia hanya bisa melihat anting perak berbentuk bintang menggantung di salah satu kuping wanita itu.

Akira pun menetralkan posisi lehernya, sebelum menoleh lagi ke Sora dan Gwi yang ia dapati sedang berjinjit untuk melihat juga apa yang terjadi.

Bocah bocah ini juga sedari tadi menunggu aba aba Akira, apa yang harus mereka lakukan selanjutnya.

"nanti kita akan lari ke sana kalau count sudah pergi.", bisik Akira sambil mengisyaratkan arah yang ia maksud.

Perhatian pun kembali pada count, dicarinya sosok tua itu ternyata sedari tadi menahan air matanya.

Hancur? Hancur bendungan kesedihannya, hancur tanah dan darahnya, kedua tangannya yang rapuh runtuh begitu saja.

"sekarang, kak?", tanya gwi.

"nggak, masih belum", sepertinya Akira lebih memilih untuk melihat semua drama ini.

-tring.

-cari tahu alasan count menghancurkan tanah perasingan.(resiko:tertangkap)

--hadiah:momento acak dan fragmen acak.

Jatuh sudah secarik kertas berisi cek dengan jumlah anonim itu dari cabang lengannya, angin sepoi sepoi bukit membantu kaburnya kertas penting itu.

"eh?!", dengan pandangan count tua itu yang ikutan kabur, ia berusaha mendapatkan kembali kertas kertas itu.

Tibalah saat count harus bersimpuh untuk mengambil kertas kertas itu, tidak ada seorangpun yang membantunya termasuk pelayan pelayan kediamannya yang telah menunggu di depan sebuah kereta magis lainnya dengan tatapan dingin.

entah apa yang merasuki mereka.

Jas count berhamburan, begitupun hatinya ketika ia mendongak mendapati wajah ketus seorang pemuda kurus mengambilkan cek itu untuknya.

Pemuda tersebut tidak lain adalah sang putra, buah hatinya. Dan entah sejak kapan air mata count seakan tak pernah bisa berhenti.

"ayah, kau terlalu lembut." Ucap pemuda itu sambil mengibas ngibas kertas itu dari tanah.

"Kesya, orang orang ayah sedang di makan monster! Bangunan bangunan kita di hancurkan nak..", keluhnya, orang tua itu dengan segala kesusahannya bangun dari tempat nya bersimpuh.

"lalu? Ayah terlalu memanjakan mereka.", celetuk Kesya mengagetkan ayahnya, "Padahal sudah banyak yang bilang, orang orang yang di asingkan itu tidak perlu di beri makan, baju, rumah.. Apa lagi disekolahkan, di beri listrik. Tapi apa yang ayah lakukan?".

"Itu kan kewajiban..-"

"Ayah membuat keluarga kita ikut ikutan miskin! Itu semua salah ayah, itu lah kenapa kau adalah count buangan, bangsawan buangan!", pemuda itu yang sekarang melebihi tinggi count menatapnya dengan tajam dari jaraknya yang ia kira sekitaran langit ketujuh dari ayahnya.

"Sadar diri dong! Sudah tua masih bertingkah, pedulikan saja apa yang ada di hadapanmu sekarang. Aku harap aku cepat cepat jadi count, kalau tidak nanti ayah akan menjadikan pengemis dan pembunuh ahli waris ayah.", omelnya sembari jalan ke kereta." Aduh, kasihan sekali diriku. Nasibku sebagai anak buangan count tak jauh buruk dari anak anak keluarga Ra, aku harap Han dan adik adiknya si bintang terkutuk itu mati tercekik asap dan lebih banyak lagi supaya meninggal nya tidak terlalu sakit."

"Pft.."

"iya, kan? Ayah ku yang lembut~", ucapnya lagi sarkastik, tertawaan dan cacian di ikuti seluruh orang yang hadir di sana.

Count keiro Hanya mematung mendengar semua jenis mantra iblis yang sedari tadi dirapalkan putranya itu, ia hanya syok saja, mungkin.

"Hei!, cepat masuk!", tujunya pada count yang masih syok dan mengambil napas kasar sebelum menariknya masuk pintu kereta magis.

Setelah itu masih terdengar celotehan dan tertawaan dari para pelayan yang memihak kesya dan mengawal, mengemudikan kereta magis itu.

"Wah..", Akira seperti baru saja mendengar gosip terbaru dari pekerja terowongan pemerintah tingkat super rahasia itu menutup mulutnya untuk mencegah lebih banyak lagi suara terkejutnya.

"Ini berbahaya, Kami dan Han lebih khususnya diincar untuk suatu tujuan.", pikir Akira.

"Ja-jahat.. Mereka sampai menghancurkan kota kita..", Suara dua orang itu membuat Akira menoleh.

Sora yang hanya bengong saja tidak mengerti apa apa, Gwi yang baru saja bertanya, dan..

Jeng jeng, pria berjubah kuning lusuh dan chest plate itu menyender di tembok benteng seperti ketiga rambut coklat tua bersaudara itu sekarang, tapi paling dekat dengan Akira karena ia datang dari arah mereka mengintip tadi.

"ya kan?", tanyanya lagi.

'deg, deg', Degup jantung ketiganya bisa didengar dari jarak 1 meter saking terkejutnya.

"Sora, gwi, kabur!", perintah Akira.

"waaakh!!", kedua bocah itu langsung saling bergandeng tangan dan lari ke ke jalan yang tadi dilalui kereta count.

"ck, pintar juga mereka", ucap kesatria count itu sebelum Sora dan Gwi jatuh tersandung ranting yang entah kenapa tiba tiba ada di jalan itu.

"um.. Okey.. I guess its all bout luck", gumam Akira dalam hati.

"nggak kabur juga?", tanya pria berpenampilan 30 tahunan itu pada Akira.

"hehe.. ng- nggak..", jawab Akira sambil cengengesan dan mengangkat salah satu jari pria itu yang menggenggam lengan kirinya.

"kok susah?"

-tring

-Mendapatkan hadiah Gulungan kain putih dan Refill Remi: joker untuk pengganti sementara kartu lain 2x, fragmen diamond 1x, manual fungsi uang Ram dan fragmen 1x.

-kesimpulan: count keiro mendapatkan gelar kehormatan dan sejumlah uang untuk nyawa Han+Warga dan tanahnya.

"eh.. Tuan kesatria kenapa masih disini? Tuan kan pengawal count..", Akira berbasa basi.

"huft..bocah ini.. Sekarang pilih, mau masuk bagan barang kereta atau mau masuk tanah?", ancamnya.

-tring

-menggunakan Gulungan kain putih.

Akira menarik tangannya dari kesatria itu, proses melekatnya kain itu membuat kelonggaran sementara pada genggaman di lengannya.

"Apa..apa ini?", kesatria itu terkejut.

-tring

-Gulungan kain putih melekat dengan sempurna di lengan kiri.

-tring

-mengubahnya menjadi bentuk pedang.

'hup, buakk!'

1
tesya sa'adah
good job.... /Good/
sebut saja flow
jadi penasaran sama kelanjutan nya
sebut saja flow
wah...
keren banget kk
zichani
keren abis deh nih karya /Smile/
tesya sa'adah
ceritanya bagus.. bahasanya juga keren, sedikit berat tapi masih mudah dicerna.. ada puitis nya, ada misteri nya. paket komplit untuk novel fantasi.. good job dan pertahankan ya...
Pena dua jempol
aku tinggalkan 1 iklan kak. maaf koin dan poin ku habis.
nanti aku kesini lagi.
semangat berkarya.
jangan lupa mampir di cerita aku 🫰🏻❤️
Ai
Semangat berkarya, Thor
Raksha: Terimakasih kak, kudukung karya mu juga
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!