NovelToon NovelToon
Gadis Bayaran Tuan Duren (Duda Keren)

Gadis Bayaran Tuan Duren (Duda Keren)

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / Tamat / Duda / Romansa-Tata susila
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: Kopii Hitam

Aina Cecilia
Seorang gadis yatim piatu yang terpaksa menjual keperawanannya untuk membiayai pengobatan sang nenek yang tengah terbaring di rumah sakit. Tidak ada pilihan lain, hanya itu satu-satunya jalan yang bisa dia tempuh saat ini. Gajinya sebagai penyanyi kafe tidak akan cukup meskipun mengumpulkannya selama bertahun-tahun.

Arhan Airlangga
Duda keren yang ditinggal istrinya karena sebuah penghianatan. Hal itu membuatnya kecanduan bermain perempuan untuk membalaskan sakit hatinya.

Apakah yang terjadi setelahnya.
Jangan lupa mampir ya.

Mohon dukungannya untuk novel receh ini.
Harap maklum jika ada yang salah karena ini novel pertama bagi author.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kopii Hitam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

GBTD BAB 30.

Tiga hari menjelang pernikahan, Leona meminta Arhan berpisah kamar dengan Aina. Meskipun berat, Arhan terpaksa mengiyakannya.

Arhan pindah ke kamar yang ada di lantai bawah. Sebelum sah menjadi suami istri, Leona melarang keras Arhan naik ke lantai atas. Jika membutuhkan sesuatu, pelayan lah yang akan membantunya.

Malam ini, Arhan duduk di sofa yang terletak dekat kolam, kepalanya menengadah ke arah balkon. Berharap melihat Aina di atas sana.

Baru sehari tak bertemu, rasa rindunya sudah memuncak. Bagaimana jika seminggu, sebulan atau setahun, tentu saja dia tidak sanggup menghadapinya.

...****************...

Malam berlalu begitu cepat.

Pagi hari, seorang pelayan bernama Inda datang membawakan sarapan untuk Aina. Layaknya calon pengantin pada umumnya, Aina dilarang untuk keluar. Dia menjadi tawanan kamar untuk beberapa hari.

Di bawah sana, Arhan dan kedua orang tuanya tengah menikmati sarapan di meja makan. Suasana sedikit canggung, Arhan sesekali melirik bangku kosong di sebelahnya. Bangku yang biasanya diduduki Aina saat makan bersama.

"Kenapa Nak? Kamu seperti memikirkan sesuatu," tanya Leona menyadari kegalauan putranya.

"Tidak apa-apa Ma," jawab Arhan dengan wajah memerah, dia terkejut saat Leona membuka suara.

"Sepertinya ada yang sedang rindu berat, iya kan Ma?" goda Airlangga, lalu terkekeh.

"Apaan sih Pa, gak lucu tau." ketus Arhan kesal, dia malu tertangkap basah di depan kedua orang tuanya.

Arhan melanjutkan makannya terburu-buru, dia ingin meninggalkan meja makan secepatnya.

Melihat kekompakan Leona dan Airlangga, dia merasa cemburu. Dia berharap pernikahannya kali ini adalah yang terakhir untuknya dan bisa mengikuti jejak kedua orang tuanya.

Saat hendak beranjak dari meja makan, Inda menghampiri semuanya. Pelayan itu membawa Aksa bersamanya.

"Pagi Papa, Oma, Opa." ucap Inda sembari tersenyum.

Arhan menghentikan niatnya untuk pergi, dia mengambil Aksa dari gendongan Inda.

"Jagoan Papa sudah bangun ya, mandi sama siapa tadi Nak? Wangi sekali,"

Arhan tak hentinya menciumi pipi gembul Aksa, semalaman tak bertemu membuatnya tak ingin lepas dari putranya.

"Berikan Aksa pada Mama, bukannya kamu mau pergi?" ucap Leona sembari bangkit dari duduknya.

"Nanti saja Ma, biarkan Aksa sama Arhan dulu!"

Arhan mengayunkan langkahnya dan melenggang menuju ruang keluarga. Dia ingin menghabiskan waktunya bersama sang putra yang sangat dirindukan nya.

"Kenapa tidak turun bersama Mama sih Nak? Papa juga rindu sama Mama," bisik Arhan, kemudian menggigit pipi Aksa gemas.

Aksa seakan mengerti maksud ucapan papanya, baby tampan itu tersenyum. Membuat Arhan terkekeh melihat reaksi putranya yang sangat imut.

Di atas sana, Aina baru saja menghabiskan sarapannya. Setelah menaruh nampan di atas meja, dia menyalakan layar ponselnya.

Aina teringat dengan Nayla sahabatnya, sudah lama mereka berdua tidak berkomunikasi. Saking rindunya, dia pun menghubungi Nayla melalui video call.

Wajah keduanya terpampang pada layar ponsel masing-masing. Aina kegirangan, begitupun dengan Nayla. Keduanya saling melepas rindu dan berbicara panjang lebar.

Nayla sangat bahagia karena Aina tak melupakan dirinya. Dia ingin sekali bertemu dan memeluk Aina, namun keadaan membatasi keinginannya.

Aina menceritakan semua yang terjadi pada Nayla, awal pertemuannya dengan Arhan hingga pernikahan yang sudah di depan mata.

"Nayla, kamu bisa datang kan? Aku tidak punya keluarga lagi, siapa yang akan mendampingiku?" pinta Aina, raut wajahnya memendam kesedihan yang begitu dalam.

"Hei, calon pengantin tidak boleh sedih! Senyum dulu dong, kamu harus bahagia!"

"Aku pasti datang, aku janji. Mana mungkin aku mau melewatkan momen bahagia sahabatku, selain itu aku juga tak sabar ingin melihat keponakanku."

"Dimana dia? Pasti putramu sangat tampan." Nayla benar-benar bahagia untuk Aina.

"Dia di bawah bersama Papanya, nanti aku kirim fotonya ya." ucap Aina.

"Baiklah, tapi kamu jangan sedih lagi ya! Berdamai lah dengan hatimu, pasti Tuhan memiliki rencana yang indah untuk kalian!"

Setelah berbicara panjang lebar, keduanya sepakat untuk mengakhiri obrolan itu.

Aina menghela nafas panjang, lalu membuangnya kasar. Benar yang dikatakan Nayla, dia harus berdamai dengan hatinya. Bagaimanapun semua sudah terjadi, tidak ada yang bisa merubah takdir.

Siang harinya, Inda membawa Aksa kepada Aina. Baby itu mulai rewel di bawah sana, mungkin karena haus dan matanya juga mengantuk. Setelah menyusui Aksa hingga tertidur, Aina ikut terlelap di sampingnya.

...****************...

Waktu berlalu begitu cepat. Siang berganti malam, malam berganti pagi. Pagi pun berganti siang.

Leona masuk ke kamar Aina membawa sebuah gaun pengantin berwarna putih. Gaun itulah yang akan dipakai Aina di hari bahagianya besok.

Setelah menggantung gaun itu di dalam lemari, Leona duduk di sebelah calon menantunya itu. Menatap intens wajah Aina yang terlihat sedikit gelisah.

"Kamu kenapa sayang, apa kamu tidak bahagia dengan pernikahan ini?" tanya Leona dari hati, layaknya seorang ibu yang akan melepas putrinya menikah.

"Tidak Ma, Aina bahagia kok Ma." lirih Aina.

"Tapi wajah kamu tidak menunjukkan kebahagiaan sama sekali Nak, apa yang kamu pikirkan?" tanya Leona ingin tau, kemudian mengusap kepala Aina dengan sayang.

"Aina rindu kedua orang tua Aina Ma, Aina juga rindu dengan Nenek. Aina sedih, tak satupun dari mereka bisa hadir di pernikahan Aina nanti."

Aina menundukkan kepalanya, menyembunyikan air mata yang mulai berjatuhan memendam perasaan rindunya yang kian mendalam.

Kenapa semua orang yang dia sayangi pergi meninggalkannya begitu saja. Dia takut suatu hari nanti Arhan juga melakukan hal yang sama terhadap dirinya.

"Aina, semua sudah takdir Nak. Jangan berlarut-larut dengan perasaan ini! Bagaimanapun hidup harus tetap berjalan, masa depan kamu masih panjang."

"Mama sangat mengerti perasaan kamu, Mama lebih dulu merasakannya. Ditinggal orang-orang yang kita sayangi memang tidak mudah."

"Belajarlah menatap masa depan! Ada Aksa bersama kamu. Ada Arhan, ada Mama dan Papa juga. Kita sudah menjadi satu keluarga, jangan merasa sendirian lagi!"

Leona memeluk Aina erat, air matanya ikut menetes. Dia teringat akan masa lalunya yang tak jauh berbeda dengan Aina, berjuang sendirian hingga akhirnya bertemu dengan Airlangga yang sangat mencintai dirinya.

Yakinlah, ada sesuatu yang menantimu setelah banyak kesabaran yang kau jalani. Yang akan membuatmu terpana, hingga kau lupa betapa pedihnya rasa sakit.

Leona mengusap kepala Aina lembut, kemudian mencium pucuk kepalanya dengan sayang, layaknya putri kandungnya sendiri.

Aina menghela nafas lega, lalu menyeka wajahnya dengan kasar. Hatinya mulai tenang, pelukan Leona membuatnya nyaman. Seperti berada di dalam pelukan ibunya sendiri.

"Makasih ya Ma, Aina janji tidak akan sedih lagi!"

Aina memeluk Leona erat, lalu menenggelamkan wajahnya di dada wanita cantik itu. Seorang ibu yang memiliki hati begitu lapang. Bahkan setelah tau putranya melakukan kekhilafan, dia masih bisa memaafkannya.

Orang yang kuat, bukanlah mereka yang menang. Melainkan mereka yang tetap tegar saat terjatuh. Mencoba bangkit dengan semangat pantang menyerah.

1
Sastri Dalila
👍👍👍
Nova Angel
keren
Dwi Estuning
Thor...tikus kecil...sgt tdk mendidik...bisa diganti...yg lain
Taufik Hidayat
kok didramatisir kayak sinetron..pertama gak ketemu2 si arhan dg aina..kedua masak gak ada feeling dr arhan kl itu anaknya
Chen Aya
baru mampir udah bikin mewek thor
Katherina Ajawaila
norak aina, lagunya malah kaya yg di pela2
Katherina Ajawaila
Aina sok kepede an, coba kalau bener kejadian. nyam2 loh di tinggal gitu aja. 😖
puji puput
seru.....ditunggu kelanjutan kisahnya.../Smile/
Nova Angel
keras kepala sih
Nova Angel
org jgn ambil kesimpulan gitu dl itu kan cuma masa lalu laki lo
Ananda Muthaharoh
lbih baik yg jadi istri si arhan sinayla aja, sikapnya dewasa, walau dia juga anak yg tertindas sm keluarganya, tp sikap nayla mencerminkan kedewasaan, ga kaya si aina, egois bin nyebelin.
Ananda Muthaharoh
si aina ini mesti dikasih jaran goyang kali ya biar dia lulut sm si arhan, kasian babang arhan pnya istri egois.
Nova Angel
mampus lo🤣🤣
Nova Angel
gila yg nyiksa ny bunuh kesel bgt
Nova Angel
jgn sampe celaka thor
Puji Utami
lama2 ga suka tokoh Aina
Yuliana Rahmawati
Luar biasa
Ananda Muthaharoh
udah arhan km tinggalin aja si aina itu, munafik jg egois, diksih hati sm jantug ga mau, mngkin lbih baik km ksih empedu aja kli arhan.
Nova Angel
ikut deg"🤣🤣🤣
Nova Angel
bodoh muda bgt percaya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!