Selena mengalami penindasan baik di rumah maupun di sekolah. Semua orang menganggapnya sebagai beban yang tidak berguna. Namun, sebenarnya Selena adalah serigala berbulu domba yang telah menipu semua orang. Dia selalu membalas dendam berkali-kali lipat dan tak ada satupun yang menyadarinya.
Ares Kairos, seorang jenderal yang bertempur gagah berani di garis depan. Namun, dia hampir berubah menjadi monster gila yang kehilangan akal karena tidak bisa menemukan partner yang cocok. Suatu hari ada gadis aneh yang jatuh ke pelukannya dan dengan kurang ajar meraba tubuhnya.
Selena : Hei tampan, tubuhmu terlihat bagus. *hampir meneteskan air liur*
Ares : Siapa kau?
Selena : Belahan jiwamu. *mengulurkan cakar serigala*
Pangkalan militer.
Tentara : Lapor jenderal! Istrimu kabur lagi!!!
Ares : Kemana dia?
Tentara : Lapangan latihan, dia memerintahkan kami untuk melepaskan pakaian atas.
Ares : *menggebrak meja hingga hancur* SELENA!!!
Selena : Otot yang bagus~~~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Destiyana Cindy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32 - Bertemu Gaia
“Tidak mungkin, apakah kau anak itu?”
Marshal Zeus teringat dengan anak kecil yang tidak sengaja dia temukan terkurung di ruangan bawah tanah. 15 tahun yang lalu dia datang ke Keluarga Hyperion dan menjadi tamu tak diundang. Sebenarnya dia ingin memberikan selamat pada Ajax Hyperion karena telah pensiun.
Dia ingin menertawakan dan mengejeknya karena tubuhnya sudah tidak berguna.
Ketika sedang bertugas dia tidak sengaja menemui badai kosmik di alam semesta dan berusaha kabur. Mechanya rusak parah namun dia berhasil selamat dengan luka-luka di tubuhnya. Dokter sudah berusaha mengobatinya tapi dampak buruk badai kosmik masih tertinggal di tubuhnya.
Tubuhnya melemah dan menua dengan cepat.
Sayang sekali dia belum mati.
“Ya, itu aku.” Selena tidak pernah melupakan Marshal Zeus karena dia adalah penyelamat hidupnya. “Terima kasih.”
“Aku hanya ingin membuat masalah di Keluarga Hyperion.” Marshal Zeus merasa malu karena tindakan seenaknya di masa lalu malah dianggap hal baik.
Dia hanya melihat kesempatan untuk mempermalukan Keluarga Hyperion karena telah menelantarkan anak kecil terutama Guide. Untungnya saat itu Presiden Asosiasi Guide datang sebagai tamu undangan dan mendukungnya untuk menghukum Keluarga Hyperion.
Sejak saat itu Keluarga Hyperion diawasi oleh para petinggi.
Jika Guide kecil itu mati maka lawan politik Keluarga Hyperion akan memanfaatkan kesempatan itu.
“Meskipun kau tidak berniat menolongku tapi tindakanmu telah membuatku hidup sampai sekarang.” Selena tidak peduli dengan alasan sebenarnya karena Marshal Zeus telah menyelamatkan.
“Aku ingin membalas budi.” Selena tidak suka berhutang pada orang lain sehingga dia ingin membalas budinya.
“Rawat saja Ares sampai dia kembali normal.” Orang yang sangat Marshal Zeus pedulikan adalah cucunya.
Dia tidak ingin berakhir membunuhnya saat menggila.
Seperti putranya.
Dia terpaksa membunuh putranya yang mengamuk karena tidak bisa menerima guiding dari istrinya yang baru saja melahirkan.
Irene sangat membencinya lalu menceraikannya.
“Jangan pernah meninggalkannya,” kata Marshal Zeus memperingati sebelum meninggalkan mereka.
Selena tidak bisa menjawab perkataannya karena dia tidak yakin dengan masa depan.
Dia memang menyukai Ares tapi dia harus pergi membalaskan dendamnya.
Apakah dia bersedia menunggu sampai balas dendam Selena terwujud?
“Dasar kucing bodoh,” celetuk Selena sambil tertawa kecil saat Ares bersenang-senang dengan Maomao.
Merasa dipanggil, Ares menghentikan tindakannya lalu melempar Maomao sembarangan.
“Kau membuangku setelah puas mempermainkanku?!?!” seru Maomao marah.
Selena membuka kedua lengannya dan menyambut pelukan Ares. “Kemarilah kucingku.”
Ares tersenyum lebar lalu memeluk Selena dengan serat dan menggosokan wajahnya.
“Aku berjanji akan membuatmu normal.”
oOo
Selama beberapa hari Ares masih dalam wujud setengah binatangnya meskipun Selena memberikan guiding setiap hari. Dia telah melakukan tes ulang dan hasilnya kekuatannya meningkat menjadi kelas D.
Mungkin karena tingkat kecocokan mereka yang terlalu tinggi membuat penghalang di tubuh Selena perlahan memudar sehingga peralatan tes bisa mendeteksi kekuatannya. Dia penasaran sebenarnya kekuatannya berada di kelas berapa.
“Ares lepaskan Maomao! Kau tidak bisa mengigitnya di mulutmu.” Selena memijat dahinya frustasi karena mereka berdua selalu bertarung.
Maomao ingin balas dendam tapi Ares selalu mengalahkannya sehingga dia berakhir sebagai ‘mainannya.”
Grrrrmmmm ……
Ares melepaskan Maomao dari dalam mulutnya kemudian berlari ke arah Selena. Dia menundukan kepalanya supaya dia mengusap telinga berbulunya.
“Aku bersumpah akan membalaskan dendam.” Maomao berusaha menyingkirkan air liur Ares yang menutupi tubuhnya.
“Aku akan menginjak binatang spiritualmu dan memerintahnya seperti bawahanku,” gerutu Maomao.
Ares tidak mempedulikan Maomao dan menikmati sentuhan Selena.
“Pahamilah bahwa dia belum mendapatkan akal sehatnya,” sahut Selena.
“Aku tidak peduli!”
Selena hanya tersenyum kecil kemudian melihat tangan Ares yang sudah kembali normal. “Sayang sekali,” gumannya kecewa.
Dia sangat menyukai bantalan kaki kucingnya dan selalu meremasnya setiap hari.
Menyadari kekecewaan partnernya, Ares mengangkat tangannya lalu menyentuh tangan Selena.
“Tanganmu tidak lembut,” ejek Selena.
Tiba-tiba dia merasa pusing dan Selena merasa ada yang menarik jiwanya. Sebelum memejamkan matanya dia melihat tatapan khawatir dari Ares dan Maomao.
“Selena, sadarlah!” seru Maomao panik karena dia merasakan ikatannya dengan Selena melemah.
“Jangan khawatir, aku pasti akan segera bangun,” jawab Selena dengan suara lemah sebelum menutup matanya.
“SELENA!!!”
OoO
“Tempat apa ini?” Selena mengedarkan pandangannya dan hanya menemukan reruntuhan.
“Apakah aku bermimpi?”
Selena menjelajahi tempat itu dan menemukan beberapa barang dari era Bumi Kuno yang pernah dia lihat di museum. Namun, dia tidak menemukan satupun manusia seolah-olah tempat ini tak berpenghuni.
“Kakak.”
Selena membalikan tubuhnya dan melihat gadis remaja yang mengenakan pakaian tertutup dari ujung kepala sampai ujung kaki. “Siapa kau?” tanyanya.
“Aku Gaia.” Gadis remaja itu menghampiri Selena kemudian menarik tangannya.
“Kita harus pergi dari sini karena zerg bisa muncul kapan saja.” Gaia membawa Selena menuju markas rahasia tempat manusia yang tersisa masih hidup.
“Zerg? Apakah ini adalah bumi?” Selena tidak pernah melupakan sejarah tentang Bumi Kuno terutama awal kemunculan zerg yang menginvasi planet ini.
“Iya, setelah bencana besar itu kami berusaha memulihkan ekosistem bumi tetapi zerg tiba-tiba muncul dan menyerang. Lima negara besar bekerja sama untuk melawan zerg dan negara-negara menengah dan kecil hanya bisa bersembunyi,” jelas Gaia sambil berlari.
“Negara apa ini?” tanya Selena penasaran karena dia belum pernah menemukan bahasa negara ini di museum.
“Indonesia.”
“Ah negara yang memiliki banyak pulau itu.” Selena seketika teringat dengan negara unik yang sebagian besar berbentuk pulau.
“Ya, kita berada di Ibukota Indonesia.”
Gaia menghentikan langkah kakinya kemudian membuka pintu besi di bawah kakinya. “Ayo kita masuk.”
Selena melompat ke bawah kemudian Gaia membawanya menyelusuri lorong bawah tanah setelah mengunci pintu besi. Terowongan ini sangat rumit seperti sarang semut tapi Gaia mengingat jalannya dengan mudah.
“Kakak, jika aku mengabaikanmu nanti tolong jangan marah,” ucap Gaia sebelum mereka memasuki ruangan utama yang berisi manusia lain.
Selena menganggukan kepalanya lalu mengikuti Gaia.
“Hei Gaia, apa yang kau dapatkan hari ini dari permukaan tanah?”
Sekarang dia mengerti mengapa Gaia menyuruhnya untuk tidak marah karena tidak ada satupun manusia yang menyadari keberadaannya.
Apakah hanya Gaia yang bisa melihatnya?
“Keberuntunganku hari ini sangat buruk, paman,” jawab Gaia sambil menghela napas.
“Jika kau tidak bisa menukar barang berguna maka kau tidak akan mendapatkan makanan,” kata pria paruh baya itu. “Bagaimana jika ikut paman?”
“Aku masih memiliki stok makanan jadi tidak perlu merepotkan paman.” Gaia menolaknya kemudian pergi dengan cepat.
“Pria kurang aja,” ucap Selena ketika menyadari tatapan mesum yang diarahkan pada Gaia.
“Kau tidak bisa hidup seperti ini.” Selena sangat marah karena gadis baik sepertinya diperlakukan buruk.
“Seperti inilah kehidupan sekarang karena kami tidak bisa kembali ke masa damai itu.” Gaia merindukan kehidupan tenang di masa lalu sebelum bumi mengalami bencana dan zerg muncul.
“Jangan pernah menerima nasib sebelum berusaha merubahnya.”
Gaia tersenyum ketika mendengar kalimat dari Selena yang membantunya bertahan hidup sampai sekarang.
Dia adalah penyelamat hidupnya.
“Guruku pernah mengatakan bahwa pengetahuan bisa merubah segalanya.” Meskipun dia selalu ranking terakhir di kelasnya tapi sebenarnya Selena sangat pintar dan haus akan pengetahuan.
Dia tidak ingin menjadi orang tak berdaya dan pasrah menerima nasibnya.
“Apakah kau ingin mendengarnya?”
-TBC-