NovelToon NovelToon
Perfect Marriage

Perfect Marriage

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / cintapertama / dosen / nikahmuda / cintamanis / Pernikahan Kilat
Popularitas:21k
Nilai: 5
Nama Author: Vmina_

revisi dari my beloved lecture yaa

Syafa, sejak bayi, hidup dan dibesarkan oleh Ayahnya yang bernama Arya. Meskipun tanpa adanya kehadiran seorang Ibu, Syafa bisa tumbuh sehat dan penuh cinta seperti gadis pada umumnya.

Sampai suatu ketika, Arya risau anak semata wayangnya akan kesepian, mengingat usianya yang semakin tua. Dengan yakin ia menjodohkan putrinya dengan seorang lelaki mapan. Syafa yang saat itu diberitahu akan perjodohannya, ia menerima, tanpa ada drama.

Ia justru sangat senang saat mengetahui dengan siapa ia akan menikah.

Bagaimana kisah asmara Syafa dan suaminya nanti?

salam dari author amatir 🤍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vmina_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

tujuh

Di sisi lain, Arya duduk ditepi trotoar menanti kedatangan pegawai bengkel dan putri cantiknya yang akan menjemputnya. Matanya mengotak-atik layar ponsel, tiba-tiba dadanya nyeri membuatnya sulit bernafas selama beberapa saat.

Hatinya mulai tidak tenang, apa yang membuat dadanya tiba-tiba nyeri seperti itu. Pikirannya tertuju pada Syafa, mengingat anak gadisnya itu sudah lama tidak berkendara sendiri. Arya menempel layar ponsel ke telinganya, dering ponsel terus terdengar, maka berakhirlah percobaan pertamanya untuk menghubungi Syafa, Arya mencoba untuk berpikir positif, ia mencoba lagi dan lagi, Namun Syafa tak kunjung menjawab.

Meskipun begitu, Arya tetap tidak ingin berpikir aneh-aneh, takut hal tidak baik benar menimpa putrinya.

"Pak Arya," panggil seseorang.

Arya menoleh kaget, ternyata pegawai bengkel sudah datang. Hatinya khawatir, seharusnya Syafa yang sampai lebih dulu.

"Mogok lagi ya pak?"

Arya mengangguk.

"Kalian bawa aja, saya ada urusan," ucap Arya.

"Ini mobil lama pak, rugi juga kalau terus diperbaiki, bakal sama terus sakitnya."

Mobil ini memang mobil yang sudah lama, mobil pertama yang dibeli Arya dan istrinya dulu, banyak kenangan disana, sulit untuk membiarkannya berada di garasi terus-menerus.

"Gapapa, yang penting masih bisa dipakai,

la—"

Ucapan Arya terhenti sebab ponsel ditangannya berdering, hatinya lega saat melihat nama Syafa tertera disana, dengan cepat Arya menekan ikon berwarna hijau tersebut.

"Halo nak? Syafa dima—"

"Halo, benarkan ini orang tua dari perempuan ini? Maaf sebelumnya karena ada nama ayah dan panggilan tak terjawab berkali-kali, jadi saya langsung telpon balik ... Pak saya mau mengabarkan ...."

Jantung Arya memompa dengan cepat, dahinya berkeringat.

"A—ada apa? Kenapa bisa kamu yang pegang ponsel anak saya?" ucap Arya mulai tak sabaran.

"Anak bapak terlibat kecelakaan, karena melawan arah. ponselnya ini terjatuh di dekat dia ...."

Tubuh Arya lemas, kakinya tidak sanggup menahan tubuhnya. Ia pun terjatuh, pegawai bengkel yang melihat ikut kaget, ia memegang lengan Arya dengan khawatir. Pandangan Arya langsung membeku.

"Syafa ... Putriku, Syafa," lirihnya.

"Halo, Pak?"

"Yah ... anak saya ... anak saya gimana? Dimana dia?"

"Anak bapak sudah dilarikan ke rumah sakit 'kasih' sama warga setempat, saya harap bapak cepat datang," ucap orang dari telpon.

"Makasih, saya segera kesana."

Arya menoleh pada pegawai bengkel yang juga melihatnya.

"Kamu bisa tolong antarkan saya ke rumah sakit?" tanyanya dengan suara bergetar.

"Mobilnya gimana pak?"

"Biarkan disini, anak saya ... Anak saya kecelakaan," ucapnya dengan suara bergetar.

......................

Bau obat-obatan memenuhi hidung Syafa, bunyi tetesan selang infus terdengar jelas sebab kesunyian yang ada didalam kamar rawatnya. Syafa merasa kepalanya berdenyut saat pikirannya mulai berkerja, tubuhnya terasa sakit dan ngilu, Namun dalam tidurnya ia dapat merasakan sebuah tangan yang setia menggenggam tangannya, dan kadang sebuah kecupan hangat dilayangkan olehnya.

"Putriku ... cintaku ..." isaknya.

Sulit sekali membuka matanya, Syafa menyadari ternyata yang sedari tadi berada di sisinya adalah sang Ayah. Tak bisa dibayangkan bagaimana takut dan khawatirnya pria itu, ketika mendengar Syafa mengalami kecelakaan. Syafa satu-satunya keluarga yang tersisa untuknya, kalau sesuatu menimpanya, mungkin Arya sudah tidak punya tujuan untuk hidup lagi.

Syafa menggerakkan jarinya untuk merespon ayahnya, tubuhnya terlalu sakit untuk bangun.

"Syafa?... ka—kamu bisa dengar ayah, nak?" paniknya.

Terdengar suara langkah sepatu dengan lantai, pria itu sepertinya gugup. Tak lama terdengar suara pintu kamar dibuka.

"Ada apa, Yah?" tanyanya.

Syafa tertegun mendengar suara itu, suara yang berat dan lembut, suara yang menyapanya beberapa waktu lalu. Syafa tau siapa pemilik suara yang khas itu.

"Syafa, ta—tadi jarinya gerak, Syafa sudah sadar!" ucap Arya saking senangnya.

Mendengar ucapan itu, pria pemilik suara berat yang tak lain adalah Hasby, pun segera beranjak untuk memanggil dokter.

Begitu dokter tiba, beliau langsung mengecek kondisi tubuh Syafa. Kedua pria itu memperhatikan dengan seksama, mata mereka penuh kekhawatiran.

"Bagaimana, Dok?" tanya Arya.

Dokter tersenyum kearahnya.

"Kondisinya sudah lebih baik pak, dan efek dari obat biusnya, dan kepanikan yang di alami, pasien belum bisa sadar sepenuhnya, tapi sudah bisa merespon, ataupun mendengar, kita biarkan pasien untuk istirahat dulu ya pak," ucapnya.

Arya menunduk berterima kasih atas kerja keras dokter untuk anaknya. Saat tiba dirumah sakit, Dokter sudah menjelaskan padanya, Syafa tidak mengalami luka parah, Hanya saja ia mengalami luka lecet di bagian kaki, serta rasa panik dan kaget karena benturan di bagian kepalanya.

Mereka sekarang hanya menunggu sampai Syafa mau membuka matanya. Hasby, pria itu langsung tiba saat mendapat panggilan dari Arya. Hasby cemas bukan main, tanpa pikir panjang, ia meninggalkan kelasnya.

Beruntung ia tidak berpapasan dengan teman-teman Syafa yang sudah datang lebih dulu.

"Ayah ... istirahat dulu, biar Hasby yang temani Syafa disini," ucap Hasby menyentuh pundak calon mertuanya.

"Ini salah Ayah nak ... maafin ayah, badan Syafa jadi lecet. Syafa jadi kayak gini, semua gara-gara ayah." Bibirnya tak henti menyalahkan dirinya sendiri.

"Enggak Ayah, ini bukan salah ayah. musibah itu datangnya nggak bisa kita duga, Ayah dan Hasby juga nggak mau kejadian seperti menimpa Syafa. tapi memang sudah jalannya Allah ... Ayah istirahat aja, ya? Biar ayah lebih tenang, Hasby pasti hubungi ayah kalau ada perkembangan dari Syafa," ucapnya menenangkan Arya.

Arya melihat calon menantunya itu, matanya berkaca-kaca.

"Nak ... Makasih banyak," ucapnya merangkul Hasby.

"Sama-sama, Ayah"

Pria itu membalas dengan senyuman, Arya akhirnya menurut dan pergi meninggalkan Hasby dan Syafa. Hasby diam sambil menatap tubuh yang tergeletak diatas kasur rumah sakit.

Hasby merasa kacau sebelum mendengar penjelasan tentang kondisi Syafa, ia sempat berpikir apa jadinya kalau ia sampai kehilangan Syafa, dunianya mungkin hancur.

Lebay.

Hasby rasa itu benar. Ia sudah menyukai Syafa saat pandangan pertama, namun mereka belum terikat oleh hubungan apapun, jadi sulit untuk mencegah segala kecemasan yang ada di hati dan pikirannya.

Perlahan Hasby bangkit, ia duduk di dekat ranjang Syafa, matanya menatap wajah gadisnya, dengan mata yang masih tertutup itu, Syafa tampak teduh.

"Syukurlah kamu nggak luka parah, Syafa," ucapnya pelan.

Tidak sekalipun Hasby memalingkan wajah dari Syafa, dagunya berpangku pada salah satu tangannya. Sudut bibirnya terangkat saat memandangi wajah cantik calon istrinya itu.

"Kayaknya kita harus cepat-cepat nikah, biar mastiin kamu selalu aman," gumamnya.

Malam berganti pagi, cahaya matahari menyelusup lewat hordeng kamar, perawat datang sembari membawa obat-obatan di satu wadah stainless, matanya tertuju pada sejoli itu. Ia mengulas senyuman tipis.

Tak ingin mengganggu kenyamanan keduanya, perawat tersebut meletakkan obat dimeja, lalu membuka tirai kamar Syafa, mungkin ia akan kembali sebentar lagi, saat waktunya syafa minum obat.

Syafa perlahan membuka matanya, cahaya matahari dan lampu penerangan menyinarinya. Perih, itu yang ia rasakan beberapa detik setelah membuka matanya, ia melihat langit-langit kamar, Syafa tau dia berada dirumah sakit.

"Ssshhh..." desisnya merasakan ngilu dibagian kepala dan kakinya

Syafa merasakan sesuatu menyentuh lengannya, hangat ... ia menunduk, perlahan mengusap matanya yang masih kabur.

Keningnya mengerut, memperhatikan seseorang yang tertidur di kursi tamu, dan menidurkan kepalanya berdempetan dengan lengan Syafa.

Setelah beberapa menit mencoba menganalisis objek didepannya, barulah Syafa terperanjat. Orang itu adalah Hasby, Syafa ingat ia mendengar suara pria itu berbicara dengan ayahnya.

Ternyata itu benar-benar nyata.

1
LISA
Amin..bahagia selalu y Hasby & Syafa
LISA
Wah slmt ultah Syafa..selamat utk rmh barunya jg y 😊 langgeng selalu y utk Hasby & Syafa
LISA
Wah ada kejutan apa nih utk Syafa 😊
LISA
Syafa ultah y
LISA
Suasana keluarganya Hasby harmonis bgt..rukun selalu y Syafa & Hasby
LISA
Berdoa utk operasi Ayah Arya..lancar dan Ayah Arya bahagia bersama anak dan menantu..
LISA
Bahagia terus y buat Hasbi & Syafa..utk Pak Arya jg..segera pulih..
poetri @poetrysekarr
maaf baru up karena semalam mati lampu 😣
LISA
Aq mauu Kak double up nya 😊
LISA
Bener Kak..Hasby ini bener² calon suami yg di idamkan semua wanita 😊🤭
LISA
Mohon maaf lahir & batin y Kak author
LISA
Luar biasa
LISA
Bik Arsih udh spt ibu utk Syafa..bener Syafa kmu mesti pulg utk membantu suamimu..
LISA
sedih bgt..Syafa yg kuat yaa .
LISA
Moga aj Pak Arya stabil kembali kesehatannya..kuatkan Syafa..
LISA
🤭🤭 harga kasur aj sampe puluhan juta..
LISA
Wah koq udh mulai bertengkar y
LISA
Ortu Hasbi sangat menyayangi Syafa..syukurlah Syafa punya ibu mertua yg baik bgt
LISA
moga Syafa ga kenapa²
LISA
Bagus nih kisahnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!