Pernikahan Balas Dendam

Namun, Mama Mira yang memang sering sekali di bodohi oleh putranya itu. Pastinya kali ini tidak bisa dengan mudah menerima cerita keduanya begitu saja. Apalagi mengingat Glenn yang suka sekali bermain wanita di luar sana seolah tidak ada satu pun wanita yang bisa menaklukan hatinya. Dan sekarang dengan mudahnya Glenn mengatakan bahwa dia mencintai Chia, wanita yang katanya sudah secara resmi menjadi menantunya.

“Benarkah kalian saling mencintai? Kalau begitu Mama ingin bukti yang lebih valid di bandingkan dengan surat nikah ini,” ujar Mama Mira menantang Glenn dan Chia membuktikan perkataan mereka.

“Tolong jangan katakan dia menginginkan satu lusin cucu! Aku mohon, biarkan wanita aneh yang berstatus Mama kandungku ini berubah pikiran dan melupakan soal cucu.” Glenn tampak berdoa, berharap kali ini doanya menembus langit ke tujuh dan menjadi kenyataan.

“Bukti apalagi yang Mama inginkan? Seharusnya Mama bahagia karena aku akhirnya menikah sesuai dengan keinginan Mama selama ini.” Glenn sungguh tidak habis pikir dengan Mamanya yang begitu teliti dalam segala hal, bahkan sampai pernikahannya dengan Chia pun masih di curigai.

“Kalian sudah resmi menikah dan menjadi sepasang suami istri, Bukan?” tanya Mama Mira kembali memastikan.

“Iya/Lalu?!” Chia dan Glenn menjawab secara bersamaan.

“Kalau begitu berikan Mama cucu yang banyak yang menggemaskan dan lucu agar Mama tidak kesepian lagi,” ungkap Mama yang sontak membuat Glenn dan Chia sudah pasti sangat terkejut.

“APA?!” seru Chia tanpa sadar, dia sungguh sangat terkejut dengan bukti yang di inginkan oleh Mama Mira.

“Haah … Aku sudah menebaknya tadi,” gumam Glenn yang lebih memilih menghela napas pasrah.

Pasalnya, Chia yang membutuhkan status pernikahan itu agar bisa menghindari rencana keluarganya dan juga Riko. Sehingga dia menawarkan bayaran yang cukup mahal agar Glenn mau menjadi suami sementaranya. Namun, apa yang harus dia lakukan sekarang ketika Mama dari Glenn menginginkan cucu dari pernikahan kontrak mereka.

“Astaga! Kenapa menjadi seperti ini? Aku menikah dengannya hanya untuk menghindari pernikahanku dengan Riko! Tapi kenapa aku malah terjebak di keluarga ini, bahkan harus melahirkan seorang cucu segala!” batin Chia, sedangkan matanya terus melirik Glenn untuk meminta bantuan agar pria itu memikirkan cara menolak permintaan Mama Mira.

Begitu juga dengan Glenn, dia setuju menikah kontrak dengan Chia hanya untuk menghindari perjodohan yang di siapkan Mamanya sekaligus membuat teman masa kecilnya yang bernama Maura berhenti terobsesi padanya. Akan tetapi, Glenn tidak pernah menyangka bahwa keputusannya itu akan membuat situasinya semakin runyam. Mamanya bersikeras meminta seorang cucu yang akan menjadi penerus keluarga Agraham.

“Sial! Kenapa aku malah terjebak dengan keputusanku sendiri? Kalau sudah seperti ini aku tidak bisa melakukan apapun. Jangankan menolaknya, bahkan untuk mengatakan kebenarannya saja aku sudah tidak berani,” batin Glenn yang tidak mungkin membangunkan kemarahan Mamanya, meski terlihat ramah, lemah lembut bagaikan sosok malaikat tapi ketika marah Mama Mira bahkan lebih menyeramkan dari iblis.

“Tolong, lakukan sesuatu untuk menolak permintaannya.” Tatapan Chia seolah mengatakan hal itu pada Glenn.

“Maaf, aku tidak berani membangunkan iblis yang tengah tertidur di balik wajah malaikatnya.” Seperti itulah jawaban Glenn, jika Chia bisa membacanya dengan baik.

“Kenapa kalian berdua hanya diam?” Pertanyaan Mama Mira menyadarkan keduanya dari lamunan masing-masing.

“Jangan katakan bahwa pernikahan kalian ini hanya untuk membodohiku! Dan kata ‘saling cinta’ yang terus kalian bicarakan sejak tadi hanya omong kosong belaka!” cecar Mama Mira dengan tatapan penuh menyelidik dan kecurigaan pada keduanya, bahkan mata Glenn bisa melihat tanduk transparan di kepala Mamanya sudah muncul secara perlahan.

“Tentu semua itu tidak benar, Ma! Kami benar-benar saling mencintai, makanya kami memutuskan untuk menikah. Benar ‘kan, sayang?” Glenn dengan cepat menyanggah tuduhan sang Mama yang sebenarnya apa yang dikatakannya adalah kebenaran. Glenn bahkan membawa tubuh Chia dalam pelukannya untuk menunjukan kemesraan keduanya di hadapan sang Mama.

“Apakah dia sudah menemukan cara menolaknya? Sudahlah, aku ikuti permainannya dulu!” batin Chia yang mengira Glenn sudah memiliki cara untuk menghindari masalah memberikan cucu untuk Mama mertuanya.

“Ehm, … Iya, Ma! Kami berdua benar-benar saling mencintai,” jawab Chia yang merasa sedikit canggung berada dalam pelukan pria yang baru pertama di temuinya sekaligus pria yang telah resmi menjadi suami sahnya.

“Jadi, bagaimana dengan bukti yang Mama inginkan? Apakah kalian akan memberikannya?” Sekali lagi Mama Mira membahas dan menuntut tentang seorang cicit dari pasangan yang baru menikah itu.

“Ehm, … Tentu, Ma! Kami pasti akan segera memberikan cucu yang Mama inginkan, bahkan kalau perlu kembar tiga sekaligus,” ucap Glenn yang seketika membuat Chia menatap horror pada pria berstatus suaminya.

“Apa yang sedang dia bicarakan? Apakah dia sudah lupa bahwa aku hanya menawarkan sebuah pernikahan kontrak? Atau memang dia sudah gila?” Di dalam hatinya Chia benar-benar merutuki ucapan Glenn yang menjanjikan cucu kembar tiga sekaligus untuk Mama Mira bahwa kedua tahu bahwa pernikahan itu hanya sebatas pernikahan kontrak.

“Baiklah, Mama akan mencoba mempercayai kalian berdua! Tapi jika suatu saat nanti kalian ketahuan berbohong, maka Mama tidak akan segan lagi memberikan hukuman berat pada kalian berdua karena telah mempermainkan sebuah ikatan pernikahan yang suci.” Mama Mira memberikan sebuah ancaman yang tentu saja tidak pernah main-main dan Glenn sangat tahu akan hal itu.

“Iya, Mama! Mana mungkin kami akan seperti itu,” sahut Glenn yang memasang senyum palsu di depan Mamanya.

“Astaga, menyenangkan sekali mempermainkan Glenn dan menantuku yang manis ini. Padahal aku hanya kelepasan melakukan peran ibu mertua yang menyeramkan hanya untuk menghormati Tuan Xandro dan cucunya. Tapi aku malam dijanjikan tiga cucu kembar sekaligus. Bahagianya aku hari ini, tidak sia-sia aku hidup lama sampai sekarang,” batin Mama Mira yang tampak sangat puas dan bahagia di pertemuan pertamanya dengan sang menantu.

“Kalau begitu, ayo kita pulang sekarang! Kita bicarakan sisanya sambil makan malam saja di rumah,” ujar Mama Mira yang berjalan lebih dahulu, baru kemudian Glenn dan Chia menyusul.

Chia berniat untuk protes akan sikap seenaknya Glenn, tapi belum sempat Chia mengatakan sesuatu Glenn lebih dulu berbisik kepadanya, “Dengar! Mari kita buat kontrak pernikahan setibanya kita di rumah! Biar semua jelas untuk kelanjutan hidup kita berdua.”

“Ck, … Dasar menyebalkan! Awas saja kau nanti!”

Chia mendengus kesal dengan sikap Glenn, sepertinya kini dia menyesal telah memilih pria tampan itu menjadi suami sementaranya. Karena terlalu kesal, Chia pun lebih memilih berjalan dengan Mama Mira dan meninggalkan Glenn berjalan sendirian di belakangnya.

Bersambung, ....