Beberapa hari sebelum pernikahannya dengan kekasihnya, Junior harus kehilangan gadis yang paling ia cintai. Kekasihnya itu meninggalkannya karena penyakit parah yang selama ini ia derita.
Paris meninggalkan wasiat dimana ia meminta Jasmine sang adik untuk menggantikannya menikah dengan Junior.
Akankah Junior menikahi gadis tomboy yang jauh berbeda dengan Paris yang ia puja sejak lama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda FK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Vano menjauhkan ponselnya dari dekat telinganya ketika mendengar suara Shireen yang nyaring. Ia lalu kembali mendekatkan ponselnya karena kini panggilan beralih menjadi panggilan video.
"Abang pacar!" teriak gadis itu di sebrang sana.
Vano merasa gadis ini memiliki kepribadian ganda, ketika malam hari ia akan terlihat seperti wanita tangguh yang pemberani. Namun ketika pagi hari ia akan menjadi kucing imut menggemaskan.
Seperti saat ini gadis itu sedang menunjukkan wajah puppy eyes nya. Siapa yang tidak terpesona oleh wajah cantik menggemaskan itu. Termasuk Vano, ia pria normal yang akan sedikit bergetar ketika melihat gadis cantik menggodanya.
"Mau apa lagi?" tanya Vano yang kini sangat tahu akal bulus dibalik senyuman itu.
"Gue pinjem motor ya? Gue udah ada di dekat apartemen lo ini" tutur Shireen seraya menunjukkan motor sport milik Vano yang ia parkir di apartemennya.
"Darimana lo tahu apartemen gue?" tanya Vano selidik.
"Gampang buat gue cari tahu dimana pacar gue tinggal dan dimana dia kerja. Sekarang pinjemin gue motor dong!" Shireen mulai menyalakan mode manja nya.
"Lo butuh motor buat apaan sih?" tanya Vano lagi.
"Gue butuh duit, Abang pacar" jawab Shireen apa adanya.
Manik mata Vano membulat mendengar jawaban Vano. "Lo mau jual motor gue?" tanya Vano masih tidak habis pikir dengan gadis yang baru ia temui beberapa hari ini.
"Bukan, ck! Gue mau balapan, biar dapetin duit. Ya kali gue makan cukup goceng doang. Gue kan masih gadis nih, belum ada yang nafkahi jadi gue harus cari duit sendiri" cerocos Shireen panjang lebar.
"Atau Abang pacar mau nafkahin Ade gemes ini?" sambung Shireen menggoda.
"Ngarep banget sih lampu ambulans, jangan sentuh motor gue. Nanti gue transfer duit buat lo, emang duit Lima ratus ribu tadi udah abis?" tanya Vano.
"Asyik dinafkahi cogan, duit tadi abislah! Lo kan tahu gue makannya banyak" timpal Shireen.
Vano memutar kedua bola matanya jengah, ia lalu meminta nomor rekening Shireen. Tanpa mematikan sambungan telepon, Vano mentransfer uang kepada Shireen.
"Udah gue transfer, Shirine dengerin gue ya. Cari duit itu susah, itu duit jangan dihambur-hamburin. Orang diluar sana uang lima ratus ribu bisa buat beberapa hari, lah elo belum sehari aja udah abis" ucap Vano menasehati.
"Iya, iya. Satu lagi, gue nginep sini ya beberapa hari kedepan?" pinta Shireen lagi.
"Wah! Lo benar-benar dikasih hati minta jantung" sewot Vano kesal.
"Gue enggak minta jantung lo kok! Gue cuma minta hati lo jangan berpaling sama siapapun" celetuk Shireen lebay.
Shireen menunjukkan koper yang ia bawa, ia saat ini sudah berada di lobby apartemen Vano.
"Boleh ya, Abang pacar? Beberapa hari aja, please! Gue udah capek banget dari tadi cari kost an" keluh Shireen memohon.
"Oke, gue izinkan. Tapi jangan buat berantakan mengerti?" akhirnya Vano mengizinkan Shireen tinggal sementara di apartemennya. Vano pun memberitahu nomor unit milik Vano dan passcodenya.
"Abang pacar?" panggil Shireen lagi membuat Vano geram.
"Apalagi?" tanya Vano kesal.
"Pesankan gue Pizza dan ayam goreng ya. Tadi sepulang kuliah gue sudah makan, tapi kok laper lagi ya? Jangan lupa banyakin keju sama saos nya ya? Satu lagi minuman dingin nya juga" pinta Shireen lagi.
"Iya, bawel lama-lama lo banyak minta nya" sewot Vano tapi tetap saja memberikan apa yang Shireen inginkan.
"Abang pacar?" panggil Shireen lagi.
Oh astaga sumpah demi apa Vano sangat kesal dengan gadis ini, tapi mengapa ia sangat menggemaskan saat seperti ini.
"Apalagi Sirine?" tanya Vano.
"Calangheyo" ucap Shireen sambil memberikan finger love kepada Vano.
"Sudah, sana istirahat. Gue banyak kerjaan, nanti gue pesen makanan yang lo mau" titah Vano lalu mematikan sambungan panggilan videonya.
Senyum terukir pada sudut bibir Vano, ia bergegas memesan makanan yang diinginkan Shireen. Andai Vano menyadari nama lengkap Shireen saat ia mentransfer tadi, ia pasti akan terkejut.
Shireen membawa kopernya masuk ke dalam apartemen. Ia malas pulang ke rumah Opa, oleh karena itu ia mengendap-endap membawa pakaiannya dari sana. Ia sudah lelah menjadi bayangan Ratu, hanya Ratu yang selalu dipuja dan dipuji oleh Opa dan Oma nya. Terkadang ia merasa apa benar ia cucu Oma dan Opa nya.
Ratu terlalu sempurna untuk ia kalahkan, hingga saat ini ia masih belum mendapatkan kelemahan gadis itu.
Jasmine dan Junior saat ini merebahkan tubuh mereka pada sofa di ruang tengah. Hari ini sangat melelahkan dan menyenangkan bagi mereka.
"Lain kali kita adain acara seperti ini lagi, ya? Kayaknya seru kalau Felix dan Regan juga ikut" usul Jasmine.
"Regan, no. Nanti cinta bersemi lagi diantara kalian" tolak Junior.
Jasmine memutar kedua bola matanya malas.
"Masa iya, cuma ngadain acara kumpul bareng bisa cinta lagi. Suka aneh kamu kalau cemburu, lagian malam itu Regan yang bantuin aku nolong kamu" tukas Jasmine.
"Enggak, aku enggak mau! Regan terlalu ganteng soalnya." Ucapan Junior membuat Jasmine tergelak.
Pria kaku dan dingin ini kini menjadi sangat menggemaskan apalagi saat ia sedang cemburu.
Jasmine menepuk-nepuk pundaknya yang sedikit sakit karena kelelahan saat merapikan rumah bersama suaminya.
"Kamu sakit?" tanya Junior khawatir.
Jasmine menggelengkan kepalanya, " Kayaknya cuma pegal-pegal, aku butuh di pijet nih!"
Mendengar ucapan Jasmine barusan membuat Junior memiliki ide brilian.
"Sini aku bisa buat pegal kamu ilang, kamu cukup rileks dan nikmati jari jemari ini membuatmu enak" ucap Junior memulai modusnya.
Ia memijat kepala sang istri, membuat Jasmine memejamkan matanya menikmati setiap sentuhan yang suaminya berikan. Jasmine berpikir Junior ini paket komplit, ia sudah tampan, kaya raya, pandai dalam segala hal termasuk memijat.
Jasmine merasa mengantuk, sehingga ia mengajak Junior berpindah ke dalam kamar. Jasmine merentangkan kedua tangannya meminta digendong oleh Junior
"Gendong!"
"Manja banget sih, istriku!"
Jasmine pun melingkarkan lengannya pada leher Junior dengan kaki yang melingkar pada pinggang suaminya. Junior membawa Jasmine naik ke lantai atas, Junior membuka pintu kamar mereka dan menutupnya dengan kaki.
Junior merebahkan tubuh istrinya di atas tempat tidur, dan ia memulai misi pijat plus plus akas Junior.
"Kenapa harus dibuka?" tanya Jasmine curiga.
"Ini lotionnya masa aku oleskan ke baju, nanti enggak berasa pijat nya" bujuk Junior.
Jasmine pun mengangguk paham, ia kembali memejamkan matanya. Pijatan Junior sungguh membuat rasa pegal itu menghilang. Namun, alarm tanda bahaya berbunyi ketika pijatan lembut dan enak itu berubah menjadi remasan pada bagian-bagian sensitif miliknya.
"Junjun nakal!" teriak Jasmine ketika menyadari akal bulus suaminya.
haduh akan kah keluarga shei nerima Vano yg beda kasta menurut mereka