Pelabuhan Cinta Triple R

Dalam hatinya Ryuga terus berucap, “Maafkan aku! Aku tidak bisa melindungi mu sama sekali. Jika saja aku tidak meninggalkanmu, mungkin kau tidak akan mengalami kejadian mengerikan ini lagi. Kali ini aku sungguh berjanji padamu akan menangkap siapapun yang telah membuatmu seperti ini. Aku akan memikirkan cara untuk secepatnya menangkap para bajingan itu. Aku berjanji padamu dengan mempertaruhkan nyawaku sendiri, bahwa para bajingan itu akan mati di tanganku.”

“Dan setelahnya, aku akan memberikan kebahagiaan melimpah yang tidak bisa kau bayangkan. Tunggu ‘lah! Dan bertahanlah sampai saat itu tiba, aku pasti akan menepati janjiku karena aku benar-benar sangat mencintaimu Olivia. Siapapun yang berani menyakitimu, maka tidak akan pernah aku biarkan orang yang telah menyakitimu hidup dengan tenang. Bahkan mati pun tidak akan aku biarkan mati dengan tenang.” Imbuhnya masih bicara dalam hati.

...****************...

Beralih ke tempat lain, lebih tepatnya di bandara internasional Negara K. Leonard dan para anak buahnya yang berniat untuk kembali ke Negara B harus mengurungkan niatnya karena mendapat telepon dari Will yang mengatakan bahwa Rayden ingin menemuinya bersama dengan empat tawanan yang berhasil dia tangkap.

Ya, sebelumnya Leonard memang memohon pada Rayden untuk membawa keempat tawanan itu untuk diserahkan kepadanya karena mengingat mereka adalah anak buah mendiang ayahnya terutama Ronan.

“Yuta, kita kembali ke markas klan ViLuc sekarang,” perintah Leonard setelah membaca pesan yang Will kirimkan kepadanya.

“Kenapa kita harus kembali, Tuan muda? Pesawat kita sudah siap untuk lepas landas beberapa menit lagi. Kenapa tiba-tiba—”

“Daddy Ray masih membutuhkan bantuan kita, terutama informasi dari keempat tawanan yang kita bawa. Jadi, batalkan saja penerbangan kali ini dan perintahkan anak buah kita untuk membawa keempat tawanan itu kembali ke markas,” potong Leonard yang selalu saja mengutamakan perintah Rayden yang sudah dia anggap sebagai ayahnya sendiri.

Meski dia anak kandung Evan, tapi sejak pertarungan terakhir kali di Negara H mereka sudah berdamai dan bahkan memiliki hubungan yang sangat baik hingga detik ini.

“Baik, Tuan muda!” sahut Yuta yang kini mengerti perintah dari Tuan mudanya, “Silahkan anda kembali lebih dulu! Saya akan segera menyusul dengan yang lainnya,” imbuhnya yang harus mengawasi keempat tawanan itu secara langsung.

“Hmm, hati-hati saat membawa mereka! Jangan mereka semua lolos,” ujar Leonard mengingatkan pada teman kepercayaannya itu.

...****************...

Setelah mendapat kabar dari Leonard bahwa mereka dalam perjalanan kembali ke markas. Rayden, Luca, Levi dan Will pun juga segera menuju ke markas. Sementara Felix dan Jaydon melanjutkan tugas utama mereka untuk membereskan orang pemerintahan yang terlibat dalam pertarungan sebelumnya. Triple R sudah pasti menjalankan tugasnya melindungi Olivia, sedangkan trio bocil dalam pengawasan Mommy Lucia dan Ashlyn.

Setibanya di markas, Rayden langsung berhadapan dengan Ronan yang bisa dikatakan anak buah setianya Evan dan ketiga tawanan lainnya yaitu Ace, Joan dan Yukio. Untuk beberapa saat Rayden sempat terdiam seraya menatap keempat tawanan itu yang keadaannya sudah jauh lebih baik dari terakhir dia lihat, terutama Ace dan Joan yang terluka cukup parah.

“Dad, kenapa kau tiba-tiba menyuruhku membawa mereka berempat kembali ke markas? Bukankah Daddy sudah setuju menyerahkan mereka padaku?” tanya Leonard memulai pembicaraan.

“Ada hal penting yang harus aku tanyakan pada mereka, terutama pada Ronan,” jawab Rayden tanpa mengalihkan tatapannya pada Ronan.

“Apalagi informasi yang ingin kau ketahui? Bukankah aku sudah memberitahukan semuanya padamu,” ujar Ronan dengan raut wajah tidak sukanya.

“Hai, bersikap sopan ‘lah pada Daddy-ku! Bukankah kalian sudah bersedia menjadi anak buahku, maka perlakukan Daddy dengan sopan juga,” sentak Leonard memberikan peringatan keras pada keempatnya terutama pada Ronan.

“Beritahu aku siapa orang telah membantu melakukan penyerang di rumah sakit, hanya itu yang aku ingin tanyakan padamu?” tanya Rayden langsung pada poin penting pertanyaannya.

“Tuan Rayden yang terhormat, mana aku tahu siapa yang bekerja dengan Dimitri setelah mereka mengorbankan kami menjadi tawanan kalian? Bukankah saat penyerang di rumah sakit terjadi, kami masih dikurung di ruang bawah tanah,” jelas Ronan yang memang ada benar.

“Orang itu pasti sudah bekerja sama dengan Dimitri sejak lama. Jadi, aku yakin diantara kalian berempat pasti ada yang mengetahui siapa orang itu?” ujar Levi yang merasa yakin bahwa mereka tahu sesuatu tentang orang-orang yang bekerjasama dengan Dimitri.

“Tunggu!” sela Luca yang mulai menyadari bahwa dia melewatkan sesuatu yang penting, “Beritahu kami saja siapa anak buah Evan yang masih hidup sampai sekarang?” lanjutnya penuh penekanan.

“Bukankah sudah jelas dua diantaranya bersama kalian selama ini, Jaydon dan Felix!” jawab Ronan yang tersenyum meremehkan kebodohan Luca dan yang lainnya.

Ctakk ….

Sebuah jitakan keras langsung Leonard daratkan di kepala Ronan yang bersikap tidak sopan pada Rayden dan yang lainnya. Dengan geram dia berkata, “Katakan semua yang kau ketahui tentang anak buah mendiang ayahku. Jika kau tidak ingin aku berubah pikiran dan menggantung mu saat ini juga.”

“Bukankah benar dua diantaranya memang bersama kalian yaitu Jaydon dan Felix, lalu aku sedangkan mereka hanya anak buah Dimitri. Lalu …” Ronan menggantung ucapannya sembari memikirkan siapa lagi anak buah Evan yang masih hidup hingga saat ini, “Aah, benar! Masih ada tiga orang lagi yang masih hidup. Dan sepertinya ini akan menjawab pertanyaan kalian.” Sambungnya yang membuat Rayden dan yang lainnya semakin penasaran.

“Katakan, siapa ketiga orang itu lagi?” perintah Rayden yang sudah semakin dekat dengan jawaban yang dia inginkan.

“Arshan! Karl dan Renand! Mereka adalah anak—”

“Benarkah ketiga anak itu masih hidup?” Tiba-tiba saja Jaydon muncul entah darimana dan memotong perkataan Ronan yang akan menjelaskan identitas ketiga orang itu.

“Ada apa? Apakah aku melewatkan sesuatu selama ini?” sela Felix yang juga bergabung dengan yang lainnya.

“Astaga, dasar setan!” seru Levi dan Will yang terkejut dengan kedatangan dua mahluk tak diundang ini, “Kenapa kalian berdua bisa berada di sini? Bukankah seharusnya kalian berdua mulai melakukan penyelidikan pada tikus pemerintah itu?” lanjutnya dengan nada kesal.

“Kami hanya mampir untuk mengambil daftar yang tertinggal di sini dan tidak sengaja mendengar pembicaraan kalian,” jawab Felix menjelaskan mengapa mereka bisa berada di markas seraya menunjukan berkas yang baru saja diambilnya.

“Katakan padaku, apakah ketiga bocah ini masih hidup sampai saat ini?” ulang Jaydon yang ingin memastikan, karena selama ini dia mengira ketiga nama yang disebutkan sudah tiada sejak lama.

“Kau mengenal ketiga orang itu, Jaydon? Lalu kenapa kau tidak pernah memberitahukannya pada kami?” Pertanyaan penuh menyelidik kini Rayden layangkan pada Jaydon.

Bersambung, ....