Kaisar fikir setelah memiliki anak Jasmine akan berubah menjadi istri dan ibu yang baik, tapi ternyata dia salah.
Jasmine justru menjadikan Nala adiknya sebagai pengasuh anaknya serta mengurus semua keperluan Kaisar.
"Satu langkah lagi kamu keluar dari rumah, aku pastikan kita bercerai!" Kaisar.
Akankah keputusan Kaisar untuk bercerai dengan Jasmine adalah keputusan yang tepat dimana setelahnya dia menikahi Nala-adik Jasmine sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tri Haryani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 7 Dimarahi
Nala mengajak Erlan jalan-jalan dengan motor barunya saat Kaisar sudah pergi ke kantor. Wanita itu mengendarai motor dengan pelan dan hati-hati berkeliling kompleks dan terus berkendara hingga tiba ditaman.
Memarkirkan motor dengan benar, Nala kemudian mengajak Erlan turun dari motor. Ia akan kembali melatih Erlan berjalan agar semakin lancar dan semakin kokoh menapakan kakinya di tanah.
Nala bahkan melepas alas kaki Erlan dan membiarkan telapak kaki keponakannya itu bersentuhan langsung dengan tanah.
"Nggak apa-apa, Sayang, jangan takut kotor," kata Nala yang melihat Erlan menjinjitkan kakinya.
Erlan tidak terbiasa menginjak tanah sehingga merasa asing dengan sesuatu yang ia pijak.
"Mamama ma mama," rengek Erlan yang tidak mau berjalan di tanah namun sebisa mungkin Nala memberi pengertian pada anak laki-laki itu.
Nala bahkan langsung mengambil tanah dan mengotori kaki Erlan agar anak itu tidak takut kotor.
Awalnya Erlan memang merasa asing dengan tanah dan tidak mau belajar berjalan di sana namun lama kelamaan dia justru senang berjalan ditanah. Anak itu bahkan masuk kedalam kubangan air dan bermain kotor-kotoran.
Nala merekam tingkah Erlan yang bermain di kubangan air hingga membuat wajah tampan anak itu tertutup oleh lumpur.
"Gimana ya tanggapan Kak Kaisar dan Kak Jasmine melihat Erlan kotor-kotoran seperti ini?" gumam Nala bertanya pada dirinya sendiri.
Dia lalu mengirimkan video itu pada Kaisar dan Jasmine namun belum sempat melihat tanggapan kakak dan kakak iparnya, ia mendengar Erlan menangis.
Rupanya anak laki-laki itu digigit semut.
"Utu tu, Erlan digigit semut? Udah yuk mainan lumpurnya, Erlan harus mandi biar nggak gatal," kata Nala dan Erlan perlahan bangkit.
Anak laki-laki itu merentangkan tangannya meminta Nala menggendongnya.
Nala melepas semua pakaian Erlan dan menyisakan diapers yang dikenakannya kemudian menggendong anak itu menuju toilet dan memandikan Erlan di sana.
Setelah penampilan Erlan kembali seperti semula, Nala mengajak sang keponakan pulang tanpa membuka lagi ponselnya yang mendapat pesan dari Kaisar Jasmine yang memarahinya.
...***...
Nala baru saja selesai menidurkan Erlan saat mendapati panggilan telepon dari Jasmine. Ia berjalan menuju balkon dan menjawab telepon di sana.
"Apa yang kamu lakukan pada Erlan, Nala?" tanya Jasmine setelah panggilan teleponnya dijawab oleh Nala.
Suara Jasmine terdengar menggelegar, marah karena Erlan main kotor-kotoran. Jasmine sudah mengirimi Nala pesan namun tidak kunjung dibaca sang adik membuatnya semakin marah pada wanita itu.
"Aku hanya memperkenalkan Erlan pada lingkungan, Kak, biar dia tidak takut kotor," lirih Nala. Dia tidak tahu bila Jasmine akan semarah itu karena Erlan main kotor-kotoran.
"Sampai Erlan gatal-gatal atau sakit aku tidak segan-segan menghukummu!"
"Jangan, Kak! Maaf, aku sudah melakukan kesalahan. Aku tidak akan mengulanginya lagi," lirih Nala namun Jasmine tidak mengheraninya. Wanita itu langsung mematikan sambungan teleponnya.
Nala menghela nafas berat. Rupanya apa yang menurutnya baik, belum tentu baik dimata Jasmine.
Hal seperti ini bukan yang pertama kali terjadi. Jasmine beberapa kali pernah memarahinya karena ia melakukan kesalahan saat mengasuh Erlan padahal yang lebih tahu tentang Erlan adalah dirinya.
Nala sudah mengasuh Erlan sejak baru lahir. Ia sudah tahu semua tentang Erlan dan baik buruknya untuk anak itu, sementara Jasmine wanita itu hanya memantau Erlan dan tidak ikut merawatnya.
Nala hendak kembali ke kamarnya namun ponselnya kembali berdering. Kali ini yang menghubunginya ialah Kaisar membuat Nala bersiap-siap akan dimarahi. Ia bahkan menarik nafas lebih dulu.
"Iya Kak," kata Nala saat menjawab panggilan telepon tersebut.
"Tadi kalian jalan-jalan ke mana? Kok Erlan bisa main kotor-kotoran?" tanya Kaisar.
Tadi saat Nala mengirim video padanya, Kaisar sedang membahas pekerjaan yang sangat penting sehingga Ia baru membuka video yang nolak kirimkan. Kaisar terkejut melihat putranya yang tampan berubah menjadi manusia lumpur.
"Maaf, Kak, aku sudah ajak Erlan kotor-kotoran, tadi kami main di taman," jawab Nala yang sudah siap dimarahi Kaisar.
"Kenapa minta maaf, aku suka malah Erlan main kotor-kotoran supaya dia tidak takut kotor nantinya."
Perkataan Kaisar itu seketika membuat Nala bernafas lega karena Kaisar tidak memarahinya.
"Benarkah Kakak tidak marah?" tanya Nala memastikan. Ia tidak mau terkesan semena-mena mengasuh Erlan karena sebenarnya ia sudah mempertimbangkan baik buruknya.
"Kenapa aku harus marah? Aku tahu kamu melakukannya demi kebaikan Erlan dan aku akan selalu mendukungnya asalkan itu tidak membahayakan anakku," kata Kaisar.
Mereka terus mengobrol membahas Erlan hingga tidak terasa tiga puluh menit berlalu dan Kaisar mengakhiri panggilan teleponnya lebih dulu.
Nala tersenyum menatap layar ponselnya yang baru saja mati setelah menampilkan riwayat panggilan telepon dengan Kaisar. Tidak bisa ia pungkiri bila dirinya mengagumi sosok Kaisar yang penyayang.
Pria itu sangat menyayangi Erlan dan selalu bersabar selama 5 tahun hidup dengan Jasmine yang egois dan tidak menghargainya.
Buru-buru Nala menggelengkan kepala menepis semua rasa kagumnya pada Kaisar. Dia tidak boleh mengagumi Kaisar. Akan bahaya bila dirinya jatuh cinta pada pria itu.
... ***...
Kaisar baru saja tiba di bandara setelah semalam mendapat panggilan telepon dari Jasmine yang memintanya menjemput dibandara. Ia duduk dikursi tunggu sembari pandangan menatap arah dimana penumpang keluar.
Bibirnya mengukir senyum saat melihat sosok sang istri. Bergegas ia bangkit dari duduknya dan melambaikan tangan sembari berjalan menyusul Jasmine.
Mereka bertemu ditengah-tengah keramaian penumpang pesawat yang berlalu lalang.
Kaisar langsung membawa Jasmine ke dalam pelukannya. "Aku kangen kamu, Sayang," kata Kaisar.
Jasmine memutar bola matanya malas. Ia sangat lelah karena selama tiga hari berada di Bali ful melakukan pemotretan disana dan ia ingin segera pulang dan beristirahat karena nanti malam ia harus pergi lagi.
"Mas, aku capek. Kita langsung pulang aja yuk," ajak Jasmine membuat senyum dibibir Kaisar perlahan pudar dan segera menguraikan pelukannya.
Kaisar menatap Jasmine penuh kekecewaan. Tadinya ia ingin mengajak Jasmine jalan-jalan berdua, belanja, nonton film dibioskop dan makan siang bersama. Atau setidaknya salah satu diantara semua itu bisa ia lakukan bersama Jasmine.
"Kok langsung pulang sih, aku kan ingin menghabiskan waktu berdua sama kamu. Kita makan siang dulu ya," ajak Kaisar.
"Nggak bisa, Mas, aku capek banget dan aku harus istirahat," tolak Jasmine.
"Ya udah sekarang kita pulang tapi nanti malam kita dinner ya," ajak Kaisar.
"Nggak bisa juga, Mas, nanti malam aku harus keluar kota. Besok ada pemotretan di Makasar jadi aku harus berangkat malam ini juga supaya besok tidak terlambat," kata Jasmine membuat Kaisar menggelengkan kepala dengan bibir tersenyum masam.
Tanpa sepatah katapun ia menggandeng Jasmine pulang. Akan sangat memalukan bila mereka bertengkar di tempat umum.
giliran udah pisah nyari nyari perhatian kaisar..