NovelToon NovelToon
I Am Duchess

I Am Duchess

Status: sedang berlangsung
Genre:spiritual / Time Travel / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / kelahiran kembali menjadi kuat
Popularitas:16.3k
Nilai: 5
Nama Author: Melsbay

dr. Lizza, seorang dokter muda yang terjebak dalam lingkaran gelap obat tidur, meninggal secara tragis karena overdosis. Namun, di dunia setelah kematian, ia terbangun dalam tubuh putri Duke Ashborn yang cantik dan berkuasa, bernama Lizra Ashborn, dalam Kerajaan Eldoria yang megah.

Terjebak dalam identitas baru yang jauh berbeda, dr. Lizza menyadari bahwa ia telah berada dalam jantung konspirasi dan intrik politik di kerajaan tersebut. Lizra, tubuh yang ia huni, merupakan sasaran perencanaan kejahatan yang meresahkan stabilitas kerajaan.

Dalam perjalanan yang penuh keputusan sulit dan pengorbanan, dr. Lizza harus menemukan keberanian dan kebijaksanaan untuk menghadapi musuh-musuhnya, sambil mengatasi konflik internalnya yang paling dalam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melsbay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Diskusi dan perjalanan

Lizra berdiri di ruangan dewan istana yang mewah, di depan peta wilayah utara yang diletakkan di atas meja besar. Rozen, putra mahkota, duduk di seberang meja, wajahnya penuh perhatian saat Lizra mulai berbicara.

"Yang mulia, aku sangat menghargai kesediaanmu untuk bertemu denganku untuk membahas masalah yang terjadi di wilayah utara." Rozen menatap Lizra dengan ekspresi perhatian, menunjukkan bahwa dia siap mendengarkan.

"Tentu saja, Liz. Duchy Ashborn adalah sekutu penting bagi Eldoria. Jelaskan."

Lizra menjelaskan detail masalah yang terjadi di wilayah utara dengan penuh kecermatan, sementara Putra Mahkota mendengarkan dengan penuh perhatian.

"Monster baru telah muncul di perbatasan utara, aku sudah mengatakannya di Ladoria. Koordinasi antara kedua wilayah antara Utara

dan Barat akan sangat penting. Mengingat Utara dan Barat cukup dekat dengan perbatasan Kerajaan Holdogest" Rozen menatap peta dengan serius, memikirkan solusi untuk masalah yang dihadapi.

“Lalu apa yang akan kamu lakukan?”

“Aku akan melakukan pertemuan dengan para petinggi Duchy Winslow dan mengajak kerja sama dalam penanganan jenis monster baru yang cukup meresahkan ini. Aku berharap Raja dapat memeberikan ijin diplomasi untuk melakukan pertemuan dengan para petiinggi ini”

"Kita adalah sekutu, Liz. Aku akan selalu ada untuk mendukung Duchy Ashborn."

"Terima kasih atas dukungan Anda, yang mulia” Lizra tersenyum puas mendengar komitmen Rozen untuk membantu. Namun dalam hati dia merasa curiga dengan sikap Rozen yang begitu santai dan mau membantu.

***

Lizra, masih duduk di ruang dewan istana, menatap Rozen dengan ekspresi aneh. Rozen, putra mahkota, duduk di hadapannya dengan sikap yang ramah dan antusias.

"Ada sesuatu yang aneh dengan kemudahan Rozen dalam berdiskusi terkait wilayah utara ini. Biasanya, para pangeran lebih cenderung

bersikap berhati-hati." Batin Lizra.

Lizra mencoba memahami motivasi Rozen, matanya memperhatikan setiap gerakannya dengan skeptis.

"Apakah ada agenda tersembunyi di balik sikapnya yang begitu terbuka ini? Aku perlu waspada." Batin Lizra.

Rozen tersenyum hangat pada Lizra, tetapi tatapannya tampak sedikit terlalu ceria, menimbulkan keraguan di benak Lizra.

"Sikapnya yang ramah dan antusias membuatku waspada. Apakah ini hanya sandiwara, ataukah ada sesuatu yang lebih dalam?" batin Lizra

Lizra merenung dalam-dalam, mencoba untuk tidak menunjukkan ketidakpercayaannya pada Rozen. Namun, kekhawatirannya tidak hilang begitu saja.

"Aku harus tetap waspada dan mengamati situasi ini dengan cermat. Tidak boleh ada yang terlewat." Batinnya.

Rozen melanjutkan diskusi dengan semangat, tetapi Lizra tetap waspada mempertimbang kan setiap kata yang dia ucapkan dengan hati-hati.

"Aku akan terus memperhatikan setiap gerakannya. Tidak boleh ada celah bagi rencana tersembunyi apa pun." Batinnya lagi. Lizra mengambil napas dalam-dalam, bersiap untuk melanjutkan diskusi dengan Rozen,

tetapi tetap waspada terhadap kemungkinan adanya motif tersembunyi di balik sikapnya yang ramah.

"Aku harus tetap tenang dan bijaksana dalam menghadapi situasi ini. Kewaspadaan adalah kunci." Batin Lizra.

***

POV Rozen

Rozen duduk tegak di ruang dewan istana, dengan tatapan yang fokus ke arah Lizra yang berada di seberang meja. Meskipun dia tersenyum, ada kegelisahan yang tersirat di matanya.

"Liz terlihat curiga terhadapku. Rasanya aneh

bagaimana dia menatapku, seolah-olah mencoba menemukan sesuatu di balik senyumku." Batin Rozen.

Rozen mencoba menjaga sikapnya tetap santai dan ramah, tetapi keraguan di benaknya mulai merayap.

"Mungkin dia merasa aneh karena aku begitu terbuka dalam diskusi ini. Tapi aku benar-benar berkomitmen untuk membantu Duchy

Ashborn." Batin nya Lizra melanjutkan dengan penjelasannya, dan Rozen mendengarkan dengan cermat, berusaha menenangkan pikirannya yang gelisah.

"Aku harus tetap fokus pada tujuan. Bantuan Istana sangat dibutuhkan di wilayah utara, dan aku tidak ingin membuat kesan yang salah kepada Liz." Batinnya,

"Obrolan singkat ini memberikan ku kesempatan untuk menunjukkan niat baik ku kepada Lizra. Aku harap dia dapat merasakan bahwa aku benar-benar berada di sini untuk membantu." Batin Rozen, Rozen melangkah keluar dari ruang pertemuan, merenungkan

pandangan curiga Lizra dan mencoba menenangkan dirinya sendiri. Rozen berjalan

menjauh, memikirkan langkah-langkah selanjutnya yang akan diambilnya untuk memperkuat hubungan antara Duchy Ashborn dan kerajaan, serta untuk memenangkan

kepercayaan Lizra.

***

Lizra dan Ezra bersiap-siap untuk berangkat ke wilayah utara, tas perjalanan mereka sudah siap di sisinya. Mereka berdiri di depan gerbang Villa Duchy Ashborn yang megah, siap untuk memulai perjalanan mereka.

"Kita harus segera berangkat, Ezra. Diskusi dengan wilayah utara sangat penting." Seru Lizra pada Ezra yang berdiri disampingnya, kemudian melemparkan tas nya kedalam kereta kuda yang telah dipersiapkan untuk perjalanan menuju Utara. Saat mereka akan melangkah masuk kereta kuda, mereka terkejut melihat Rozen, Putra Mahkota, dan ksatria nya yang berana Adrian sudah menunggu di depan mereka dengan senyum ramah di wajahnya.

"Maafkan saya karena tiba-tiba muncul di sini, Liz, Ezra. Aku dan Adrian juga akan ikut dalam pertemuan di wilayah utara." Serunya

menuju kereta kuda, Adrian memasukan tas mereka ke bawah bagasi kereta. Lizra, dengan ekspresi sedikit kesal, menatap Rozen dengan

tatapan tajam, sementara Ezra memandang situasi dengan rasa cemas.

"Yang mulia, saya pikir pertemuan ini akan lebih efektif jika hanya melibatkan perwakilan Duchy Ashborn.”

Rozen tersenyum dengan lembut, mencoba untuk menenangkan Lizra.

"Maafkan aku, Liz. Tetapi aku merasa penting untuk ikut serta dalam diskusi ini untuk memastikan kerja sama yang baik antara

wilayah utara dan Duchy Ashborn."

Lizra menghela nafas dalam-dalam, merasa agak terjebak dengan kehadiran Rozen, meskipun dia mencoba untuk tetap tenang.

"Baiklah, yang mulia. Mari kita berangkat sebelum terlambat."

Kereta mereka berjalan melintasi gerbang Villa Duchy Ashborn, menuju jalan yang akan membawa mereka ke wilayah utara. Meskipun Lizra merasa agak terganggu dengan kehadiran Rozen, dia tetap fokus pada tujuan

mereka.

"Saya yakin semuanya akan berjalan dengan baik, nona. Kita harus tetap fokus pada tujuan kita." Seru Lizra yang duduk bersama Adrian

di kursi depan. Mereka melanjutkan perjalanan mereka ke wilayah utara, dengan harapan akan menemukan solusi untuk masalah yang dihadapi, meskipun dengan kehadiran Rozen yang sedikit mengganggu. Lizra, Rozen, Ezra, dan Adrian, seorang pengawal setia, berjalan melalui hutan menuju wilayah utara. Mereka membawa tas tidur dan perbekalan untuk perjalanan mereka. Langit mulai gelap, menandakan bahwa malam akan segera tiba.

"Kita harus mencari tempat yang aman untuk berkemah semalam sebelum melanjutkan perjalanan besok pagi." Seru Lizra, Mereka tiba di pinggiran hutan yang cukup terbuka, dan Lizra menunjuk ke sebuah tempat yang cocok untuk berkemah.

"Di sana, di samping sungai itu, nampaknya tempat yang cukup baik." Katanya.

Mereka mulai menyiapkan perkemahan mereka. Adrian membantu mendirikan tenda sementara Lizra dan Ezra mengatur perapian dan memasak makan malam. Rozen membantu dengan membersihkan area sekitar dari cabang dan batu-batu yang tajam.

"Kita harus memastikan tempat ini aman dari ancaman apa pun." Seru Rozen kepada mereka, Malam pun tiba, dan mereka duduk di sekitar api unggun, menikmati makan malam mereka. Meskipun lelah, mereka tetap bersemangat untuk perjalanan mereka ke wilayah utara besok pagi. Lizra, Rozen, Ezra, dan Adrian saling bertukar cerita sambil duduk di sekitar api unggun. Meskipun mereka

memiliki latar belakang dan peran yang berbeda, saat ini mereka berbagi momen

kebersamaan yang berharga.

"Kita harus beristirahat sekarang agar bisa melanjutkan perjalanan kita dengan segar besok pagi." Seru Lizra lalu berdiri. Mereka

berempat masuk ke dalam tenda mereka masing-masing.

1
Hikam Sairi
baca
salwi
/Chuckle/
salwi
👍
salwi
🫰
Olive
up sering2 thor
Bird
👣👣👣👣
Keyzie
🦾🦾
Pembaca Setia
👣👣👣
sysyn
🤗🤗🤗
sysyn
🥲
cell
halo kak, izin koreksi. Lizza kan dokter yah. Do deskripsi novelnya penulisan dokter nya pakai "Dr" tapi yang bener itu "dr" kak. Soalnya kalau "Dr" itu gelar doktor bukan dokter
Melsbay: thankyou...
total 1 replies
IndraAsya
👣👣👣
Melsbay
😁
Rahmat Aljissri
Mantap
Keyzie
lanjutkan👍👍
sysyn
👍👍👍
Rinjani Putri
aku mampir juga ya tinggalkan jejak bintang
Melsbay: trims ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!