NovelToon NovelToon
Istri Tujuhbelas Tahun

Istri Tujuhbelas Tahun

Status: tamat
Genre:Tamat / perjodohan / nikahmuda / Cinta setelah menikah / Cinta Paksa / Beda Usia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:4.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Titin

Akeno seorang lelaki pengusaha berwajah oriental itu terpaksa menikahi wanita muda berusia tujuhbelas tahun demi mengikuti keinginan neneknya kesehatan neneknya yang memburuk memaksanya menuruti kemauan neneknya.

Gadis muda yang memiliki sifat dewasa itu diam diam mencuri hati Akeno. Ini sangat bertentangan dengan keinginannya. Akankah Akeno mampu menepis rasa yang terlanjur singgah dihatinya? Sedang pesona Gresia Ananta begitu nyata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Titin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 2

Gresia terlihat canggung ditengah keramaian mall ternama dikota A. Sudah tujuh belas tahun usianya, tapi belum sekalipun dia datang ketempat seperti ini. Dia hanya tau mall dari ponsel usang yang dia miliki. Tapi tak sekalipun dia pernah berkunjung ketempat ini.

"Apakah nyonya hanya akan berdiri saja disini?" tanya Adrian membuyarkan lamunan Gresia. Dia menatap Adrian dengan gugup. "Aku tidak tau harus mulai dari mana. Bisakah kau membantuku menunjukkannya. Jujur aku baru pertama pergi ketempat seperti ini." jelas Gresia dengan wajah merona karena malu. Gadis seusianya tentu takkan asing dengan tempat ini, tapi dia bahkan tau harus apa.

Adrian tersenyum simpul, dia tau apa yang diucapkan Gresia adalah benar. Sebelum dia memasuki keluarga Akeno Adrian telah menyelidiki kepribadian nyonya mudanya itu.

"Silahkan nyonya ikut saya." pinta Adrian dengan sopan. Gresia mengikuti langkah lebar Adrian menuju butiq dengan brand ternama dunia. Bahkan Gresia beberapa kali harus membulatkan matanya oleh harga yang begitu pantastis yang tertempel pada baju yang akan dia beli.

"Adrian aku rasa baju ini terlalu mahal," bisik Gresia pada Adrian yang berdiri disampingnya.

"Bagi nyonya Akeno harga ini sudah yang standart." jawab Adrian dengan senyum.

"Tolong pilihkan baju yang sesuai dengan nyonyaku, lalu kirim kealamat ini." titah Adrian pada pelayan butiq.

"Baik tuan."

Gresia diam mematung, tak hanya baju. Adrian juga membawanya membeli sepatu juga beberapa tas. Lagi-lagi Gresia sesak napas melihat harga pada barang-barang yang dibeli Adrian.

Grasia sudah lelah belanja berjam-jam dan mulai meminta pulang. Tapi lagi-lagi Adrian memintanya membeli sesuatu.

"Ini yang terakhir. Nyonya harus membeli perlengkapan sekolah." ujar Adrian sembari tersenyum.

"Tidak perlu, aku sudah punya dirumah." tolak Gresia.

"Maaf nyonya, tuan memindahkan nyonya kesekolah elite dikota A ini. Jadi barang-barang nyonya tak memenuhi standar disekolah baru nyonya nanti." Jelas Adrian masih dengan senyum dibibirnya.

Grasia terdiam, sekolah elite? Mendengarnya saja membuatnya pusing. "Baiklah terserah padamu Adrian." sahut Gresia pasrah.

Menjelang makan malam Gresia dan Adrian baru sampai di mansion. Saat makan malam tak ada Akeno di meja makan. Itu menandakan Akeno tidak pulang malam ini. Ketidak hadiran Akeno di meja makan justru membuat Gresia lega. Dia enggan bersitatap dengan tatapan tajam yang terlihat gelap bak malam kelam itu.

Malam harinya Gresia dibantu pelayan wanita menyusun barang-barang yang dia beli tadi siang.

"Nyonya, barang lama milik nyonya harus disingkirkan. Itu sudah tak layak pakai." ucap pelayan dengan sangat hati-hati. Dia tak ingin menyinggung nyonya mudanya dengan kata-kata.

Gresia mendesah pelan. "Tidak apa singkirkanlah. Tapi buku sekolahku biar saja disitu. Ada banyak catatan yang masih aku perlukan."

"Baik nyonya."

Pelayan wanita itu membawa semua barang yang sudah susah payah Gresia bawa dari rumah dan kini akan menjadi penghuni tong sampah.

Lelah, itu yang dirasa Gresia saat ini. Dengan mata terpejam dia berbaring di tempat tidur mencoba untuk tidur. Dalam hitungan menit dia sudah terlelap.

Sementara Akeno pulang hampir jam satu malam disaat semua penghuni rumah sudah terlelap. Kehadirannya disambut oleh Adrian.

"Apa istriku merepotkanmu seharian ini?" tanya Akeno datar.

"Tidak tuan."

"Baguslah. Seberapa banyak dia menghabiskan uangku saat belanja?" tanya Akeno lagi sembari menatap Adrian di sampingnya.

Adrian tersenyum simpul. "Sepertinya nyonya bukan wanita yang pandai menghamburkan uang, tuan." jelas Adrian.

"Benarkah? Aku tidak yakin, tunggulah sebentar lagi. Aku yakin dia takkan mampu menahan diri untuk tidak menghamburkan uangku." ucap Akeno dengan seringai dibibirnya.

"Mungkin saja tuan." sahut Adrian ragu. Dia tidak melihat tanda-tanda itu pada diri nyonya mudanya.

"Aku mau istrahat, kau juga istrahatlah."

"Baik tuan." sahut Adrian sembari membungkukkan setengah tubuhnya dan menunggu tuannya beranjak pergi.

Akeno menghentikan langkahnya di deapan kamar Gresia, berusaha membuka handle pintu dan ternyata tidak terkunci sama sekali.

"Gadis ceroboh!" umpatnya sembari masuk perlahan kedalam kamar. Manik hitamnya menatap lekat tubuh molek diatas ranjang. Sinar yang temaram membuat pandangannya tak begitu jelas melihat raut wajah istrinya yang tengah terlelap.

Tapi lekuk tubuh sintalnya dapat terlihat walau temaram. Gresia memiliki tubuh yang sangat sempurna diusianya yang baru tujuh belas tahun dan Akeno mengakui itu.

Setelah puas menatap tubuh Gresia dia pun pergi meninggalkan kamar itu menuju kamarnya. Tubuhnya sudah terasa sangat lelah butuh istrahat.

***

Gresia menuruni tanga dengan tergesa menuju meja makan. Sementara Akeno sudah menunggunya disana.

Akeno sudah membuka mulutnya ingin memarahinya tapi kalimatnya tertelan begitu saja. Manik hitamnya terpaku pada sosok Gresia yang terlihat bak putri bangsawan ingris dengan seragam sekolahnya. Seragam dengan rompi pas badan membentuk lekuk tubuhnya dengan sempurna ditambah rok mini berbiku yang memperlihatkan kaki jenjang nan mulus bak poslen. Akeno menelan salivanya dengan kasar.

"Maaf aku kesiangan." ucap Gresia merasa bersalah membuat suaminya menunggu lama.

"Kalau tidak biasa bangun pagi. Putar Alarm, jangan membuat orang menunggumu!" sahut Akeno dengan ekspresi dingin.

Gresia hendak menyangkal ucapan Akeno, dia biasa bangun pagi tapi melihat sorot mata kelam itu dia tak berani angkat bicara.

"Cepat makan kau tak punya banyak waktu." titah Akeno. Gresia mengangguk patuh, menghabiskan sarapannya lalu pergi kesekolah bersama Adrian.

Gresia menatap takjub gedung sekolah barunya. Rata-rata murid datang diantar dengan mobil super mewah seperti dirinya. Ini benar-benar sekolah para anaknya sultan.

Adrian mengantar Gresia sampai kebangku sekolahnya. Adrian tak mau nyonyanya mendapat kesulitan dihari pertamanya.

"Nona saya permisi dulu, semoga hari nona menyenangkan." ucap Adrian saat pamit. Kata nona yang diucapkan Adrian membuatnya lega. Setidaknya menyembunyikan status istri dihadapan teman sekolahnya terasa lebih baik.

Gresia gadis pendiam, dia jarang bicara juga tak pandai berintraksi dengan orang lain. Saat dirumah lama tak satupun dari penghuni rumah yang mau mengajaknya ngobrol. Mereka bicara pada Gresia hanya saat memerintah dia untuk melakukan pekerjaan rumah dan lainnya. Begitu juga disekolah, pengaruh hasutan adik tirinya membuat teman sekolah memjauhinya. Keadaan itu membuatnya terbiasa tenggelam pada dunianya sendiri tak perduli orang sekitar.

"Hay, kau anak baru ya?" sapa gadis cantik teman sebangku Gresia. Senyumnya mengembang sempurna menatap Gresia. Gresia hanya mengangguk kecil.

"Kenalkan aku Ayana, putri ketiga keluarga Samata." ucap Ayana sembari mengulurkan tangannya.

"Aku Gresia." sahut Gresia singkat. Dia sengaja tak menyebutkan nama belakang dari keluarga ayahnya dia yakin Ayana tak mengenalnya.

"Apa bisnis papamu?" tanya Ayana dengan ramah.

"Ayahku memiliki beberapa tempat makan, tidak terlalu besar tapi cukup untuk menghidupi kami sekeluarga." sahut Gresia apa adanya.

Ayana terbahak mendengar jawaban Gresia. "Aku suka padamu, kau gadis yang rendah hati." ucapnya sembari menepuk bahu Gresia dengan gerakan pelan. Siapa yang percaya bahwa papanya memiliki usaha hanya cukup untuk makan, sementara tas sekolahnya seharga puluhan juta rupiah.

"Aku tidak bohong," tegas Gresia meyakinkan.

"Tentu aku percaya padamu," sahut Ayana sembari tersenyum penuh arti sementara netranya memindai barang-barang yang dikenakan Gresia, semua berharga pantastis bahkan dia tak mampu membelinya.

To be continuous

Mohon dukungannya ya readers sayang 🥰🙏

1
Maria Lyssa
Kecewa
Maria Lyssa
Buruk
Padmi
good job
Desak Jegeg
Luar biasa
Ct Marimar
lambat betul jln cerita nie ..slow...
Mbak anee
mampir
Dewi Fajar
dia se enaknya pergi ..istrinya nggak boleh
Dewi Fajar
hehehehe ya pantas Ayana tak percaya.yg diucapkan tak sama dengan peralatan sekolah nya
Dewi Fajar
mampir ya thor
Lusia
dasar akeno ganjen,,udah punya istri masih aja gandengan ma cewek🙄🙄
Ana
🤣
ana cahaya
Luar biasa
ana cahaya
Lumayan
Uni Rasid
up lg thor
Trisna
Ayana Lo cukup cerewet juga ya
Trisna
awe mereka yang berpelukan gue yang deg-degan
Kamilda Kamilda
Biasa
Kamilda Kamilda
Lumayan
MaRyachi_97
Extraordinary!
MaRyachi_97
Bapaknya ada darah Jepangnya (melihat dri nama paman akeno), Ibunya Ada darah bule² baratnya, Anaknya malah pake nama Korea😭🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!